Neraka

Neraka adalah tempat yang disiapkan oleh Allah untuk menjatuhkan sanksi bagi orang-orang yang durhaka kepada Allah subhanahu wata’aala dan para rasul-Nya. Sebagian ulama salaf tatkala neraka disebut, tidak bisa tidur dan tidak bisa tertawa hingga Said bin Jubair radhiallahu `anhu berkata, “Bagaimana seorang hamba bisa tertawa sementara Neraka Jahannam telah dinyalakan dan belenggu-belenggu telah disiapkan serta malaikat Zabaniyah telah dikerahkan?”

Bagaimana tidak takut, sementara mereka tahu persis bahwa, “Penghuni Neraka yang paling ringan siksaannya adalah orang yang diberi dua sandal terbuat dari api lalu sandal itu membuat ubun-ubunnya mendidih seperti air mendidih dalam bejana.” (Muttafaqun’ alaih).

Bagaimana tidak, mereka sangat faham bahwa, “Neraka itu dinyalakan selama seribu tahun hingga memutih dan seribu tahun hingga memerah serta seribu tahun hingga menghitam hingga berubah menjadi hitam pekat.”

Bagaimana tidak, mereka sangat faham bahwa, “Neraka telah mengeluh kepada Allah dan berkata: Kami saling memakan satu sama lain, maka izinkanlah kami bernafas dua kali, sekali pada saat musim dingin dan sekali pada saat musim panas, pada saat kalian merasakan panasnya musim panas itu adalah racun-racun ganasnya dan pada saat kamu kedinginan pada musim dingin itu adalah hawa dinginnya neraka.”

Bagaimana tidak, mereka sangat faham bahwa, “Akan didatangkan nanti pada hari Kiamat, Neraka Jahannam yang memiliki tujuh puluh ribu kendali dan setiap kendali dikendalikan oleh tujuh puluh ribu malaikat.” (HR. Muslim).

Dan bagaimana tidak, mereka tahu bahwa penghuni Neraka akan diseret ke sana ke mari, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ ‏

“(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke Neraka atas muka mereka. (dikatakan kepada mereka), “Rasakanlah sentuhan api Neraka”. (Al Qamar: 48).

Bagaimana tidak, mereka sangat faham bahwa pakaian mereka sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ ‏

“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api Neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.”(Al-Hajj: 19).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman:

سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَى وُجُوهَهُمُ النَّارُ

“Pakaian mereka adalah dari pelankin (Ter) dan muka mereka ditutup oleh api Neraka.” (Ibrahim: 50).

Bagaimana tidak, mereka faham sekali makanan penghuni Neraka sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya:“Sesungguhnya pohon zaqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut seperti mendidihnya air yang sangat panas.” (Ad Dukhan: 43-46).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman yang artinya:“Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.” (Al Haqqah: 35-36).

Bagaimana tidak, mereka sangat faham bahwa minuman mereka sebagaimana dalam firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya:“Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Al Kahfi: 29).

Bagaimana tidak, mereka tahu bahwa mereka disiapkan cambuk-cambuk dari besi sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya:“Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.” (Al Haj: 21).

Dan bagaimana tidak, mereka sangat paham bahwa penghuni Neraka disiapkan bagi mereka rantai seperti firman Allah subhanahu wata’aala: “Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” (Al Haqqah: 32).

Para ulama ahli tafsir menyatakan bahwa rantai itu dimasukkan ke dalam duburnya hingga keluar di mulutnya seperti ayam di tusuk dalam kayu yang hendak dibakar.

Bagaimana tidak, mereka tahu bahwa angan-angan penghuni Neraka itu tidak pernah terwujud, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya:

“Dan mereka berteriak di dalam Neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolongpun.” (Fathir: 37).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman yang artinya:“Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia) kami akan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (As: Sajdah: 12).

Allah subhanahu wata’aala berfirman yang artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami orang-orang yang zhalim.” (Al Mukminun: 106-107).

Pada saat itulah datang jawaban getir dari Rabbul Izzah, sebagaimana dalam firmanNya yang artinya:

“Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang paling baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka.” (Al Mukminun: 108-110).

Di tempat itu mereka meminta kepada para malaikat penjaga Neraka Jahannam agar diringankan siksaan mereka, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala yang menceritakan permintaan itu:

“Dan orang-orang yang berada di dalam Neraka berkata kepada penjaga-penjaga Neraka Jahannam, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya dia meringankan adzab dari kami barang sehari.” Penjaga Jahannam berkata: “Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?” Mereka menjawab, “Benar, sudah datang.” Penjaga-penjaga Jahannam berkata, “Berdoalah kamu.” Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.” (Al Mukmin: 49-50).

Sejak itu mereka putus asa dari permintaan dan harapan dan mereka berangan-angan untuk mati saja. Mereka minta kepada penjaga Neraka untuk mengajukan kepada Allah agar mereka dimatikan saja, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya:

“Mereka berseru hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja. Dia menjawab, “Kalian akan tetap tinggal (di neraka ini).” Sesungguhnya kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci kebenaran itu.” (Az Zukhruf : 77-78).

Pengajuan keringanan dan permohonan maaf di neraka sudah tidak diterima lagi dan masing-masing orang yang mengikutinya berlepas diri dari orang yang diikutinya bahkan syaitan juga berlepas diri dari para pengikutnya yang selalu mematuhi perintahnya untuk bermaksiat kepada Allah. Perhatikanlah syaitan berkhutbah di hadapan para pengikutnya di Neraka Jahannam dari atas mimbar, sebagaimana yang dituturkan Allah subhanahu wata’aala dalam firmanNya yang artinya:

“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (Ibrahim: 22).

Wahai saudariku yang mulia, ayat-ayat yang menjelaskan tentang sifat neraka dan para penghuninya banyak sekali akan tetapi cukup saya sebutkan ayat-ayat yang mampu menggugah diri kita agar takut kepada siksaan Allah, karena Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

اطَّلَعْتُ فِيْ النَّار فَوَجَدْتُ أَكْثَرَ أهْلِهَا النِّسَاءُ.

“Saya menengok ke dalam Neraka ternyata saya dapatkan kebanyakan penghuninya adalah wanita.” (Muttafaqun’ alaih).

Dan Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda, kepada kaum wanita:

تَصَدَّقْنَ فَإِنِّيْ رَأَيْتُكُنُّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ.

“Wahai wanita bersedekahlah, sesungguhnya saya melihat kebanyakan kalian termasuk penghuni Neraka.”

Wahai saudariku tercinta, ketahuilah, meskipun kamu tidak mendapati tanda-tanda Kiamat, akan tetapi kiamatmu yang khusus yaitu kematianmu, pasti akan kamu hadapi, Telah dekat hari kematianmu karena Allah subhanahu wata’aala telah berfirman yang artinya:

“Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari Kiamat sudah datang?” (Muhammad: 18).

Bagaimana mungkin bisa mengingat dan bertaubat bila telah datang hari Kiamat begitu juga bila telah datang kematian tiada suatu kebaikan yang bisa dikerjakan dan tiada taubat yang bisa diraih. Inilah jalan menuju Surga dan inilah jalan menuju Neraka, maka sekarang perhatikanlah jalan manakah yang kamu tempuh? Dan ke manakah kamu akan pergi?.

Semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi mulia Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.