Pertanyaan :

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah hikmah penciptaan malaikat pencatat amal, padahal Allah mengetahui segala sesuatu ?

Jawaban :

Seperti perkara-perkara ini kami katakan bahwa sesungguhnya kita terkadang menemukan hikmahnya dan terkadang tidak menemukannya. Sangat banyak yang tidak kita ketahui hikmahnya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَيَسْئَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَآأُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, ‘Ruh itu termasuk urusan Rabbku, dan tidaklah kamu diberi pengetahun melainkan sedikit” [Al-Isra : 85]

Sesunguhnya makhluk-makhluk ini, jika seseorang bertanya kepada kita, “Apakah hikmah dari penciptaan unta oleh Allah dengan bentuk seperti ini, menjadikan kuda bentuknya seperti ini, menjadikan keledai bentuknya seperti ini, menjadikan manusia bentuknya seperti ini dan yang semisalnya. Jika ia bertanya kepada kita tentang hikmah semua perkara ini, niscaya tidak kita ketahui. Jika ia bertanya kepada kita, apa hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan shalat dzuhur empat rakaat, ashar empat rakaat, maghrib tiga rakaat, dan shalat Isya empat rakaat serta yang semisalnya, niscaya kita tidak sanggup mengetahui hikmah semua itu. Dengan penjelasan ini, kita sadar bahwa banyak sekali fenomena-fenomena alam dan perkara-perkara syari’at yang hikmahnya masih samar bagi kita. Apabila seperti itu, kita mengatakan ; sesungguhnya pencarian kita terhadap hikmah dalam beberapa hal yang diciptakan dan disyariatkan, jika Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia kepada kita hingga bisa sampai kepadanya, niscaya hal itu merupakan kelebihan karunia, kebaikan dan ilmu, dan jika kita tidak sampai kepadanya, maka hal itu tidak mengurangi sedikitpun (keimanan) kita.

Kemudian kita kembali kepada jawaban pertanyaan, yaitu apakah hikmahnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mewakilkan kepada kita malaikat pencatat amal yang mengetahui apa yang kita lakukan ?

Hikmah yang demikian adalah penjelasan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatur segala sesuatu, menentukan, memantapkannya dengan kuat, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan malaikat pencatat amal perbuatan dan ucapan manusia, diwakilkan kepada mereka yang menulis apapun yang dilakukan manusia. Padahal Allah mengetahui perbuatan mereka sebelum mereka melakukan. Tetapi semua ini merupakan penjelasan kesempurnaan perhatian dan pemeliharaan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap manusia. Dan sesungguhnya alam ini diatur sebaik-baiknya, dikokohkan sekokoh-kokohnya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[Fatawa Al-Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin hal. 347-348]

Sumber : Fatwa-Fatwa Terkini, jilid 3, hal: 637-638, cet: Darul Haq Jakarta, di posting oleh Yusuf Al-Lomboky