kebahagiaan-rumahtanggaAlhamdulillah, Segala puji hanya bagi Alloh yang telah menjadikan kebahagiaan hidup sebagai sesuatu yang diidam-idamkan oleh setiap insan.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Alloh yang telah menjadikan banyak sebab menuju kepada kebahagiaan.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Alloh yang telah mengutus RosulNya Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam untuk menunjukkan dan menuntun manusia kepada sebab-sebab menuju kebahagiaan.

Pembaca yang budiman…

Edisi kali ini, insya Alloh kita akan menyebutkan beberapa sebab teraihnya kebahagiaan.

Di antara sebab akan teraihnya kebahagiaan adalah ;

1. Beriman dan beramal sholeh dengan sebenarnya.

Alloh azza wajalla berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ{ [النحل: 97]

”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. An Nahl : 97 )

Ibnu Katsir, dalam Tafsiru al-Qur’an al-Azhim mengatakan, Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maksudnya yaitu amal (perbuatan) yang mengikuti Kitab Alloh dan Sunnah nabi-Nya shallallohu ‘alaihi wasallam.

2. Berperilaku baik melalui ucapan, perbuatan dan segala bentuk al-Ma’ruf.

Alloh berfirman,

لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا [النساء : 114]

”Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (Qs. An Nisa : 114)

3. Memperbanyak Dzikir kepada Alloh.

Alloh ta’ala berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ [الرعد : 28]

”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar Ro’d : 28)

4. Pandanglah ke bawah, Anda akan melihat besarnya nikmat Alloh.

Dari Abu Huroiroh-semoga Alloh meridhoinya-, ia berkata, Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasalam bersabda,

انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

“Lihatlah orang yang ada di bawah dari kalian, jangan melihat yang ada di atas kalian, karena yang demikian lebih mendorong untuk tidak mengurangi nikmat Allah atasmu.” (HR. at Tirmidzi)

5. Mohon pembenahan Ilahi dalam segala urusan.

Hal yang paling bermanfaat dalam meniti peristiwa di masa mendatang adalah mengamalkan doa yang diamalkan oleh nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, Abu Huroiroh berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdoa sebagai berikut,

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

“ALLOOHUMMA ASH-LIH LII DIINII ALLADZII HUWA ‘ISHMATU AMRII, WA ASH-LIH LII DUN-YAAYA ALLATII FIIHAA MA’AASYII, WA ASH-LIH LII AAKHIROTII ALLATII FIIHAA MA’AADII, WAJ’ALIL HAYAATA ZIYAADATAN LII FII KULLI KHOIRIN, WAJ’ALIL MAUTA ROOHATAN LII MIN KULLI SYARRIN” “Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan !” (HR.Muslim)

Juga doa beliau :

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

“ALLAHUMMA RAHMATAKA ARJUU FALAA TAKILNII ILAA NAFSII THARFATA ‘AININ, WA ASH-LIH LII SYA`NII KULLAHU LAA ILAAHA ILLA ANTA” ”Ya Allah ya Tuhanku, aku mengharap rahmat-Mu, karena itu janganlah Engkau serahkan urusanku kepada diriku sendiri (janganlah Engkau berpaling dariku) sekejap mata, perbaikilah semua urusanku, tidak ada Tuhan selain Engkau).” (HR. Abu Dawud)

6. Bersikap adil dan bijaksana dalam bergaul.

Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ

”Janganlah seorang mu’min lelaki membenci seorang wanita mu’minah. Karena, kalaupun ia tidak menyenangi suatu karakter yang ada padanya, tentu ia menyenangi karakter lain yang ada padanya.” (HR. Muslim)

Hadis ini mengndung dua hikmah yang agung :

Pertama, arahan untuk bergaul dengan istri, kerabat dekat, teman, orang yang bekerjasama dengan Anda, dan semua yang ada keterkaitan dan hubungan antara Anda dan dia. Yaitu, seyogyanya Anda tata batin anda dalam bergaul dengannya, bahwa pasti ia mempunyai cela atau kekurangan atau hal yang tidak Anda sukai. Jika Anda dapati hal yang demikian, bandingkanlah itu dengan kuatnya pertalian dan kesinambungan cinta antara Anda dan dia yang wajib atau seyogyanya Anda bina, dengan mengingat sisi-sisi kebaikan, maksud-maksud baik yang bersifat umum atau khusus yang ada pada dirinya. Dengan menutup mata dari sisi-sisi keburukan dan memandang sisi-sisi kebaikan, persahabatan dan tali hubungan akan langgeng dan ketenteraman batin akan terwujud bagi Anda.

Kedua, yaitu hilangnya kegelisahan maupun keguncangan, langgengnya ketulusan cinta, keberlanjutan menunaikan tuntutan bergaul yang bersifat wajib maupun sunah, dan terwujudnya ketentraman batin antara kedua belah pihak.

7. Menata hati untuk hanya mengharap pahala Ilahi dalam berbuat kebajikan.

Di antara sarana yana paling bermanfaat untuk mengusir kegundahan (sehingga teraih kebahagiaan) adalah hendaknya Anda menata hati untuk tidak meminta ucapan terima kasih atau imbalan kecuali dari Alloh.

Jika Anda berbuat baik untuk orang yang mempunyai atau yang tidak mempunyai hak atas diri Anda, sadarilah bahwa itu adalah hubungan ‘ubudiyah Anda dengan Alloh. Kerenanya, janganlah Anda menaruh perhatian Anda pada balasan terima kasih orang yang Anda beri suatu jasa atau pemberian itu. Sebagaimana firman Alloh dalam menceritakan sikap para hambaNya yang pilihan,

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

”Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Qs.al-insan : 9)

Prinsip ini lebih ditekankan dalam hubungan Anda dengan keluarga, anak-anak dan orang-orang yang jalinan ikatan Anda dengan mereka kuat. Maka, jika Anda kuatkan hati Anda untuk membuang jauh-jauh dari hati Anda tindak buruk dari mereka, berarti Anda telah membuat orang tenteram (tidak mengganggu Anda) dan sekaligus Andapun tenteram.

8. Yakinlah, bahwa cobaan itu kecil dibandingkan besarnya karunia.

Demikian halnya, jika seseorang tertimpa atau khawatir tertimpa coban atau hal yang tidak diinginkannya, seyogyanya ia membandingkan nikmat-nikmat yang masih melekat padanya,baik di sisi kehidupan religi atau duniawi, dengan cobaan-cobaan yang menimpanya itu. Maka, saat membandingkan antara keduanya itu, akan nyata betapa banyak nikmat yang dirasakannya dan betapa kecil cobaan yang menimpanya.

9. Percaya penuh kepada Alloh, tidak takluk kepada bayangan buruk.
[pJika hati seseorang bersandar dan bertawakkal kepada Alloh, tidak takluk kepada bayang-bayang buruk dan tidak pula dikuasai oleh khayalan-khayalan buruk, sedang ia percaya penuh kepada Alloh dan mendambakan karuniaNya, maka dengan itu segala kegelisahan dan kegundahan akan tertangkis, sejumlah penyakit luar maupun dalam akan hilang darinya, dan akan tercipta di hatinya kekuatan, kelapangan dan kegembiraan yang tak mungkin terungkapkan oleh kata.

10. Mensyukuri berbagai Nikmat Alloh.

Begitu juga mensyukuri berbagai nikmat Alloh yang zhohir maupun yang batin adalah di antara sarana menuju kelapangan dan ketenteraman hati. Karena, mengetahui dan menyebut-nyebut nikmat itu menjadi salah satu sebab yang dengan itu Alloh menangkis kegelisahan dan kegundahan. Wallohu a’lam

Demikianlah 10 sebab teraihnya kebahagiaan yang ingin kami sebutkan. Mudah-mudahan Alloh memberikan taufiq kepada kita dan saudara kita kaum muslimin untuk mengamalkannya. Aamiin

Sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya (Redaksi)