Adakah orang yang begitu gandrung dengan pengetahuan, cenderung kepada ilmu dan suka memperdalamnya tidak mengenal tokoh bernama Ibn Taimiah? Sesungguhnya langkah, ketinggian dan kemuliaan kedudukan Ibn Taimiah telah mencapai suatu derajat di mana ia tidak memerlukan lagi gelar ‘syaikh (tuan guru),’ ‘Alim,’ ‘Imam,’ dan ‘Mujaddid.’ Justeru namanya yang paling bagus hanyalah Ibn Taimiah.!!

Sebagian negeri hidup selama 5 abad, kemudian pudar dan hilang tanpa bekas dan tanda. Sebaliknya, si genius nan mengagumkan ini justeru tetap eksis dan abadi dalam ‘memori’ zaman dan ‘hati’ masa. Kisah unik yang tersimpan untuk para generasi, dilantunkan secara berulang oleh lisan dan didesiskan oleh bibir.

Para sultan, menteri, orang kaya dan penyair hidup, kemudian mati lalu mati pula peninggalan-peninggalannya. Sementara Ibn Taimiah Hidup tanpa imarah (kekuasaan), Wizarah (jabatan menteri) dan Tijarah (bisnis) namun ia tetap eksis bersama kita dan para generasi setelah kita, hidup dalam nurani, kukuh dalam jiwa, hadir dalam pengajian-pengajian, klub-klub ilmiah, lembaga-lembaga ma’rifah dan panggung kebudayaan.

Ibn Taimiah memiliki untaian-untaian kata yang dapat memukau banyak akal manusia. Ia memiliki ungkapan-ungkapan yang menawan dan mengesankan, di mana dapat diketahui bahwa ia milik Ibn Taimiah melalui analisis mendalam. Siapa saja yang mengarungi buku-bukunya, membaca risalah-risalahnya dan menyelami ilmunya, maka pasti akan dapat merekam istilah-istilah, kalimat-kalimat dan kata-kata seakan-akan ia merupakan perumpamaan-perumpamaan yang dibuat para penyair, atau sebagai Syawahid (dalil penguat) oleh para ahli balaghah. Di antara untaian-untaian kata itu adalah:

1. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan maksiat melarang hati mengembara di ‘lapangan luas’ tauhid.

2. Tidak ada seorang pun di dunia ini selalu bersama kebenaran di mana pun ia berada kecuali Muhammad saw.

3. Antara orang fakir dan kaya; yang paling utama di antara keduanya adalah yang paling bertakwa di sisi Allah swt.

4. Setiap hati yang tidak berpetunjuk dengan petunjuk agama ini, maka ia adalah hati yang dimurkai.

5. Andaikata para penguasa dan pemilik harta mengetahui kenikmatan yang kita rasakan (yakni kenikmatan taat kepada Allah dan ibadah), maka pastilah mereka akan memerangi kita dengan pedang.

6. Sesungguhnya Allah akan menolong negeri kafir yang adil dan mengalahkan negeri Muslim yang zhalim.

7. Tahanan adalah orang yang menahan hatinya dari Rabbnya dan tawanan adalah orang yang ditawan oleh hawa nafsunya.

8. Kebebasan adalah kebebasan hati, dan peribadahan (penghambaan) adalah penghambaan hati.

9. Seseorang tidak dikatakan hamba hingga ia merdeka (bebas) dari apa yang selain Allah swt.

10. Sesungguhnya di dunia terdapat surga, yang barangsiapa tidak memasukinya, ia tidak akan masuk surga akhirat.

11. Apa yang telah diperbuat oleh musuh-musuhku? Aku adalah surgaku dan kebunku ada di dalam dadaku; ke mana saja aku pergi, ia bersamaku, tidak berpisah denganku. Penahanan terhadapku adalah khalwat (penyendirian), pembunuhan terhadapku adalah syahadah (mati syahid), dan pengusiran terhadapku dari negeriku adalah pelesiran (piknik).

12. Sesungguhnya keadilan itu adalah wajib bagi setiap orang atas setiap orang, dalam kondisi apa pun, sedangkan kezhaliman adalah diharamkan secara mutlak, tidak dibolehkan sama sekali, dalam kondisi apa pun.

13. Sesungguhnya si zhalim berbuat zhalim, lantas manusia diuji dengan suatu fitnah yang dapat menimpa orang yang tidak berbuat zhalim, sehingga ketika itu ia tak berdaya untuk menolaknya. Berbeda dengan bila si zhalim telah dicegah dari permulaan, maka akan hilang pula sebab timbulnya fitnah itu.

14. Dengan kesabaran dan keyakinan akan diraih kepemimpinan dalam agama berdasarkan firman Allah swt, “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (as-Sajdah:24)

15. Pondasi agama adalah kitab yang memberi petunjuk dan pedang penolong. Dan cukuplah Rabbmu sebagai Pemberi Petunjuk dan Penolong.!

16. Jihad adalah setiap perbuatan yang menggiring kepada kebaikan, sedangkan perang merupakan salah satu dari elemen jihad.

17. Sesungguhnya perasaanku berhenti pada suatu masalah, lalu aku memohon ampun kepada Allah seribu kali, kurang atau lebih, baik itu di masjid, sekolah atau di pasar hingga terbuka apa yang sebelumnya tertutup atasku.

18. Sebagian manusia ada orang yang bila mencintai seseorang, ia mengesampingkan seluruh kesalahan-kesalahannya. Dan ada pula manusia, yang bila membenci seseorang, maka ia mengesampingkan seluruh kebaikan-kebaikannya.

(SUMBER: artikel berjudul, Ibn Taimiah al-Mulham, ‘Asya Bila Imarah, Wa La Wizarah, Wa La Tijarah) AHS