Bekata Ibnu Katsir rahimahullah, “ (kaum Nabi Shalih) Meraka adalah qabilah yang terkenal, yang disebut dengan Tsamud (yaitu) dengan nama kakek mereka (Tsamud) saudara dari (Jadis / Judais) dan keduanya putra dari ‘Abir bin Iram bin Saam bin Nuh.

Dan merka adalah bangsa Arab dari ‘Aribah mereka tinggal di al Hijr yang berada di antara al Hijaz dan Tabuk.
Berkata Syaikh As-Sa’di rahimahullah , “Tsamud adalah kaum ‘Aad yang kedua mereka tinggal di al Hijr dan sekitarnya dan mereka pemilik ternak yang sangat banyak dan ahli pertanian dan bercocok tanam, dan mereka banyak mendapat berbagai macam kenikmatan dan merka membuat istana-isatana yang Indah dihiasi dari tanah-tanah yang datar, dan membuat rumah dari gunung-gunug dengan dipahat yang dikerjakan dengan sempurna.

Berkata Al Hafizh. “Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam telah melewatinya (al Hijr) ketika dia bergi ke Tabuk denagan orang-orang yang bersamanya dari kaum Muslimin, dan mereka setelah kaum ‘Aad, dan mereka beibadah kepada patung-patung seperti mereka (kaum ‘Aad), kemudian Allah mengutus kepada mereka seorang laki-laki dari kaum mereka sendiri dan sia adalah ‘Abdullah dan RasulNya: (yaitu) Shalih kemudian dia menyeru mereka untuk beribadah kepada Allah saja tidak ada sekutu baginya dan dia menyerukan sepuaya mereka meninggalkan beibadatan terhadap patung-patung dan sekutu-sekutu tersebut dan dia melarang mereka untuk mempersekutukan-Nya (Allah) dengan sesuatau apapun, maka sebagian diantara mereka beriman, dan sebagian besarnya mereka ingkar (kafir) dan mereka melontarkan kepadanya ucapan-ucapan dan perbuatan yang jelek dan mereka bahkan bermaksud untuk membunuhnya, dan mereka membunuh unta yang Allah jadikan (unta tersebut) sebagai hujjah atas mereka, maka Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat berat dan keras.
Sebagaimana Allah berfirman,

. وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آَيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (73)
وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آَلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (74) قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آَمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ (75) قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا بِالَّذِي آَمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (76) فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (77) فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (78) فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ (79)

Artinya: “Dan kami (telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata, “Hai kaumku , sembahlah Allah sekali-kali tidak ada tuhan yang hak bagi selain daripa-Nya. Sungguh telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpakan siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu diwaktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa)sesudah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan kamu pahat gunung-gunung untuk dijadikan rumah: maka ingatlah ni’mat-ni’mat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri diantara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman diantara mereka : ” Tahukah bahwa Shalih diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya? Mereka menjawab: “Sungguh kami beriman kepada wahyu, yang shaleh di utus untuk menyampaikannya.”. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata : “Sungguh kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu”. Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: “Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (oleh Allah). Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: “Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat”. (QS. Al-A’raf: 73-79). Juga lihat QS. Hud: 61-68, al-Hijr 80, al-Isra:59, asy-Syua’ara: 141-159, an-Naml: 45-53, Fushshilat 17-18, al-Qomar 23-32 dan asy-Syams :11-15.
Kebanyakan Allah mengandengkan penebutan ‘Aad dan Tsamud di dalam KitabNya, sebagai mana di dalam surat at-Taubah, Ibrahim, al-Furqan, Shad, Qaf, an-Najmdan al-Fajr.

Dikatakan bawa kedua umat ini Ahli Kitab tidak mengetahui kabar tentang keduanya, tidak disebutkan di dalam kitab mereka: at-Taurah. Dan akan tetapi di dalam al-Qur’an ada yang menunjukan bahwasanya Musa mengkabarkan tentang keduannya.
Sebagaimana Allah ta’ala berfirman

وَقَالَ مُوسَى إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ (8) أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا اللَّهُ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ..

“Dan Musa berkata : “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (ni’mat Allah), maka sesunggunya Allah Maha kaya lagi Maha terpuji. Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah.. ” (QS. Ibrahim: 8-9)

Zhahirnya bahwasanya ini dari kesempurnaan pembicaraan Musa bersama kaumnya, akan tetapi dikarenakan kedua umat ini dari bangsa ‘Arab mereka (ahli kitab) tidak menjaga kabar tentang keduanya secara baik, dan mereka tidak perhatian untuk menghafalnya walaupun kabar keduanya masyhur pada zaman Nabi Musa ‘alaihissalam, sungguh kami telah berbibacara(membahas) tentang hal ini semua di dalam tafsir secara panjang lebar. Walillahil hamdu wal minnah.

Penerjemah: Abu Jabal

Sumber:
-al-Qur’an dan tejemahnya
-ash-Shahih al Muataqa Min Qishashil anbiya.