NEW YORK–Pencetus pembangunan Pusat Kebudayaan Islam dan masjid di dekat Ground Zero, atau disebut juga proyek Park51, Imam Feisal Abdul Rauf, mengatakan dirinya akan mempertimbangkan pemindahan lokasi pembangunan bila ada pihak yang menawarkan lokasi lain.

“Jika ada pihak yang menawarkan lokasi lain. Kami tentu akan memindahkan lokasi pembangunan. Saya tekankan rencana pembangunan Pusat Kebudayaan Islam itu merupakan usaha untuk meningkatkan hubungan antara Islam dan AS,” papar dia seperti dikutip dari The Nation, Senin (31/1). Imam Feisal mengatakan alternatif lokasi haruslah lebih baik dari rencana sebelumnya.

Hal yang sama juga ditegaskan Abdul Rauf kepada The Buffalo News saat melakukan tur di New York. “Jika seseorang menawarkan lokasi lain, saya mau pindah. Saya mau pindah karena seluruh hidup saya adalah untuk meningkatkan hubungan dengan orang-orang,” katanya.

Pernyataan Abdul Rauf soal kemungkinan pindah ini sempat menimbulkan kebingungan. Pasalnya, Sharif El-Gamal, pemilik Soho Properties yang pada 2009 bersama Abdul Rauf menggagas proyek Park51, pada Senin (31/1) mengeluarkan pernyataan yang menegaskan pihaknya tetap akan membangun proyek tersebut di lokasi awal, yakni 51 Park Place di Lower Manhattan. “Seperti yang telah kami nyatakan setahun lalu, Park51 tak akan pindah dalam kondisi apa pun,” ujarnya dalam pernyataannya, seperti dikutip times.com.

Dalam pernyataannya, Gamal juga menegaskan independensinya dari Abdul Rauf. “Imam Feisal tak punya otoritas atau kontrol atas proyek ini, atas dewan direksi (proyek Park51) atau atas Soho Properties,” ujar Gamal, yang merupakan pemilik properti dari proyek Park51.

Dalam sebuah wawancara singkat, Senin, Abdul Rauf mengakui terdapat perbedaan visi antara dirinya dengan Gamal atas proyek Park51. “Mr Gamal lebih fokus pada aspek Islam daripada pada aspek antaragama,” kata Abdul Rauf. “Dia datang dari sudut pandang mendirikan Pusat Kajian Islam,” ujarnya.

Rauf mengatakan dirinya menyebut proyek tersebut sebagai Cordoba House, merujuk pada sebuah periode sejarah di Cordoba, Spanyol, sekitar 1.000 tahun yang lalu, saat Muslim, Yahudi, dan Kristen hidup berdampingan dan menciptakan pusat intelektual, spiritual, budaya, dan komersial. “Kami percaya, kita akan berhasil dalam membangun visi ini, apakah itu di lokasi ini atau lokasi lain,” pungkasnya.

Abdul Rauf juga mengatakan menerima posisi yang lebih rendah dalam proyek Park51. “Karena Syarif (El-Gamal) yang memiliki properti, dia mengambil alih tanggung jawab,” ujarnya. “Jadi, saya memutuskan untuk fokus pada isu yang lebih luas, yakni dialog antaragama, yang selama ini memang merupakan pekerjaan saya.”

Mengenai pernyataannya soal kesediaan untuk pindah lokasi, ia mengatakan hal itu konsisten dengan pernyataan-pernyataannya sebelumnya. Sebelumnya, Abdul Rauf beberapa kali mengatakan ia terbuka terhadap ide pemindahan lokasi.(rpblk)