Nikmat Pendengaran

Pernahkah Anda memperhatikan orang yang kehilangan pendengaran? Ia tidak bisa merasakan kenikmatan berbincang-bincang dan bercakap-cakap. Ia tidak bisa merasakan lezatnya mudzakarah dan nikmatnya mendengarkan suara-suara merdu. Orang-orang sulit berkomunikasi dengannya dan ia tidak bisa mendengarkan berita-berita dan percakapan manusia. Ia berada di antara mereka tapi seolah-olah tidak ada, hidup namun seakan-akan mati, dekat akan tetapi seolah-olah jauh. Para ahli ilmu berbeda pendapat tentang masalah ini, siapakah yang lebih sempurna dan lebih sedikit kekurangannya, orang buta ataukah orang bisu tuli?

Mereka menyebutkan beberapa pendapat dalam masalah ini. Permasalahan ini sebenarnya terpulang kepada satu persoalan, sifat manakah yang lebih sempurna? Sifat pendengaran ataukah sifat penglihatan?

Satu hal yang layak kami sebutkan di sini adalah orang yang kehilangan penglihatan lebih berat penderitaannya, lebih selamat agamanya dan lebih baik kesudahannya.

Adapun orang yang kehilangan pendengaran lebih ringan deritanya di dunia, lebih jahil tentang agama dan lebih buruk kesudahannya.

Sebabnya adalah orang yang kehilangan pendengaran tidak dapat mendengarkan pelajaran dan nasehat. Akan tertutup pintu-pintu ilmu yang bermanfaat baginya, akan terbuka baginya pintu-pintu syahwat yang hanya dapat dinikmatinya dengan penglihatan. Ia tidak memperoleh ilmu yang memadai baginya. Mudharat yang menimpa urusan agama orang bisu dan tuli lebih banyak. Adapun mudharat yang menimpa urusan dunia orang buta lebih banyak. Oleh sebab itu, tidak ada sahabat nabi yang bisu tuli namun sebaliknya banyak sahabat nabi yang buta atau kehilangan penglihatan. Jarang sekali Allah menguji para wali-Nya dengan musibah kebutaan.

Itulah kesimpulan dalam masalah ini yaitu ketulian banyak merugikan dunia seseorang. Orang yang selamat adalah orang yang diselamatkan oleh Allah dari kedua musibah ini dan dikaruniai pendengaran dan penglihatan oleh-Nya

(Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq)