Adapun “al-Muhaimin”, maka tercantum dalam satu tempat dalam al-Qur’an, yaitu firman Allah Ta’ala,

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Maharaja yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga keamanan, Pemelihara keselamatan, Yang Maha Perkasa, Yang Mahakuasa, Yang memiliki Segala Keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan (Qs. al-Hasyr : 23)

Makna “al-Muhaimin” adalah yang mengetahui rahasia-rahasia segala perkara dan yang disembunyikan oleh dada-dada, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang menyaksikan amal perbuatan makhluk, mengawasi mereka dalam berbicara dan berbuat. Tidak ada yang tersembunyi sedikitpun dari perbuatan mereka meskipun sebiji sawi di atas bumi atau di atas langit.

Adapun “al-Muhith” disebutkan dalam beberapa tempat. Allah Ta’ala berfirman,

وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا

dan (pengetahuan) Allah meliputi segala sesuatu (Qs. an-Nisa : 126).

إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan (Qs. Ali Imran : 120).

وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ

Dan Allah meliputi orang-orang kafir (Qs. al-Baqarah : 19).

Ini adalah nama yang menunjukkan akan ilmu, kekuasaan dan kekuatan-Nya yang meliputi segala sesuatu, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّاسِ

Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu : “Sesungguhnya (ilmu) Rabbmu meliputi segala manusia.” (Qs. al-Isra : 60),

لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu. (Qs. ath-Thalaq : 12)

وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَىٰ كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا

Sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. (Qs. al-Jin : 28).

Ilmu-Nya meliputi semua makhluk-Nya, maka tidak ada yang bisa tersembunyi bagi-Nya. kekuatan-Nya meliputi semua makhluk-Nya, maka tidak ada yang dapat melemahkan-Nya di bumi maupun di langit. Demikian pula dengan kekuasaan-Nya juga meliputi semua makhluk-Nya, maka tidak ada yang dapat lari dari-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا ۚ لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ

Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah) (Qs. ar-Rahman : 33)

Adapun “al-Muqiit”, maka hanya disebutkan pada satu tempat, yaitu firman-Nya Ta’ala,

مَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَكُنْ لَهُ نَصِيبٌ مِنْهَا ۖ وَمَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً سَيِّئَةً يَكُنْ لَهُ كِفْلٌ مِنْهَا ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتًا

Barang siapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang baik, niscaya dia akan memperoleh bagian (pahala)-nya. Dan barang siapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang buruk, niscaya dia akan memikul bagian dari (dosa)nya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Qs. an-Nisa : 85). Maknanya adalah yang menyampaikan kepada makhluk makanan dan rezekinya, yang memberikannya sesuai dengan yang Dia kehendaki dari hikmah dan pujian-Nya. Yaitu bahwasanya Dialah yang menurunkan makanan kepada makhluk dan membagi rezeki mereka yang kecil maupun yang besar, yang kaya maupun yang miskin, yang lemah maupun yang kuat. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz) (Qs. Huud : 6). Semua makanan dan rezeki ini telah ditentukan oleh Allah Ta’ala ketika menciptakan bumi. Allah Ta’ala berfirman,

وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ

Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)nya dalam empat masa, memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukannya. (Qs. Fushshilat : 10), maksudnya Allah Ta’ala menakdirkan apa yang dibutuhkan penghuni bumi berupa rezeki, tempat untuk mereka bercocok tanam, dan apa yang mendatangkan kemaslahatan bagi mereka dari perdagangan, pepohonan dan kebaikan-kebaikan.

