إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Khutbah yang Pertama

Ma’asyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!

Kehidupan di jaman akhir, seperti di jaman kita saat ini, penuh dengan fitnah dan kekacauan, kekufuran, kefasikan dan pembangkangan terhadap ajaran agama sebagaimana diinformasikan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam.

Manusia, termasuk sebagian orang yang mengklaim beragama Islam tidak peduli terhadap ajaran-ajaran agamanya. Agama yang dianutnya tidak lagi dijadikan sebagai jalan untuk menempuh kehidupan ini, bahkan banyak yang menjual agamanya demi mendapatkan sesuap nasi, demi mendapatkan kedudukan, demi meraih pangkat, demi meraih harta kekayaan, dan seterusnya……
Berikut ini sabda beliau:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا (مسلم)

“Segeralah melakukan amal-amal kebajikan untuk menghadapi fitnah (yang dahsyatnya) bagaikan gelap gulita, dimana seseorang dipagi hari masih beriman manun disore harinya ia menjadi kafir, atau disore harinya ia masih sebagai mukmin namun di pagi harinya ia berubah menjadi kafir, menukar agamanya dengan materi duniawi”. (HR. Muslim)

Ma’asyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!

Fitnah dan kekacauan keyakinan ini semakin hari semakin merajalela dan meluas di tengah masyarakat. Semua ini menunjukkan “bahwa dunia ini sedang sakit tua yang menandakan akan berakhirnya kehidupan di muka bumi ini”, atau yang lazim disebut dengan“tanda-tanda kiamat” shughro.

Di antara sekian fitnah yang nampak dan telah disebutkan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam sebagai bagian dari tanda-tanda dekatnya hari kiamat, adalah munculnya dajjal-dajjal pendusta, yaitu orang-orang yang mengaku sebagai Nabi shallallahu’alaihi wasallam atau rasul, atau Isa al-masil al-maw’ud al-muntazhar.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ (البخاري ومسلم)

“Kiamat tidak akan terjadi sebum muncul para dajjal pendusta yang hampir mencapai 30 orang, masing-masing mengaku bahwa dirinya adalah Rasulullah”. (Bukhari-Muslim)

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ……. وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي الْأَوْثَانَ وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي (أبو داود والترمذي)

“…Dan tidak terjadi hari kiamat sampai bangsa-bangsa (suku-suku) dari umat-Ku menjadi musyrik dan sampai bangsa-bangsa (suku-suku) dari umatku menyembah berhala-berhala. Dan sesungguhnya akan ada pada umatku 30 pendusta, masing-masing mereka mengaku bahwa dirinya adalah Nabi, dan aku adalah penutup para nabi. Tidak ada nabi setelahku”. (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)

Ma’asyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!

Munculnya Nabi-Nabi palsu dan al-masih-al-masih al-mau`ûd palsu, sebenarnya bukan hal baru dalam sejarah ummat Islam, bahkan ia muncul semenjak dini, semenjak Nabi shallallahu’alaihi wasallam masih hidup hingga jaman kita sekarang. Jumlahnya ratusan, namun yang mempunyai pengikut dan kekuatan serta dikenal, sebagaimana dikatakan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam hampir mencapai tiga puluh orang.

Di antara Nabi palsu yang muncul di zaman Nabi shallallahu’alaihi wasallam adalah:

  • Al-Aswad al-`Anasiy
  • Thulaihah bin Khuwailid
  • Musailamah
  • Sajjah

Para Nabi palsu di masa dinasti Umawiyah dan Abbasiyah:

  • al-Mukhtar
  • Bayan bin Sam`an
  • al-Mughirah bin Sa`ad al-`ajaliy
  • Abu Manshur al-`ajaliy
  • Abul-Khatthab al-asadiy
  • Ali bin Fadhal al-Himyariy

Nabi palsu pada masa berikutnya:

  • al-Bab, yang bernama Ali bin Muhammad Ridha asy-syairaziy, mengaku keturunan Ahli bait, tahun 1235 H dan dihukum mati tahun 1265 H (1849 M).
  • al-Baha’, yang bernama Husain bin Ali al-Mazandaraniy bin Mirza Abbas, yang sebenarnya ia adalah murid dari al-Bab, yang berkeyakinan bahwa wahyu tidak pernah terhenti.
  • Ghlam Ahmad bin Ghulam Murtadha, asli dari Persia, mati tahun 1908 H.

