Haramnya Ghibah dan Perintah Untuk Menjaga Lisan

Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman:

وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيم

“Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain, sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al Hujarat : 12)

Juga firman-Nya:

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguh-nya pendengaran, pengelihatan dan hati semua itu akan di minta pertanggungan jawabnya” (Al Israa : 36)

Di riwayatkan dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, “Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, orang Muslim manakah yang paling utama? Beliau menjawab, “Yakni orang yang saudara muslim lainnya selamat dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” (HR. Muslim No. 42 dari Kitabul Iman).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata yang baik, atau (jika tidak) hendaknya ia diam” (HR. Muslim No. 48 Kitabul Iman)

Sabda beliau pula:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat, yang tidak ia sadari (akibatnya) ternyata dengan kalimat itu bisa menjerumuskan ke dalam api neraka yang jaraknya lebih jauh daripada antara timur dan barat.” (HR. Al Bukhari 266/11 Kitabur Riqaq)

Dalam riwayat lain:
”Sesungguhnya seorang laki-laki mengucapkan suatu kalimat yang menjadikan murka Allah, yang tidak ia sangka-sangka akan mengantarkan kepada hal itu, sehingga Allah menulis untuknya kemurkaan-Nya sampai hari ia bertemu dengan-Nya” (HR. Imam Malik dalam Al Muwatha’ (2/985) dan At Tirmidzi No. 2320)

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu ia berkata,”Aku bertanya kepada Rasulullah: Apakah yang di maksud dengan kesuksesan?”Beliau menjawab,”Engkau menjaga lisanmu, dan menahan lapang bagimu, dan kau tangisi kesalahanmu.” (HR. At Tirmidzi No. 2408 dalam Kitab Zuhud).

Dan dalam hadits Mu’adz bin Jabal, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhabarkan kepadanya tentang puncak segala urusan, tiang penyangga serta inti-intinya…. Beliau bersabda, “Maukah engkau kuberitahu tentang sesuatu yang menguasai/mengendalikan semua itu? Aku menjawab: “Tentu wahai Rasul” Maka Rasulullah memegang lisanya lalu bersabda, “Engkau tahan (lisan) ini” Aku lalu bertanya apakah kita akan di adzab dengan sebab apa-apa yang kita ucapkan? Beliau bersabda: “Celaka Engkau wahai Mu’adz, Bukankah ada orang yang ditelungkupkan wajahnya ke dalam api neraka hanya karena sebab ulah lisannya.” (HR. At Tirmidzi No. 2619 dalam Kitabul Iman).

Marilah kita coba perhatikan balasan bagi orang yang melakukan ghibah ketika didunia maupun nanti di akhirat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Wahai orang yang mengucapkan iman dengan lisanya namun iman tersebut belum masuk dalam hatinya, janganlah kalian menggunjing terhadap sesama muslim, dan janganlah kalian membuka aurat mereka, sebab siapa saja yang membuka aib saudaranya muslim maka Allah akan membuka aibnya, dan barang siapa yang aibnya telah dibuka oleh Allah maka Allah pasti akan menampakkannya meskipun berada tersembunyi di dalam rumahnya.” (HR Ahmad dalam al-Musnad Juz 4 No 421 & 424, Abu Dawud No. 4880 dan At Tirmidzi No 2033).

Dan diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Kami pernah bersama-sama dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tiba-tiba muncul bau busuk yang menyengat maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tahukah kalian bau apa ini? Ini adalah baunya orang yang berbuat Ghibah terhadap orang-orang mukmin.” (Dikeluarkan oleh Ahmad Juz No. 351, di hasankan oleh Al Albany)

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “ketika aku di mi’rajkan aku melewati sekelompok orang yang memiliki kuku cakar dan mereka mencakari wajah dan dada mereka sendiri, maka aku beratanya: “Siapakah mereka itu wahai Jibril? Maka Jibril menjawab,” Mereka adalah orang-orang yang dulunya memakan daging manusia dan memperbincangkan/mempergunjingkan kehormatan mereka.” (HR. Ahmad 3/224 & Abu Dawud No. 4878 dan 4879).

Dan Ghibah itu -wahai saudaraku- adalah sesuatu yang haram berdasarkan ijma’, berkata Imam Al Qurthubi: “Ijma para ulama bahwasanya Ghibah ini merupakan salah satu dosa besar dan wajib bertaubat kepada Allah Subhaanahu Wata’aala dari mengerjakan itu.