إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

MA’ASYIRAL MUSLIMIN SIDANG ‘IDUL FITRI RAHIMAKUMULLAH!!!

Belakangan, banyak peristiwa yang melanda negri ini dari bencana alam yang datang silih berganti, seakan-akan tak pernah berhenti menguji bangsa kita yang semakin hari semakin terpuruk. Gelombang tsunami, gunung merapi, lumpur lapindo, tanah longsor dan masih banyak lagi bencana-bencana lain yang semua masih menyisakan tangis sanak famili dari korban-korbannya hingga detik ini. Entah sampai kapan negri ini akan selesai dari semua ujian atau mungkin ‘adzab’(menurut sebagian orang)?

MA’ASYIRAL MUSLIMIN SIDANG ‘IDUL FITRI RAHIMAKUMULLAH!!!

Belum lagi sederetan kasus-kasus ‘heboh’ dan kriminalitas yang setiap harinya tidak pernah sepi menghiasi dan mengisi dunia surat kabar kita. Dari Maraknya pesta seks bebas dan narkoba di tengah para pelajar/mahasiswa, kawin cerai di kalangan ‘publik figur’, pembunuhan antar kerabat dekat, pemerkosaan ayah dengan anak kandungnya, hamil tanpa status ayah yang jelas, kawin kontrak yang tengah marak di tengah masyarakat dan perguruan tinggi, perselingkuhan di perkantoran, aborsi, bocah SD bunuh diri, penyulikan anak yang berakhir dengan sodomi dan pembunuhan, KKN di semua instansi baik pemerintah mau pun swasta, ‘ilegal logging’, pembobolan bank-bank, dan masih banyak lagi aksi-aksi kejahatan dan kemaksiatan baik yang dilakukan secara kolektif maupun individu yang belum disebutkan.

MA’ASYIRAL MUSLIMIN SIDANG ‘IDUL FITRI RAHIMAKUMULLAH!!!

Mungkinkah ini yang membuat negri kita tak pernah berhenti dari malapetaka yang menimpa dan dari keterpurukan yang semakin melanda? Karena musibah tidak akan terjadi menimpa suatu negri melainkan disebabkan oleh ulah tangan kebanyakan penduduknya (kemaksiatan yang mereka telah perbuat), sebagaimana disinyalir dalam banyak firman Allah subhanahu wata’ala diantaranya,

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ…

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.”…(QS. an-Nisa: 79)

ظَهَرَ اْلفَسَادُ فِى اْلبَرِّ وَاْلبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. ar-Ruum: 41)

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. as-Syura: 30)

MA’ASYIRAL MUSLIMIN SIDANG ‘IDUL FITRI RAHIMAKUMULLAH!!!

Bahkan kita menyaksikan dan mendengar sendiri bukan hanya pelaku-pelaku kemaksiatan tersebut saja yang menjadi korban dari keganasan dan dasyatnya adzab Allah bahkan orang-orang yang tidak tahu menahu akan perbuatan bejat dan nista orang-orang disekililingnya juga menjadi sasaran dari amukan kemarahan Sang ‘Muntaqim’.

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. al-Anfal: 25)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

إِذَا ظَهَرَ السُّوءُ فِي اْلأَرْضِ أَنْزَلَ اللهُ بِأَهْلِ اْلأَرْضِ بَأْسَهُ . فَقُلْتُ [ عائشة ] : وَفِيهِمْ أَهْلُ طَاعَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَالَ : نَعَمْ ثُمَّ يُصَيَّرُونَ إِلىَ رَحْمَةِ اللهِ تَعَالىَ

“Apabila keburukan/kejahatan telah tampak nyata (merajalela) di muka bumi ini, maka Allah akan menurunkan adzab-Nya kepada penduduk bumi tersebut, maka aku (Aisyah radhiyallahu’anha) berkata, sekalipun di antara mereka terdapat orang-orang yang ta’at kepada Allah, Nabi menjawab, iya, tetapi kemudian mereka dikembalikan kepada rahmat Allah subhanahu wata’ala.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh al-Albani)

MA’ASYIRAL MUSLIMIN SIDANG ‘IDUL FITRI RAHIMAKUMULLAH!!!

Peristiwa dasyat beberapa tahun lalu masih segar dalam ingatan kita. Seharusnya sangat cukup menjadi pelajaran untuk menyadarkan siapa pun yang merasa memiliki andil dalam mendatangkan kemurkaan Sang ‘Syadidul’Iqab’
.
Apalagi baru saja kaum muslimin yang merupakan kaum mayoritas negri ini digembleng sebulan penuh di bulan Ramadhan yang suci, dengan banyak mendekatkan diri di dalamnya, bertaubat dari semua maksiat yang telah diperbuat, banyak merenung dan memikirkan kehidupan masa depan yang lebih baik, tentu akan membuat kita penduduk negri ini semakin sadar dan berhenti dari melakukan hal-hal yang dapat mendatangkan kembali musibah-musibah tersebut.

MA’ASYIRAL MUSLIMIN SIDANG ‘IDUL FITRI RAHIMAKUMULLAH!!!

