Hari Kiamat adalah hari yang besar perkaranya, berat ketakutannya, manusia tidak menghadapi yang sepertinya. Besar dan beratnya hari ini ditetapkan oleh al-Qur`an.

Pertama: Allah Ta’ala menyifati hari ini dengan hari yang agung, hari yang berat dan hari yang sulit.

Firman Allah, “Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.â€‌ (Al-Muthaffifin: 4-6).

Firman Allah, “Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka pada hari yang berat.â€‌ (Al-Insan: 27).

Firman Allah, “Maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit. Bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.â€‌ (Al-Muddatstsir: 9-10).

Kedua: Kekagetan dan ketakutan besar yang menimpa manusia pada hari itu, wanita hamil menggugurkan kandungannya, ibu menyusui melalaikan anaknya, hati orang-orang zhalim naik ke kerongkongan dan anak-anak yang tidak berdosa menjadi beruban.

Firman Allah, “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar. Pada hari kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.â€‌ (Al-Haj: 1-2).

Firman Allah, “Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (Hari Kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan.â€‌ (Ghafir: 18).

Firman Allah, “Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban. Langit pun menjadi pecah belah pada hari itu, adalah janjiNya itu pasti terlaksana.â€‌ (Al-Muzzammil: 17-18).

Ketiga: Terputusnya hubungan nasab, pada hari itu setiap orang hanya memikirkan dirinya sendiri, tidak ada yang menoleh kepada orang lain, urusanku urusanku, lebih dari itu manusia berlari dari orang-orang terdekatnya.

Firman Allah, “Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.â€‌ (Al-Mukminun: 101).

Firman Allah, “Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.â€‌ (Abasa: 33-37).

Keempat: Kesiapan orang-orang kafir membayar dengan apa pun agar bisa selamat dari kesulitan hari itu, walaupun dengan membayarkan emas sepenuh jagad sekalipun, seandainya diterima.

Firman Allah, “Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Allah, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu, orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk.â€‌ (Ar-Ra’ad: 17).

Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.â€‌ (Ali Imran: 91).

Dalam shahih al-Bukhari dari Anas bin Malik bahwa Nabi saw bersabda, “Pada Hari Kiamat orang kafir dihadirkan, dikatakan kepadanya, â€کSeandainya kamu mempunyai emas sepenuh jagad apakah kamu akan menebusnya dengannya.’ Dia menjawab, â€کYa.’ Maka dikatakan kepadanya, â€کAku sebelumnya telah meminta kepadamu sesuatu yang lebih mudah dari itu.â€‌

Kelima: Ketakutan Kiamat terlihat dari lamanya waktu pada hari itu.

Firman Allah, “Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.â€‌ (Al-Ma’arij: 4).

Karena lamanya hari pada waktu itu, ssehingga orang-orang mengira bahwa mereka hanya hidup di dunia sesaat saja.

Firman Allah, “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.â€‌ (An-Nazi’at: 46).

Firman Allah, “Allah bertanya, â€کBerapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menjawab, â€کKami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’ Allah berfirman, â€کKamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu mengetahui.â€‌ (Al-Mukminun: 112-114).

Setelah ini, apa yang kita semua persiapkan untuk menghadapinya?
(Sumber: al-Qiyamah al-Kubro, Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar)