Sekarang coba perhatikan hikmah diturunkannya hujan yang tercurah dari langit ke permukaan bumi, yang curahannya dapat merata membasahi lembah dan jurang, bukit dan anak-anak bukit, puncak-puncak gunung, dataran rendah dan dataran tinggi! Sekiranya hujan itu hanya dicurahkan pada salah satu permukaan bumi saja, tentu air itu tidak akan sampai pada dataran yang tinggi, air hujan hanya terkumpul di dataran rendah saja dan akan melimpah. Hal itu tentu merugikan umat manusia.

Maka merupakan salah satu nikmat ilahi adalah mencurahkan hujan tersebut dari atas langit. Allah menciptakan awan yang merupakan utusan bumi. Kemudian Allah mengirimkan angin yang bermuatan air dari laut lalu angin menyulingnya sebagaimana unta betina dibuahi. Oleh sebab itu, Anda dapati daerah yang lebih dekat ke laut lebih tinggi curah hujannya. Dan semakin jauh suatu daerah dari laut maka curah hujannya juga semakin sedikit.

Allah Subhaanahu Wata’ala menciptakan air dalam awan, kadang kala merubah uap udara menjadi air dan kadang kala air itu dibawa oleh udara dari air laut lalu disuling di dalam awan. Kemudian diturunkan lagi ke bumi untuk berbagai hikmah yang telah kami sebutkan di atas. Sekiranya Allah mengalirkan begitu saja air laut ke daratan, tentu akan merusak permukaan bumi dan sirkulasinya tidak akan merata ke seluruh bagian daratan. Maka Allah mengangkatnya ke udara dengan kemahalembutan dan kekuasaan-Nya. Kemudian Allah menurunkannya ke bumi dengan kelembutan dan hikmah yang luar biasa. Para ahli pikir pasti tidak menemukan ide lain dalam hal ini. Allah menurunkannya bersama rahmat-Nya ke bumi.

Kemudian coba lihat hikmah diturunkannya hujan sesuai dengan kadar kebutuhan. Apabila bumi telah mengambil hajatnya dari air hujan, karena kalau hujan deras terus-menerus akan merusak bumi, maka Allah menghentikannya dan menggantinya dengan udara cerah. Dan kedua kondisi cuaca ini, yakni cerah dan mendung, datang silih berganti menurut kebutuhannya. Sekiranya salah satu dari keduanya terus-menerus datang, tentu merusak bumi ini. Kalaulah hujan deras terus-menerus turun, tentu akan binasa apa yang ada di atas permukaan bumi. Jika hujan turun melebihi kadar kebutuhan, tentu akan merusak biji-bijian dan buah-buahan, akan hancur sawah, ladang, sayur-sayuran dan akan merusak kesehatan serta merusak udara. Akan terjadi kehancuran dia atas muka bumi. Bahan-bahan makanan akan rusak dan jalan-jalan akan terputus.

Sebaliknya, jika udara cerah terus-menerus, tubuh manusia akan kering, persediaan air akan surut, mata air, sumur, sungai akan menyusut, kerusakan besar akan terjadi di mana-mana, udara akan rusak, semua yang ada di bumi akan kering, tubuh manusia akan kerontang, kekeringan akan melanda di setiap tempat dan akan mewabah berbagai jenis penyakit.

Maka merupakan hikmah dan kemahalembutan dari Allah Yang Maha Mengetahui adalah mendatangkannya silih berganti, terkadang cuaca cerah dan terkadang mendung lalu turun hujan. Dengan demikian cuaca di bumi ini akan stabil dan membaik. Kedua bentuk cuaca itu saling menutupi kekurangan masing-masing. Dengan begitu, kestabilan alam ini akan tetap terjaga.

(Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq)