Allah Ta’ala berfirman:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مُوسَى إِنَّهُ كَانَ مُخْلَصًا وَكَانَ رَسُولاً نَّبِيًّا {51} وَنَادَيْنَاهُ مِن جَانِبِ الطُّورِ اْلأَيْمَنِ وَقَرَّبْنَاهُ نَجِيًّا {52} وَوَهَبْنَا لَهُ مِن رَّحْمَتِنَآ أَخَاهُ هَارُونَ نَبِيًّا {53}

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al-Kitab (al-Qur’an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi. Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat (kepada Kami). Dan Kami telah menganugerahkannya kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun menjadi seorang Nabi.” (QS. Maryam:51-53)

Allah Ta’ala telah menceritakan seraya menyebutkan risalah, kenabian, keikhlasan dan upayanya mendekatkanndiri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dia telah mengaruniainya, dengan mengangkat saudara kandungnya, Harun sebagai Nabi. Dan Allah juga telah menceritakan dirinya dalam beberapa ayat al-Qur’an. Kisah –kisah tersebut diceritakan, baik secara panjang maupun singkat. Dan masalah ini telah kami uraikan secara panjang lebar dalam kitab at-Tafsir (tafsir Ibnu Katsir). Di sini kami hanya akan mengemukakan sejarah kehidupannya dari awal sampai akhir dengan bersandar pada al-Qur’an dan al-Hadits serta beberapa ulama alaf dan juga ulama yang lainnya, insya Allah. Hanya kepada Allahlah kami bersandar dan bertawakal.

Allah Ta’ala berfirman :

طسم {1} تِلْكَ ءَايَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ {2} نَتْلُوا عَلَيْكَ مِن نَّبَإِ مُوسَى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ {3} إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلاَ فِي اْلأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَآئِفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَآءَهُمْ وَيَسْتَحْىِ نِسَآءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ {4} وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي اْلأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ {5} وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي اْلأَرْضِ وَنُرِىَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُم مَّاكَانُوا يَحْذَرُونَ {6}

“Thaa Siin Miim. Ini adalah ayat-ayat Kitab (al-Qur’an) yang nyata (dari Allah). Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman.Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi),dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.” (QS.Al-Qashash: 1-6)

Allah subhanahu wa ta’ala hanya menceritakan kisah Musa ‘alaihissalam ini secara ringkas. Setelajh itu Dia menjelaskannya secara panjang lebar. Allah menceritakan bahwa Dia telah mewhyukan kepada Nabi-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kisah Musa ‘alaihissalam dan fir’aun dengan benar, sehingga bagaikan orang yang mendengar dan menyaksikan secara langsung peristiwa tersebut.

إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلاَ فِي اْلأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا…{4}

“Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah”(Al-Qashash:4)

Maksudnya, dia telah berlaku sombong, melampui batas, sewenang-wenang, dan zhalim, serta lebih mengutamakan kehidupan dunia, bahkan menolak berbuat taat kepada Rabbnya yang Mahatinggi. Dan maksud firman Allah Ta’ala,”dan menjadikan penduduknya berpecah belah” Fir’aun membagi rakyatnya menjadi beberapa bagian, kelompok, dan macam. Dan dia menindas satu kelompok dari mereka, yaitu bangsa Bani Israil, yang termasuk keturunan Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim khalilulah. Pada saat itu, Bani Israil adalah kaum pilihan di muka bumi. Kemudian Fir’aun, si raja lalim, kafir, dan jahat itu menguasai dan mengendalikan mereka. Dia menyuruh mereka menyembah dan melayaninya dalam wujud yang sangat rendah, dan perbuatan yang tidak berarti, lagi hina. Dan demikian itu :

يُذَبِّحُ أَبْنَآءَهُمْ وَيَسْتَحْىِ نِسَآءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ {4}

“Dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.”(Al-Qashash: 4)

Penyebab kebijakan Fir’aun yang sangat biadab tersebut adalah karena Bani Israil senantiasa mempelajari ajaran yang turun-temurun, yang bermula dari kakek mereka, yaitu Ibrahim ‘alaihissalam. Dari ajaran tersebut muncul sebuah keyakinan yang tersebar di antara mereka bahwa akan lahir seorang pemuda yang akan menghancurkan Mesir melalui tangannya. Kisahnya-wallahu a’lam-, adalah sebagai berikut:”Ketika raja Mesir hendak berniat jahat kepada istri Ibrahim, Sarah, maka Allah subhanahu wa ta’ala melindungi dan menyelamatkannya. Demikian pula dengan kelahiran Nabi Musa, di mana berita akan lahirannya pemuda tersebut telah meyebar di kalangan Bani Israil. Ketika itu, masyarakat Qibthi (kaum fir’aun) saling berbicara satu ssama lain sehingga terdengar oleh Fir’aun. Kemudian sebagian pembantunya menceritakan hal tersbut kepadanya. Maka Fir’aun pun mewnyuruh untuk membunuh semua laki-laki dari kalangan Bani Israil, karena takut akan lahirnya pemuda tersebut. Tetapi rasa takut dan usahanya tidak dapat mengalahkan taqdr Allah,” Oleh karena itu Allah berfirman:

وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي اْلأَرْضِ …{5}

“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu …”(Al-Qashash: 5)

Yaitu, Bani Israil.

…وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ {5}

” …Dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)”(Al-Qashash: 5)

Yaitu, kami menyerahkan negeri tersebut kepada Bani Israil.

وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي اْلأَرْضِ وَنُرِىَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُم مَّاكَانُوا يَحْذَرُونَ {6}

“Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.” (QS.Al-Qashash: 6)

Maksudnya, Kami akan merubah orang lemah menjadi kuat, yang tertindas menjadi jaya (dalam sebuah naskah: menjadi berkuasa), dan yang terhina menjadi mulia. Dan hal itu telah terbukti bagi Bani Israil. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta’ala:

وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ اْلأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَاءِيلَ بِمَا صَبَرُوا وَدَمَّرْنَا مَاكَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَاكَانُوا يَعْرِشُونَ {137}

“Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah tertindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Rabbmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” (QS. Al-A’raf:137)

Dia juga berfirman:

فَأَخْرَجْنَاهُم مِّن جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ {57} وَكُنُوزٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ {58} كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا بَنِي إِسْرَاءِيلَ {59}

“Maka Kami keluarkan Fir’aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia,demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil.” (QS. Asy-Syu’ara: 57-59)

Maksudnya, bahwa Fir’aun berusaha keras dan mati-matian agar Musa ‘alaihissalam tidak lahir ke dunia ini, bahkan dia mengutus beberapa orang kabilah untuk mencari wanita-wanita yang sedang hamil dan mendata waktu melahirkannya, sehingga tidak ada seorang wanita pun yang melahirkan anak laki-laki melainkan akan dibunuh oleh orang-orang terlaknat tersebut.

Menurut Ahli Kitab (Kitab Perjanjian Lama): ‘Fir’aun menyuruh membunuh anak laki-laki untuk memperlemah kekuatan Bani Israil, sehingga mereka tidak dapat melawan, menghalang-halaangi, dan mengalahkan dirinya dan pengikutnya’. Yang demikian itu masih perlu dikaji ulang, bahkan lebih cenderung manyimpang. Yang benar,

Fir’aun mengeluarkan perintah untuk membunuh semua laki-laki itu setelah diutusnya Musa ‘alaihissalam, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

فَلَمَّا جَآءَهُم بِالْحَقِّ مِنْ عِندَنَا قَالُوا اقْتُلُوا أَبْنَآءَ الَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ وَاسْتَحْيُوا نِسَآءَهُمْ {25}

“Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata:”Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka…”(QS.Al-Mu’min: 25)

Oleh karena itu, Bani Israil perbah berkata kepada Musa ‘alaihissalam :

أُوذِينَا مِن قَبلِ أَن تَأْتِيَنَا وَمِن بَعْدِ مَاجِئْتَنَا{129}

“…Kami telah ditindas (oleh Fir’aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang…” (QS.Al-A’raf:129)

Yang benar pula, Fir’aun mengeluarkan perintah membunuh anak laki-laki, pertama, karena dia takut akan lahirnya Musa ‘alaihissalam .

Demikianlah, dan ketetapan taqdir menyebutkan:”Hai Raja perkasa yang tertipu karena memiliki balatentara dan kekuasaan yang angat luas, sesungguhnya Allah Yang Mahaagung, yang tidak dapat dikalahkan dan ditentang serta tidak dapat dihindari ketetapan-Nya, Dia telah menetapkan ketetapan yang pasti, bahwa kelahiran anak laki-laki itu (Musa) adalah sesuatu yang pasti. Karena anak itu pula, Fir’aun telah membunuh yang banyak jiwa, yang tidak terhitung jumlahnya. Sasungguhnya, hai Fir’aun, anak itu tidak lain berada di rumah dan tempat tidurmu. Dia tidak makan dan minum melainkan dari makanan dan minuman yang terdapat di tempat tinggalmu. Engkau sendiri yang mengangkat anak itu sebagai anak angkatmu, mendidik dan membesarkannya. Hingga akhirnya di tangannya pula, kebinasaanmu di dunia dan akherat kelak, karena kamu telah menentang kebenaran yang dibawanya dank arena kamu telah mendustakan apa yang diwahyukan kepadanya. Yang demikian itu agar kamu dan juga seluruh ummat manusia megetahui bahwa Rabb pencipta langit dan bumi itu akan melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya, Dia pula Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa, tiada daya, kekuatan serta upaya melainkan hanya milik-Nya semata, dan tidak dapat ditentang.”

Banyak ahli tafsir yang mengatakan:”Masyarakat Qibthi pernah mengadu kepada Fir’aun mengenai minimnya jumlah orang-orang Bani Israil, akibat pembantaian dan pembinasaan anak laki-laki mereka. Dan mereka khawatir generasi tua mereka akan bepergian sedangkan generasi mudanya dibantai. Kemudian Fir’aun memerintahkan agar anak laki-laki dibunuh selama satu tahun dan dibiarkan satu than berikutnya. Mereka menyebutkan bahwa Harun ‘alaihissalam dilahirkan pada tahun dibiarkannya anak laki-laki tetap hidup, sedangkan Musa ‘alaihissalam dilahirkan ketika semua anak laki-laki dibunuh. Hal itu menjadikan Ibu Musa takut sehingga dia berhati-hati ketika hendak melahirkan anaknya dari sejak awal khamilan. Setlah melahirkan, dia mendapatkan ilham untuk mengambil peti guna menaruh anaknya. Lalu dia mengikat peti itu dengan tali, kebetulan tempat tinggalnya tidak jauh dari sungai Nil. Dan dia masih tetap menyusuinya. Setelah benar-benar merasa takut, dia meletakkan anaknya ke dalam peti yang sudah dipersiapkan, lalu dia menghanyutkannya ke sungai, tetapidia masih tetap memegang ujung tali yang mengikat peti terebut. Setelah yakin bahwa orang-orang Fir’aun pergi, dia kembali menarik peti itu ke tepian.

(Kisah Shahih Para Nabi, Pustaka Imam Syafi’i, Abu Yusuf Sujono)