Para Ulama mempunyai banyak pendapat dalam masalah ayat apa yang pertama kali diturunkan dan apa yang yang terakhir.
Namun pendapat yang paling shahih mengenai yang pertama kali turun ialah firman Allah :

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ . خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ . اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ . الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ . عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ .

”Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-‘Alaq : 1-5)

Dasar pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dan lainnya dari Aisyah yang mengatakan :
“Wahyu yang pertama kali dialami oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam adalah mimpi yang benar di waktu tidur. Beliau melihat dalam mimpi itu datangnya bagaikan terangnya pagi hari. Kemudian beliau suka menyendiri. Beliau pergi ke gua Hira untuk beribadah beberapa malam. Untuk itu beliau membawa bekal. Kemudian beliau pulang kembali ke Khadijah radiyallahu ‘anha, maka Khadijahpun membekali beliau seperti bekal terdahulu. Lalu di gua Hira datanglah kepada beliau satu kebenaran, yaitu seorang malaikat, yang berkata kepada Nabi : “Bacalah!” Rasulullah menceritakan : “maka akupun menjawab : Aku tidak bisa membaca”. Malaikat tersebut lalu memelukku sehingga aku merasa amat payah. Lalu aku dilepaskan, dan dia berkata lagi : “Bacalah!” maka akupun menjawab : “Aku tidak bisa membaca”. Lalu dia merangkulku yang kedua kali sampai aku kepayahan. Kemudian dia lepaskan lagi dan berkata : “Bacalah!” Aku menjawab : “Aku tidak bisa membaca”. Maka dia merangkulku yang ketiga kalinya sehingga aku kepayahan, kemudian dia berkata :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan.. sampai dengan …apa yang tidak diketahuinya”.

Pendapat lain
Ada juga pendapat lain bahwa yang pertama kali turun adalah ayat : “Yaa ayyuhal Muddatstsir” (Hai orang yang berselimut)
Ini didasarkan juga pada hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Salamah bin Abdurrahman. Dia berkata : “Aku bertanya kepada Jabir bin Abdullah : Yang manakah diantara Alqur’an itu yang turun pertama kali?” Dia menjawab : “Yaa Ayyuhal Muddatstsir” Aku bertanya lagi : “Bukannya Iqra’ bismi robbika?” Dia menjawab : “Aku katakan kepadamu apa yang dikatakan Rasulullah kepada kami. Beliau bersabda :
“Sesungguhnya aku berdiam diri di gua Hira. Maka ketika habis masa diamku, aku turun lalu aku telusuri lembah. Aku melihat ke muka, ke belakang, ke kanan dan ke kiri. Lalu aku lihat ke langit, tiba-tiba aku melihat Jibril yang amat menakutkan. Maka aku pulang ke Khadijah. Khadijah memerintahkan mereka menyelimuti aku. Merekapun menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan: “Wahai orang yang berselimut!, bangkitlah dan berilah peringatan”

Namun hadits Jabir ini dapat dijelaskan bahwa pernyataan itu mengenai surat yang diturunkan secara penuh. Jabir menjelaskan bahwa surat al-Muddatstsir-lah yang turun secara penuh sebelum surat Iqra’ (al-‘Alaq) selesai diturunkan semuanya. Sebab yang turun pertama kali dari surat Iqra’ itu hanyalah permulaannya saja. Hal yang demikian ini juga diperkuat oleh hadits Abu Salamah dari Jabir yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim.
Jabir berkata :
“Aku mendengar Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam ketika beliau berbicara tentang masa diturunkannya wahyu. Beliau berkata : “Ketika aku berjalan, aku mendengar suara dari langit, lalu aku angkat kepalaku, tiba-tiba aku melihat malaikat yang mendatangiku di gua Hira itu duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Akupun segera pulang dan aku berkata : Selimutilah aku! Maka merekapun menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan : “Yaa Ayyuhal Muddatstsir”.

