Salah satu perkara yang wajib diimani oleh setiap muslim terkait beriman kepada Hari Akhir adalah ba’ats. Ba’ats berarti kebangkitan, yakni kebangkitan makhluk dari alam kubur untuk menghadap kepada Rabb alam semesta. Setelah kiamat terjadi dan seluruh manusia mati kemudian Allah berkehendak menghidupkan mereka, maka Allah memerintahkan peniup sangkakala, dia meniupnya dan arwah kembali kepada jasad lalu bangkit dari kubur masing-masing.

Firman Allah, “Dan apabila ruh-ruh dipertemukan dengan jasadâ€‌ (At-Takwir: 7).

Allah Ta’ala telah menceritakan kepada kita tentang pemandangan ba’ats yang unik.

Dia berfirman, “Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata, â€کAduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?’. Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya). Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.â€‌ (Yasin: 51-53).

Sunnah telah menjelaskan bahwa kebangkitan ini didahului oleh turunnya hujan dari langit, dalam shahih Muslim dari Abdullah bin Amru, “Kemudian Allah mengirim –atau menurunkan– hujan seperti hujan gerimis atau seperti bayangan, jasad-jasad manusia tumbuh darinya. Kemudian sangkakala ditiup kembali maka mereka berdiri menunggu. Kemudian diserukan, â€کWahai manusia, pergilah kepada Tuhan kalian.â€‌

Dibangkitkannya jasad manusia dalam dalam tanah setelah Allah menurunkan hujan mirip dengan tumbuhnya pohon-pohon di muka bumi setelah ia disiram air hujan, oleh karena itu Allah sering mengumpamakan kebangkitan dari alam kubur dengan tumbuh dan hidupnya bumi setelah diguyur hujan.

Firman Allah, “Dan Dia-lah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmatNya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan, seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.â€‌ (Al-A’raf: 56).

Firman Allah, “Dan Allah, Dia-lah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.â€‌ (Fathir: 9).

Selama di dalam kubur seluruh jasad manusia hancur, kecuali tulang ekor, dari tulang ini manusia akan tersusun kembali untuk dibangkitkan.

Dalam shahih al-Bukhari dan Muslim Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda, “Jarak antara dua tiupan adalah 40.â€‌ Abu Hurairah ditanya, “40 hari?â€‌ Abu Hurairah menjawab, “Saya menolak.â€‌ Mereka bertanya, “40 bulan?â€‌ Abu Hurairah menjawab, “Saya menolak.â€‌ Mereka bertanya, “40 tahun?â€‌ Abu Hurairah menjawab, “Saya menolak.â€‌ Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit maka mereka bermunculan seperti tumbuhnya sayuran dan tidak ada bagian manusia yang tidak hancur kecuali satu tulang yaitu ajbu-dzanab darinya makhluk disusun kembali pada Hari Kiamat.
Dalam riwayat Muslim Rasulullah saw bersabda, “Pada manusia terdapat sebuah tulang yang tidak dimakan bumi selama-lamanya, darinya manusia tersusun pada Hari Kiamat.â€‌ Mereka bertanya, “Tulang apa ya Rasulullah?â€‌ Beliau menjawab, “Ajbu Dzanab.â€‌

Dimakannya jasad manusia oleh bumi kecuali tulang ekor tidak termasuk para nabi, jasad para nabi tidak hancur dimakan bumi seperti jasad manusia yang lain.

Imam Abu Dawud meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi makan jasad para nabi.â€‌ Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Khuzaemah.