Dan ada juga makna lain dari  “al-Muqiit”, Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Dan firman-Nya,

وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتًا

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Qs. an-Nisa : 85), Ibnu Abbas, Atha’, Athiyyah, Qatadah, dan Mathar al-Warraq berkata, “Muqiita” adalah yang menjaga.” Mujahid berkata, “Yang menyaksikan”, dan dalam riwayat lain, beliau berkata, “Yang menghitung.” Sa’id bin Jubair, as-Suddi dan Ibnu Zaid berkata, “Yang Kuasa.” Abdullah bin Katsir berkata, “al-Muqiit adalah yang Mahatetap”, Adh-Dhahhak, berkata, “Al-Muqiit adalah Yang Maha Memberi Rezeki.” (Tafsir Ibnu Katsir 2/324 dan lihat pula Tafsir ath-Thabari 7/272)

Tidak salah kalau nama ini mencakup semua makna di atas, yaitu Yang ilmu-Nya meliputi semua hamba, keadaan mereka, dan apa yang mereka butuhkan. Kekuatan-Nya juga meliputi mereka. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, yang menjaga mereka, rezeki dan memberikan pertolongan bagi mereka. Yang memberikan bagi badan manusia makanan dan rezeki serta menganugerahkan ilmu dan iman bagi hati hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sebagaimana yang pernah dikatakan,

فَقُوْتُ الرُّوْحِ أَرْوَاحُ الْمَعَانِي   وَلَيْسَ بِأَنْ طَعِمْتَ وَأَنْ شَرِبْتَا

Makanan rohani adalah sedalam-dalamnya makna

Dan bukan dengan engkau makan atau minum

Adapun “al-Waasi”, maka telah disebutkan dalam al-Qur’an berulang kali. Allah Ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas(pemberian-Nya), Maha Mengetahui (Qs. al-Baqarah : 247)

فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui (Qs. al-Baqarah : 115)

Maknanya adalah yang luas sifat-Nya dan yang berkaitan dengannya, yang tidak ada seorang pun yang dapat sampai kepada pujian terhadap-Nya, bahkan Dia seperti yang Dia puji dari-Nya. Dia luas keagungan, kekuasaan, kerajaan, keutamaan, kebaikan, dan yang agung kedermawanan dan kemulian-Nya.

Allah Ta’ala berfirman tentang keluasan ilmu-Nya,

وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ

Ilmu tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran ? (Qs. al-An’am : 80).

إِنَّمَا إِلَٰهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا

Sesungguhnya ilahmu hanyalah Allah, yang tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. “ (Qs. Thaha : 98). Dan Allah Ta’ala berfirman tentang keluasan rahmat-Nya,

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ

Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu (Qs. al-A’raf : 156).

رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا

Ya tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada padaMu meliputi segala sesuatu (Qs. Ghafir : 7)

فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ رَبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ

Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah, “Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas … (Qs. al-An’am : 147)

Dan Allah Ta’ala berfirman tentang keluasan rezeki-Nya,

وَإِنْ يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلًّا مِنْ سَعَتِهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ وَاسِعًا حَكِيمًا

Dan jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari karunia-Nya. dan Allah Mahaluas (karunia-Nya), Mahabijaksana (Qs. an-Nisa : 130)

قُلْ إِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas, Mahamengetahui (Qs. Ali Imran : 73)

إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (Qs. an-Nur : 32)

Dan Allah Ta’ala berfirman tentang keluasan ampunan-Nya,

وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui (Qs. al-Baqarah : 268)

إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ

Sungguh, Tuhanmu Maha luas ampunan-Nya. (Qs. an-Najm : 32)

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri ! janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang (Qs. az-Zumar : 53)

Dan Allah Ta’ala berfirman tentang keluasan pahala-Nya,

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah, Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui (Qs. al-Baqarah : 261).

Di antara bukti nama-Nya “al-Waasi’ ” adalah Dia memberikan keluasan kepada hamba-hambaNya dalam urusan agama mereka dengan tidak membebani mereka, kecuali sesuai dengan keluasan atau kemampuan mereka. Allah Ta’ala berfirman,

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.(Qs. al-Baqarah : 286)

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu (Qs. al-Baqarah : 185)

يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (Qs. an-Nisa : 28)

Segala puji bagi Allah Ta’ala atas apa yang Dia anugerahkan dan yang Dia mudahkan dengan pujian yang baik dan berbarakah, sebagaimana yang diridhai oleh Rabb kita dan yang Dia cintai.

Wallahu A’lam (Redaksi)

Sumber :

Fikih Asma’ul Husna, Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr