Kisah ke-26

Pengairan Gratis

Ada seorang pria yang sedang berjalan di padang pasir, tiba-tiba dia mendengar suara dari langit yang mengatakan: “Airilah kebun si Fulan!” Kemudian dia lihat ada awan yang berjalan menuju tempat tertentu, lalu awan itu menumpahkan airnya (air hujan) di sebuah areal tanah yang penuh dengan batu hitam. Di sana ada sebuah aliran air yang menampung air tersebut. Pria itu terus mengikuti kemana air itu mengalir. Tiba-tiba dia melihat ada seseorang yang sedang berdiri di kebunnya sambil mendorong air itu dengan penyodoknya ke dalam kebunnya. Dia berkata: “Hai hamba Allah! siapa nama Anda?” Dijawab oleh pemilik kebun itu: “Namaku Fulan.” Persis seperti nama yang didengar dari arah awan tadi. Pemilik kebun itu balik bertanya: “Hai hamba Allah! mengapa Anda menanyakan nama saya?”

Dijawabnya: “Aku telah mendengar suara di awan yang menurunkan air ini, suara itu mengatakan, ‘Airilah kebun si Fulan’ dan dia menyebutkan namamu. Apa sebenarnya yang Anda perbuat dengan kebun ini?” Pemilik kebun itu menjawab: “Kalau itu yang Anda katakan, maka ketahuilah, sesungguhnya aku perhitungkan hasil yang didapat dari kebun ini. Lalu sepertiga aku sedekahkan, sepertiganya lagi aku makan bersama keluargaku dan sepertiga yang terakhir aku kembalikan lagi ke kebun untuk ditanam.”

Dalam riwayat lain dikatakan: “Aku jadikan sepertiganya sebagai sedekah untuk orang-orang miskin, para pengemis dan ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan)”.( HR. Muslim 4/2288 No. 2984 dan Ahmad 2/296.)

Begitulah, orang yang meninggalkan sifat kikir yang buruk, Allah akan menggantinya dengan kebaikan yang banyak.