إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Ma’asyiral Muslimin….Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Sebagai kilas balik dari apa yang terjadi akhir-akhir ini, baik yang terjadi di sekitar kita khususnya atau dunia Islam pada umumnya perlu mendapat perhatian dan intropeksi dari kaum Muslimin secara khusus. Agar kemudian kita bisa mengambil pelajaran dari sekian peristiwa yang ada.
Adanya tudingan bahwa kekerasan, kedhaliman, aksi teror dan pengrusakan bahkan pembunuhan serta permusuhan secara brutal terhadap orang-orang kafir dari kalangan yahudi dan nashara pelakunya adalah kaum muslimin adalah merupakan bencana dan ujian bagi kita……terlepas benar dan tidaknya asumsi ini kitapun harus prihatin dan mawas diri, karena pada dasarnya Islam tidak mencontohkan cara-cara yang demikian.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

ولا تفسدوا في الأرض بعد إصلاحها ( الأعراف: 56)

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaiki-nya” (Al-A’raf: 56). Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون (النحل: 90)

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang (kamu) dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl: 90).

Di sisi yang lain, sekarang kitapun disibukkan dengan adanya sekian banyak pergerakan yang mengatasnakan Islam yang ingin mengotak-atik dan memodofikasi ajaran Islam yang telah sempurna ini dengan alasan bahwa ajaran yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi, tempat dan zaman…sehingga muncullah gerakan wihdatul adyan (semua agama adalah sama), gerakan islam liberal yang menghendaki kebebasan di dalam melaksanakan ajaran yang mulia, disusul gerakan fiqh lintas agama, sehingga muncul loyalitas terhadap non muslim secara membabi buta. Padahal Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ ِّلإِثْمٍ فَإِنَّ اللهَ غَفُورُُ رَّحِيمُُ

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Maidah:3)

Ma’asyiral Muslimin….Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Apakah sebetulnya pangkal pokok permasalahan ini mulai muncul dan berkembang dalam sisi kehidupan kaum muslimin secara umum………………………
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. 30:41)

Ma’asyiral Muslimin….Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Pada dasarnya salah satu sebab dari sekian sebab terjadinya fitnah dan ujian bagi kaum Muslimin ini adalah adanya kesalahfahaman dan salah presepsi perihal kepada siapakah kecintaan, loyalitas, kesetiakawanan kita berikan dan sebaliknya kepada siapakah kebencian, dan permusuhan harus kita tunjukka dan berlepas diri terhadapnya.

Maka perlu diketahui bahwa al-Wala’ dan al-Bara’ adalah merupakan dua prinsip dari prinsip-prinsip iman, tidak akan sempurna perkara seorang mukmin kecuali dengan keduanya dan tidak akan nampak kemulyaan islam melainkan dengan menegakkan keduanya, dan kaum muslimmin tidak akan mendapatkan perlindungan dan penjagaan kecuali dengan keduanya.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى

“Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesunguhnya ia tela berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.” (al-Baqarah:256)

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain.” (al-Taubah:71)

لاَ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللهِ فِي شَيْء

“Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Barangsiapa berbuat demikian,niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah.” (Ali Imran:28)

Rasulullah bersabda:

ثلاث من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان: من كان الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرء لايحبه إلا لله، وأن يكره أن يعود في الكفر بعد أن أنقده الله منه كما يكره أن يقدف في النار (رواه البخاري ومسلم)

“Ada tiga perkara, yang apabila ketiganya ada pada diri seseorang maka ia akan mendapatkan rasa manisnya iman. Yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang selain keduanya, apabila ia menyintai seseorang, namun ia tidak menyintainya kecuali karena Allah. Dan apabila ia membenci untuk kembali ke dalam kekafiran sesuadah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu, seperti halnya ia membenci jika ia dilemparkan ke dalam api.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Ma’asyiral Muslimin….Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Tiga ayat dan sabda Rasulullah di atas telah memberikan tuntunan dan pelajaran bagi kita bahwa al-Wala’ (kecintaaan, loyalitas dan kesetiaan) harus kita berikan secara muthlaq kepada Allah dan Rasulnya dengan menyerahkan diri kita sepenuhnya dengan cara mentauhidkannya dalam setiap bentuk peribadatan, melaksanakannya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari segala bentuk kesyirikan dan ahlinya dan yang demikian juga kita berikan kepada kaum Mu’minin karena Allah sesuai dengan kadar kebaikannya dan ketaatannya. Sebaliknya al-Bara’ (kebencian, permusuhan, danm berlepas diri) harus kita berika kepada orang-orang kafir dari kalangan yahudi dan nasharo dan selain mereka dengan segala ragamnya. Sementara terhadap kaum Muslimin maka al-wala’ dan al-bara’ harus kita berikan kepada mereka sesuai dengan kadar keimanannya dan kemaksiatannya terhadap Allah dan Rasul-Nya. Dari sinilah maka penerapan al-Wala’ dan al-Barak semakin sempurna, manakala ukuran dan standartnya hanyalah semata-mata karena Allah, sesuai dengan adab-adab yang digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata di dalam kitabnya al-Majmu’ al-Fatawa; adalah wajib bagi seorang mukmin (bila memberikan permusuhan) hendaklah karena Allah, dan (bila memberikan loyalitas) juga karena Allah.

