Tanda Kiamat kubro yang terakhir yang muncul sebelum terjadinya Kiamat adalah munculnya api dari â€کAdn yang mengelilingi manusia dari belakang mereka, ia menggiring manusia dari segala arah ke bumi Mahsyar yaitu Syam. Manusia pada hari itu terbagi menjadi tiga kelompok: Ada kelompok yang digiring dalam keadaan berharap dan cemas serta berkendara. Ada kelompok yang kadang-kadang berjalan dan kadang-kadang berkendara, saling bergiliran mengendarai unta. Dan yang ketiga adalah manusia-manusia lainnya, di mana mereka digiring oleh api tersebut, barangsiapa lambat niscaya dia disambar oleh api. Orang terakhir yang digiring adalah dua orang penggembala dari suku Muzaenah, di mana keduanya menggiring kambing-kambing mereka, lalu keduanya melewati Tsaniyatul Wada’ di Madinah, keduanya keluar tetapi keduanya langsung tersungkur tatkala mendengar tiupan sangkakala Kiamat.

Dalil-dalil tanda Kiamat kubro ini adalah hadits shahih di mana Rasulullah saw menyebutkan tanda Kiamat, “…dan yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman menggiring manusia ke padang Mahsyar.â€‌ Dalam riwayat, “Ia keluar dari dasar Adn.â€‌ Dalam riwayat, “…dan yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman dari dasar Adn menggiring manusia ke Padang Mahsyar.â€‌ (HR. Muslim, Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Dari Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah saw bersabda, “Akan keluar api dari arah Hadramaut atau dari Hadramaut sebelum Kiamat yang menggiring manusia.â€‌ Kami bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepada kami?â€‌ Nabi saw bersabda, “Pergilah ke Syam.â€‌ (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dishahihkan oleh Ibnu Hibban nomor 2312)

Bagaimana Api Menggiring Manusia

Nabi saw telah memberitahukan kepada kita bahwa penggiringan ini berbentuk tiga:
Pertama: Orang-orang yang digiring dalam keadaan berharap dan cemas berkendaraan.
Kedua: Orang-orang kadang-kadang berjalan, dan kadang-kadang mengendarai unta saling bergiliran.
Ketiga: Orang-orang yang digiring oleh api, ia mengelilingi dan menggiring mereka dari segala sisi ke bumi Mahsyar. Dan barangsiapa tertinggal maka ia dimakan api.

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Manusia digiring dalam tiga keadaan: Dalam keadaan berharap dan cemas, dua orang mengendarai satu unta secara bergiliran, tiga orang secara bergiliran, empat orang secara bergiliran dan sepuluh orang secara bergiliran. Dan yang lain digiring oleh api, api itu beristirahat di siang hari di mana mereka beristirahat, menginap di mana mereka menginap, mendapatkan pagi hari di mana mereka mendapatkan pagi hari dan mendapatkan sore hari di mana mereka mendapatkan sore hari.â€‌ (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Para ulama berbeda pendapat tentang waktu terjadinya penggiringan api kepada manusia. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa hal itu terjadi pada Hari Kiamat. Ini adalah pendapat At-Thibi, Al-Hulaimi, Al-Baihaqi dan Abu Hamid Al-Ghazali, mereka berdalil kepada kata â€کhasyr’ yang disebut tanpa embel-embel, maka ia menunjukkan hasyr (kebangkitan) dari kubur secara syar’i. Jadi menurut pendapat ini keluarnya api ini bukan termasuk tanda kiamat.

Al-Khattabi, Qadhi Iyadh, Qurtubi, Ibnu Katsir dan lain-lainnya berpendapat bahwa hal itu terjadi di dunia di akhir zaman sebelum Kiamat terjadi. Dalil mereka adalah hadis Abu Hurairah di atas. Di mana api berhenti bersama mereka di siang hari, bermalam, menemui pagi dan petang.

Hafizh Ibnu Katsir setelah menyebutkan hadits-haditsnya berkata, “Redaksi hadits-hadits menunjukkan bahwa hasry (penggiringan) ini adalah penggiringan orang-orang yang ada di penghujung dunia dari segala penjuru tempat berkumpul yaitu bumi Syam dan manusia pada saat itu terbagi menjadi tiga kelompok. Semua itu menunjukkan bahwa hal itu terjadi di akhir dunia, di mana ada berkendaraan di atas punggung unta dan lain-lainnya, juga orang-orang yang terlambat akan dimakan api. Kalau hal ini terjadi setelah tiupan kebangkitan manusia dari kubur niscaya tidak ada lagi kematian, hewan yang dikendarai, makan, minum dan berpakaian di Padang Mahsyar Kiamat. ….â€‌ (Al-Fitan wa al-Malahim 1/287).

Hafizh Ibnu Hajar, setelah beliau menelaah seluruh dalil, beliau memilih pendapat yang menyatakan bahwa hal itu terjadi di dunia karena di dalam hadistnya terdapat keterangan bahwa kendaraan berkurang karena terjangkit penyakit dan bahwa seseorang membeli seekor unta muda di kebun yang indah. Hal ini sangatlah jelas bahwa itu adalah kehidupan dunia. (Fath al-Bari 11/378)

Bumi Syam adalah tempat di mana api menggiring manusia ke sana

Nabi saw telah menyampaikan bahwa bumi di mana api ini menggiring manusia ke sana adalah bumi Syam. Dalam hadits shahih dari Bahz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya berkata, Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kalian akan digiring dalam keadaan berjalan kaki dan berkendara, dan kalian akan menghadapkan wajah kalian ke sini.â€‌ Lalu beliau menunjuk arah Syam (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, sanadnya dukuatkan oleh Hafizh Ibnu Hajar, Fath al-Bari 11/380)

Dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata, “Niscaya akan datang kepada manusia suatu masa di mana tidak tersisa seorang mukmin pun di bumi kecuali dia pindah ke Syam.â€‌ (HR. al-Hakim secara mauquf, dia berkata, “Shahih diatas syarat asy-Syaikhain.â€‌ Dan disetujui oleh adz-Dzahabi)

Orang terakhir yang digiring oleh api

Orang terakhir yang digiring oleh api adalah dua orang penggembala dari suku Muzaenah sebagaimana yang tertulis dalam hadits shahih dari Abu Hurairah berkata, Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang meninggalkan Madinah dalam keadaan baik seperti sediakala, ia tidak dihuni kecuali oleh binatang-binatang dan burung-burung yang buas, maka orang terakhir yang digiring adalah dua orang penggembala dari Muzaenah. Keduanya ingin ke Madinah sambil menggiring domba-domba mereka. Maka keduanya mendapati Madinah telah dipenuhi oleh binatang buas sehingga ketika keduanya sampai di Tsaniyatul Wada’ keduanya tersungkur.â€‌ Dalam riwayat lain, “Sungguh Madinah akan ditinggalkan oleh penduduknya dalam keadaan baik seperti semula sebagai tempat yang nyaman bagi binatang-binatang buas.â€‌ (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Yang dimaksud oleh hadits ini adalah bahwa Madinah di akhir zaman tidak lagi terjaga dan terlindungi. Maka ia dihuni oleh binatang-binatang buas karena ditinggal oleh penduduknya yang digiring oleh api ke bumi Mahsyar yaitu Syam. Wallahu a’lam.