Di Indonesia muncul pula Nabi palsu

  • Lia Eden
  • Ahmad Musaddiq Al-Masih al-Mau`ûd dengan al-Qiyadah al-Islamiyah

Kepalsuan kenabian mereka semua terbukti dari berbagai sisi:

  • Dari sisi klaim kenabian.

    Nash-nash al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihi wasallam secara tegas menyatakan: “Nabi Muhammad adalah Nabi yang terakhir, tidak ada Nabi sesudah beliau”.

    Secara tegas al-Qur’an mengatakan:

    مَّاكَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

    “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS.al-Ahzab: 40)

    Seluruh Ahli tafsir, dari kalangan Salaf dan Khalaf sepakat dalam memahami ayat ini, bahwa Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam adalah penutup seluruh para Nabi, tidak ada Nabi sesudah beliau. Maka dari itu siapa saja yang mengaku dirinya sebagai Nabi sesudah Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, maka mereka sepakat bahwa orang itu adalah dajjal pendusta, Nabi palsu.

    Hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihi wasallam pun menyatakan demikian. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan at-Turmudzi dari sumber riwayat Tsauban, radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

    وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي (أبو داود والترمذي

    ”Aku adalah penutup para Nabi, dan tidak ada Nabi setelahku”. (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)

  • Dari sisi universalitas Risalah Muhammadiyah:

    قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِ وَيُمِيتُ فَئَامِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

    “Katakanlah:”Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk. (al-A`raf: 158)

  • Dari sisi kesempurnaan Dinul-Islam
  • Dari sisi jaminan Allah subhanahu wata’ala terhadap keutuhan dan terpeliharanya al-Qur’an.
  • Dari sisi perintah beriman kepada al-Qur’an dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya saja.
  • Dari sisi informasi Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tentang berakhirnya wahyu dan kenabian, dan tidak ada Nabi sesudah beliau:

    أيها الناس أنه لم يبق من مبشرات النبوة إلا الرؤيا الصالحة يراها المسلم أو ترى له (مسلم، أحمد، النسائي وابن ماجه)

    ”Wahai manusia! Sungguh tidak tersisa kabar gembira tentang kenabian kecuali mimpi yang shalih yang dilihat oleh seorang muslim atau diperlihatkan kepadanya”. (HR. Muslim, Ahmad, an-Nasa’I, dan Ibnu Majah)

    أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

    [KHUTBAH KEDUA]

    إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

    Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullahu

    Masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang menyatakan bahwa kenabian telah diberhentikan, dan tidak ada rasul atau Nabi sesudah beliau, seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad, Turmudzi, al-Hakim dll.

  • Dari sisi perumpaan mengenai kenabian. Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam mengumpamakan bagaikan sebuah bangunan yang sudah hampir rampung bangunannya, hanya kurang satu ubin saja, sedangkan kenabian beliau adalah ubin tersebut.

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مَثَلِي وَمَثَلَ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ إِلَّا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِهِ وَيَعْجَبُونَ لَهُ وَيَقُولُونَ هَلَّا وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتِمُ النَّبِيِّينَ (البخاري)

    “Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan Para Nabi sebelumku seperti perempumaan seseorang yang membangun rumah. Kemudian ia buat rumah itu menjadi bagus dan indah kecuali tempat satu batu yang tertinggal di bagian pojoknya. Maka berkelilinglah manusia di sekitarnya dan merasa takjub melihatnya. Lalu berkata, kalau seandainya batu bata itu ada (sudah diletakkan). Rasulullah bersabda, “Aku adalah batu bata tersebut dan aku adalah penutup para Nabi”. (HR. al-Bukhari)

Maka dari itu, aqidah ummat Islam sepanjang masa adalah meyakini bahwa Muhammad shallallahu’alaihi wasallam adalah Nabi terakhir, dan tidak ada Nabi sesudahnya, dan siapa saja yang mengakui adanya Nabi sesudah beliau maka ia murtad.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.

(disarikan dari berbagai sumber oleh Ust. Musthofa ‘Aini, Lc)