Hadits ini menunjukkan bahwa kisah tersebut terjadi setelah kisah gua Hira atau al-Muddatstsir itu adalah surat pertama yang diturunkan setelah terhentinya wahyu. Jabir meriwayatkan yang demikian itu dengan ijtihadnya, akan tetapi riwayat Aisyah lebih didahulukan. Dengan demikian maka ayat Alqur’an yang pertama sekali turun secara mutlak ialah Iqra’ dan yang pertama diturunkan secara lengkap dan pertama setelah turunnya wahyu ialah “Yaa Ayyuhal Muddatstsir” . Atau, bisa juga dikatakan bahwa surat al-Muddatstsir turun sebagai tanda kerasulannya sedangkan ayat Iqra’ turun sebagai tanda kenabiannya.

Az-Zarkasyi telah menyebutkan di dalam al-Burhan hadits Aisyah yang menegaskan bahwa yang pertama kali turun adalah Iqra’ bismi robbikal ladzii kholaq dan hadits Jabir ialah Yaa ayyuhal muddatstsir, qum fa andzir. Kemudian dia berkata :
“Sebagian besar ulama menyatukan keduanya, yaitu bahwa Jabir mendengar Nabi menyatukan kisah permulaan wahyu dan dia mendengar bagian akhirnya, sedangkan bagian pertamanya dia tidak mendengar. Maka dia (Jabir) menyangka bahwa surat yang didengarnya itu adalah yang pertama kali diturunkan,padahal bukan.Memang surat al-Muddatstsir adalah surat yang pertama yang diturunkan setelah Iqra’ dan setelah terhentinya wahyu. Hal itu juga termuat dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Jbir bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam dikala itu sedang membicarakan masalah terhentinya wahyu. Di dalam hadits disebutkan :
“Ketika aku berjalan aku mendengar suara dari langit lalu aku angkat kepalaku, tiba-tiba ada malaikat yang pernah mendatangiku di gua Hira duduk di atas kursi antara langit dan bumi, sehingga akupun merasa ketakutan sekali. Kemudian aku pulang dan aku berkata : Selimutilah aku! Selimutilah aku! Lalu Allah menurunkan : “Wahai orang berselimut, bangkitlah, lalu berilah peringatan”.

Dalam hadits ini beliau memberitahukan tentang malaikat yang datang kepadanya di gua Hira sebelum saat itu. Di dalam hadits Aisyah beliau memberitahukan bahwa turunnya Iqra’ itu di gua Hira dan bahwa Iqra’ itulah wahyu pertama yang turun. Kemudian setelah itu wahyu terhenti. Sedang dalam hadits Jabir, beliau memberitahukan bahwa wahyu berlangsung kembali setelah turunnya Ya ayyuhal muddatstsir.
Dengan demikian dapatlah diketahui bahwa Iqra’ adalah wahyu yang pertama sekali diturunkan secara mutlak dan bahwa al-Muddatstsir diturunkan sesudah Iqra’.
Begitu juga Ibnu Hibban mengatakan dalamShahihnya :
“Diantara kedua hadits itu tidak ada pertentangan. Sebab yang pertama kali diturunkan adalah Iqra’ bismi robbik alladzi kholaq di gua Hira. Ketika kembali kepada Khadijah radiyallahu ‘anha dan Khadijah menyiramkan air dingin kepadanya, Allah menurunkan “Yaa ayyuhal muddatstsir” di rumah Khadijah. Maka jelaslah bahwa ketika turun kepada beliau Iqra’ , ia pulang lalu berselimut. Kemudian Allah menurunkan “Yaa ayyuhal muddatstsir”

Disamping itu ada juga pendapat-pendapat lain tentang ayat apakah yang paling pertama turun. Tapi yang kita sebutkan tadi adalah pendapat yang dikuatkan oleh banyak para ulama.
Waallahu A’lam

(Abu Maryam Abdusshomad, diambil dari kitab Mabahits Fii Ulum Al-qur’an oleh : Syaikh Manna’ Al-qur’an-Qatthan (terj))