Ma’asyiral Muslimin….Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Hubungannya dengan orang-orang kafir, maka al-bara’ terhadap mereka adalah merupakan seagung-agung urusan aqidah seorang muslim. Dalam kondisi yang demikian tidak ada kecintaabn kepada mereka, dan tidak basa basi terhadap mereka, tidak ada ucapan salam kepada mereka, tidak ada perwalian terhadap mereka.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَءَآؤُا مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَآءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللهِ وَحْدَه ُ

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:”Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (al-Mumtahanah:4)

محمد رسول الله والذين معه أشداء على الكفار

“Muhammad adalah Rasul Allah. Dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” (al-Fath:29)

Demikian ini juga merupakan ajaran nabi Muhammad Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَآءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (al-Maidah:51)

Ayat di atas, secara khusus merupakan pengharaman untuk memberikan loyalitas kepada Ahlul Kitab, baik dari kalangan yahudi dan nashrani. Sementara berkaitan orang kafir secara umum Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَآء َ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” (al-Mumtahanah:1)

Bahkan sekalipun orang kafir itu adlah kerabat dekat, haram pula berwala’ kepada mereka. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَتَّخِذُوا ءَابَآءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَآءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى اْلإِيمَانِ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu,jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa yang di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. 9:23)

Ma’asyiral Muslimin….Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Namun demikian, kitapun kaum Muslimin tidak boleh melakukan kedhaliman terhadap mereka, tidak melakukan penghiyanatan terhadap mereka, mengingkari perjanjian dengan mereka, membatalkan akad dengan mereka, dan ini semua tidak akan merusak kebencian kita terhadap mereka, bahkan ini merupakan konsekwensi yang ada sebagai bentuk mu’amalah terhadap mereka.

Dan yang demikian menunjukan keadilan Islam dan penjagaannya terhadap haq-hak manusia serta keramatan dan kemulyaan terhadap mereka, dimana Islam memberikan rasa aman terhadap mereka yang tidak memberikan permusuhan kepada kaum muslimin dan sebaliknya Islam akan memerangi terhadap mereka yang melakukan permusuhan terhadap kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman:

وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّرَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (al-Anbiya’:107)

فَإِنِ اعْتَزَلُوكُمْ فَلَمْ يُقَاتِلُوكُمْ وَأَلْقَوْا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ فَمَا جَعَلَ اللهُ لَكُمْ عَلَيْهِمْ سَبِيلاً

“Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk melawan dan membunuh) mereka.” (QS.an-Nisa:90)

فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah yang kedua

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللَّّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Ma’asyiral Muslimin….Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Seperti halnya Allah mengharamkan kaum Mu’minin memberikan kesetiakawanan kepada orang-orang kafir, musuh-musuh Islam; maka sebaliknya, Allah memerintahkan supaya kaum seorang muslim memberikan loyalitas, kecintaan, dan kesetiakawanan kepada kaum Mu’minin.
Allah berfirman:

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللهُ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ {55} وَمَن يَتَوَلَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْغَالِبُونَ

“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (al-Maidah:55-56)

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه

“Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kamu, sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah pun memberikan permisalan sebagai berikut:

مثل المؤمنين في توادهم وتعاطفهم وتراحمهم مثل الجسد إذا اشتكى منه عضو تداعى سائر الجسد بالسهر والحمى

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam kecintaan, kasih sayang dan kesetian mereka seperti satu tubuh. Apabila salah satu dari anggota tubuh tersebut merasa sakit, maka seluruh tubuhnya pun akan ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Jadi kaum Mu’minin adalah bersaudara, persaudaraan seagama dan seaqidah serta manhaj yang benar, meskipun berlainan keturunan, berjauhan negeri dan berjauhan zaman. Sehingga Wajib bagi seorang mu’min bila memberikan permusuhan hendaklah memberikan permusuhan karena Allah, dan bila memberikan kecintaan dan loyalitas hendaklah memberikannya karena Allah.

Dan pada dasarnya loyalitas tersebut atas dasar sejauh mana kadar keimanan seseorang dan kadar kebaikannya dan ketaatannya, sebagaimana kebencian juga harus kita lihat dari kadar keburukan, kejahatan, dan kemaksiatannya, Maka ia berhak mendapat kasih sayang dan pahala sesuai dengan ukuran kebaikannya, dan memberikan kebencian sesuai dengan kadar kemaksiatannya dan kefasikannya.

Ma’asyiral Muslimin….Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Demikianlah sekelumit permasalahan bagaimana kebencian dan loyalitas harus kita berikan. Semoga dengan demikian kita tidak tergolong dari orang-orang yang yang terlalu berlebihan memberikan kebencian terhadap orang-orang mukmin bahkan orang non muslim dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh Islam dan tidak juga memberikan kecintaan mutlak dan membabi buta kepada mereka dengan melakukan hal-hal yang menyerupai mereka yaitu orang-orang kafir, karena yang demikian hukumnya haram.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk kelompok mereka.” (HR. Abui Dawud).

Sebaliknya semoga kesetiaan, loyalitas dan kecintaan yang kita bangun sesama muslim dan mu’min akan melahirkan kekuatan dan kemulyaan. Allah Ta’ala berfirman:

ولله العزة ولرسوله وللمؤمنين ولكن المنافقين لايعلمون

“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang mu’min.” (al-Munafiqun:8).

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمَِينَ.

Oleh: Ust. Abu Farwah