Tanya :

Siapakah yang dimaksud ahli kitab sekarang ? karena orang nashrani kaum salibis mereka percaya kepada tiga oknum oleh karenanya mereka adalah musyrik, dan orang-orang yahudi pembunuh para nabi, musuh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah musyrik karena mereka mengatakan ( kami adalah kekasih Allah,—- Tangan Allah terbelengu … ) dan kitab yang ada pada mereka sudah dirubah-rubah sebagaimana sudah diketahui umum, oleh karena itu, kami mengharap dari yang mulia untuk menjawab dan menghilangkan kebingungan kami ini ! dan semoga Allah membalasnya dengan kebaikan

Jawab :

Ahli kitab adalah orang-orang yahudi dan orang-orang nashrani walaupun mereka syirik, dan kesyirikan ini telah ada pada mereka ketika al-Qur’an diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah telah memberitahukan tentang perbuatan orang-orang nashrani bahwa mereka menuhankan Nabi Isa ‘alaihissalam dan bahwa mereka menjadikannya tuhan bersama Allah dan mereka menyembahnya bersama Allah, Allah berfirman : (Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:”Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri) berkata:”Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. 5:72) Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:”Bahwanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Ilah (yang kelak berhak disembah) selain Ilah Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (QS. 5:73) Sebagaimana juga Allah telah memberitakan tentang orang-orang yahudi, bahwa mereka berkata : ‘Uzair adalah anak Allah. Dan Allah telah memberitahukan tentang ahli kitab semuanya ( Yahudi dan Nashrani ) bahwa mereka menjadikan pendeta-pendeta mereka sebagai arbab ( tuhan-tuhan ) selain Allah, Sebagaimana firman-Nya (Orang-orang Yahudi berkata:”Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata:”Al-Masih itu putera Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dila’nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling. (QS. 9:30) Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. 9:31) Dan firman-Nya : (Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Ilah selain Allah.Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:”Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS. 3:64) Dan Allah telah memberitahukan bahwa mereka mengakui adanya tiga oknum yang mereka sembah dan Allah telah melarang mereka dari perbuatan tersebut dengan firman-Nya : Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan:”(Ilah itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Ilah Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. (QS. 4:171) Dan lain-lainnya dari ayat al-Qur’an yang menunjukkan akan kemusyrikan dan kekufuran mereka sewaktu al-Qur’an diturunkan, dan Allah telah menamai ( menyebut ) mereka sebagai ahli kitab dalam banyak tempat dari Al-Qur’an.