Abu Dzar al-Ghifari akhirnya bertemu dengan Rasulullah saw dan mengikrarkan diri sebagai muslim, beriman kepada apa yang beliau bawa dan membenarkan beliau sebagai hamba dan utusan Allah, setelah melalui proses pencarian yang tergolong unik di bidangnya, datang ke Makkah hanya berbekal apa yang sampai di telinganya bahwa di sana ada seorang laki-laki yang mengumumkan diri sebagai utusan Allah, datang ke Makkah sebagai orang asing dan tidak mengetahui apa-apa, buta dan khawatir, sampai-sampai dia tidak berani bertanya kepada siapa pun karena dia tidak tahu apakah yang ditanya termasuk kawan atau lawan?

Pun demikian, ketika dia bertemu dengan Ali bin Abu Thalib dan Ali membawanya untuk bermalam di rumahnya, tamu dan tuan rumah tidak bertegur sapa, hal ini berlangsung sampai dua atau tiga malam, baru setelah Ali menjamin akan merahasiakan perkaranya, maka Abu Dzar berkenan untuk bercerita bahwa kedatangannya demi menemui seorang laki-laki yang memproklamirkan diri sebagai Nabi saw yang diutus. Pucuk dicinta ulam pun tiba.

Setelah Abu Dzar masuk Islam, Nabi saw bersabda kepadanya, “Jangan katakan kepada siapapun di Makkah bahwa kamu telah masuk Islam, karena aku khawatir mereka akan membunuhmu.”

Abu Dzar menjawab, “Demi dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan meninggalkan Makkah sebelum aku datang ke masjid dan aku mengumumkan dakwah kebenaran ini di depan orang-orang Quraisy.” Rasulullah saw hanya diam.

Maka dia datang ke masjid, saat itu orang-orang Quraisy sedang berbincang, aku berdiri di tengah-tengah mereka, dia berteriak dengan suara lantang, “Wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya aku telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”

Begitu kata-katanya menyentuh pendengaran mereka, mereka langsung tercengang, mereka bangkit dari tempat duduk mereka, mereka berkata, “Tangkap orang shabi` itu.” Maka mereka menuju kepadanya dan memukulinya sampai dia hampir mati.

Dalam kondisi demikian al-Abbas bin Abdul Mutthalib paman Nabi saw menolongnya, dia merangkulnya untuk melindunginya dari pukulan mereka, kemudian dia menghadap mereka dan berkata, “Celaka kalian, kalian ingin membunuh seorang laki-laki dari Ghifar, padahal daerah mereka adalah jalan bagi kafilah dagang kalian.” Maka mereka meninggalkannya.

Abu Dzar tersadar, lalu datang kepada Nabi saw, manakala beliau melihat apa yang terjadi pada dirinya, beliau bersabda, “Bukankah aku telah melarangmu untuk tidak mengumumkan keislamanmu?” Maka dia menjawab, “Sebuah keinginan dalam jiwaku yang telah aku tunaikan.”

Nabi saw bersabda, “Pulanglah kepada kaummu, sampaikan apa yang aku lihat dan apa yang kamu dengar kepada mereka, ajaklah mereka kepada Allah, semoga Allah memberi manfaat kepada mereka melalui dirimu dan memberimu pahala pada mereka. Jika kamu mendengar bahwa aku sudah meraih kemenangan maka datanglah kepadaku.”

Dari Shuwar min Hayat ash-Shahabah, Dr Abdurrahman Ra`fat Basya.