Ramadhan yang setiap tahunnya datang kepada kita dengan idzin Allah seharusnya telah mengantarkan kita kepada ketaqwaan haqiqi yang merupakan tujuan dan target utama dari disyariatkan puasa di dalamnya. Yaitu berupa kemampuan dalam mengerjakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya secara maksimal yang dapat menjadi faktor terbesar penghambat dan peredam kemurkaan Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun”. (QS. al-Anfal: 33)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

فَقَالَ الرَّبُّ: وَعِزَّتِي وَجَلاَلِي لاَ أَزَالُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَااسْتَغْفَرُونِي

“Demi kemulian dan keagungan-Ku, Aku senantiasa akan mengampunkan dosa-dosa hamba-hamba-Ku selama mereka mau meminta ampun kepada-Ku” (HR. Ahmad dan al-Hakim, dishahihkan oleh al-Albani)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ اْلحََسَنَة تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخٌلُقٍ حَسَنٍ

“bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan keburukan tersebut, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. at-Tirmidzi, dengan sanad hasan shahih)

MA’ASYIRAL MUSLIMIN SIDANG ‘IDUL FITRI RAHIMAKUMULLAH!!!

Ramadhan yang tidak pernah absen dari tahun-ketahun, yang telah kita jalani sampai saat ini seharusnya telah mengantarkan kita menjadi pribadi-pribadi yang muttaqin, sehingga semua yang menjadi karekteristik al muttaqin telah ada pada diri-diri kita, karakteristik yang mulia seperti yang dijelaskan dalam banyak ayat-Nya. Di antaranya Allah subhanahu wata’ala berfirman,

اَّلذِينَ يُنْفِقُُونَ فِى السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَاْلكَاظِمِينَ اْلَغَيْظَ وَاْلعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ اْلمُحْسِنِينَ. وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوااللهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran: 134)
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui.”
(QS. Ali’Imran: 135)

MA’ASYIRAL MUSLIMIN SIDANG ‘IDUL FITRI RAHIMAKUMULLAH!!!

Dalam ayat ini Allah menyebutkan bahwa di antara karakteristik mereka (al-Muttaqun) adalah:

  • mampu menginfakkan/menyedekahkan sebagian hartanya di jalan Allah baik dalam keadaan lapang (kaya, senang atau sehat) maupun dalam keadaan sempit (miskin, susah atau sakit). Kalau mayoritas masyarakat kita memiliki sifat seperti ini tentu ini akan menjadi kontribusi yang cukup besar dalam mengentaskan dan mengikis habis atau setidaknya meminimalisir tindakan pelaku-pelaku kemaksiatan yang pada umumnya selalu berdalihkan himpitan ekonomi di balik perbuatan mereka. Karena berarti ‘pintu’ yang mereka jadikan sebagai dalih di balik kejahatan yang mereka kerjakan telah ditutup dengan memberdayakan harta shadaqah yang dikeluarkan oleh almuttaqin tersebut. yang pada akhirnya dapat menjadi peredam kemurkaan dan adzab-Nya.
  • mampu meredam emosi dan amarah. Tidak kita ragukan lagi bahwa sederatan kemaksiatan dan tindakan kriminalitas terjadi karena tidak mampunya para pelaku dalam mengendalikan emosinya dan menahan syahwatnya. Tentunya dengan buah dari puasa Ramadhan inilah seharusnya kita semakin dapat mengendalikan dan meredakan emosi dan amarah tatkala ia bergejolak dan menahan hawa nafsu manakala ia mengajak kita ke jalan-jalan maksiat. Sehingga bencana-bencana yang merupakan jelmaan dari kemaha dasyatan murka Allah pun dapat diredakan dan tidak datang menimpa kita kembali.
  • mampu memaafkan kesalahan orang lain. sifat ini juga bisa menjadi salah satu faktor semakin berkurangnya kemaksiatan. Betapa tidak, karena kemaksiatan dan kejahatan tidak jarang terjadi karena permusuhan dan tidak saling memaafkan di antara mereka, atau masih terdapatnya di dalam diri mereka sifat dendam yang berakhir dengan saling menganiaya, saling membunuh dan lain sebagainya. Maka kasus-kasus ini dapat diatasi ketika manusia telah tumbuh dalam dirinya sifat pemaaf. Dan akhirnya dapat meredam kemurkaan-Nya.
  • segera meminta ampun dan bertaubat kepada Allah atas dosa-dosa yang telah diperbuat baik dari dosa kecil maupun besar, dan memiliki tekad yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan-perbuatan dosa itu lagi.

MA’ASYIRAL MUSLIMIN SIDANG ‘IDUL FITRI RAHIMAKUMULLAH!!!

Buah Ramadhan bukan hanya mampu meredam murka Allah subhanahu wata’ala tapi juga dapat mendatangkan keberkahan untuk negri kita ini jika buah tersebut betul-betul telah dimililiki dan diraih oleh semua penduduk negri ini, sebagaimana janji Allah subhanahu wata’ala,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ اْلقُرَى آمَنُوا وَاتَّقََوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرٍضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. al-‘Araf: 96)

MA’ASYIRAL MUSLIMIN SIDANG ‘IDUL FITRI RAHIMAKUMULLAH!!!

Demikian, mudah-mudahan khutbah Idul fithri yang singkat ini dapat menggugah hati kita dan membuat kita semakin semangat untuk memperbaiki serta meningkatkan amal sholeh kita sehingga dapat menjadi peredam murka dan sekaligus pembawa berkah ilahi dan semoga semua ibadah yang kita lakukan di bulan ramadhan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

(Muhammad Ruliyandi Abu Nabiel)