Termasuk perkara yang terjadi pada Hari Kiamat dan wajib diimani adalah disebarnya buku catatan amal, disebar yakni dibagi dan dibuka untuk pemiliknya agar dia menerima dan membacanya. Buku-buku ini adalah catatan amal perbuatan yang ditulis oleh para malaikat yang bertugas mencatat perbuatan manusia.

Firman Allah, “Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan Hari Pembalasan. Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.â€‌ (Al-Infithar: 9-12).

Amal perbuatan tersebut ditulis, ia harus dipikul oleh pelakunya di lehernya, dan pada Hari Kiamat Allah mengeluarkan buku catatan tersebut.

Firman Allah, “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada Hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. â€کBacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu’.” (Al-Isra’: 13-14).

Tulisan di buku-buku catatan tersebut adalah untuk kebaikan atau keburukan, kebaikan yang ditulis adalah apa yang dilakukan oleh seseorang, apa yang diniatkannya dan apa yang diinginkannya.
Yang pertama jelas ditulis, adapun apa yang diniatkan maka ia ditulis untuknya hanya saja yang ditulis adalah pahala niatnya secara sempurna sebagaimana di dalam hadits shahih tentang kisah seorang laki-laki yang memiliki harta yang dia infakkan kepada jalan kebaikan lalu ada seorang laki-laki miskin berkata, “Seandainya aku mempunyai harta niscaya aku akan berbuat padanya seperti fulan.â€‌

أ‌أ³أ¥أµأ¦أ³ أˆأ¶أ¤أ¶أ­أ¸أ³أٹأ¶أ¥أ¶ أ‌أ³أƒأ³أŒأ؛أ‘أµأ¥أµأ£أ³أ‡ أ“أ³أ¦أ³أ‡أپأ± .

Nabi bersabda, “Dia dengan niatnya dan pahala keduanya sama.â€‌ (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).

Namun dari segi amal keduanya tidak sama pahalanya, hal ini ditunjukkan oleh hadits yang menjelaskan bahwa orang-orang miskin dari kalangan Muhajirin datang kepada Nabi dan berkata, “Ya Rasulullah, orang-orang berharta mendahului kami.â€‌ Lalu Nabi bersabda kepada mereka, “Kalian bertasbih, bertahmid dan bertakbir di belakang setiap shalat tiga puluh tiga kali.â€‌ Ketika orang-orang kaya mendengar itu mereka pun melakukannya maka orang-orang miskin kembali mengadu kepada Nabi. Nabi bersabda, “Itu adalah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang dikehendakiNya.â€‌ (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Nabi tidak bersabda, “Dengan niat kalian, kalian bisa menyamai amal mereka.â€‌

Inilah keadilan, yang tidak beramal tidak sama dengan yang beramal akan tetapi dia sama dengannya dalam pahala dalam niat saja.

Adapun keinginan maka ia terbagi menjadi dua:

Pertama, Menginginkan sesuatu dan melakukan apa yang dia mampu lakukan kemudian dia terhalangi sehingga tidak bisa menyelesaikannya.

Orang ini ditulis untuknya pahala sempurna berdasarkan firman Allah, “Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah.â€‌ (An-Nisa’: 100).

Kedua, Menginginkan melakukan sesuatu dan dia tidak melakukannya padahal dia bisa melakukannya maka ditulis dengannya kebaikan yang sempurna untuknya karena niatnya.

Adapun keburukan maka ditulis atas seseorang apa yang dilakukannya, ditulis untuknya apa yang diinginkannya dan dia berusaha mewujudkannya hanya saja dia gagal mewujudkannya dan ditulis pula atasnya apa yang diniatkan dan diangan-angankan.

Yang pertama jelas, yang kedua ditulis atasnya dengan sempurna berdasarkan sabda Nabi, “Apabila dua orang Muslim bertemu dengan pedang masing-masing maka yang membunuh dan yang terbunuh adalah di Neraka.â€‌ Mereka berkata, “Ya Rasulullah, kalau pembunuh di Neraka kami memahami, lalu mengapa yang terbunuh?â€‌ Nabi menjawab, “Karena dia berkeinginan kuat untuk membunuh pembunuh.â€‌ (HR al-Bukhari dan Muslim).

Sama halnya orang yang hendak minum khamar tetapi dia terhalangi untuk minum, ditulis atasnya dosa secara sempurna karena dia telah berusaha melakukannya.

Yang ketiga apa yang dia niatkan dan diangan-angankan juga ditulis atasnya akan tetapi hanya sebatas niat saja berdasarkan hadits tentang seorang laki-laki yang diberi harta, dia membelanjakannya dengan ngawur lalu seorang laki-laki miskin berkata, “Kalau aku mempunyai harta niscaya aku akan melakukan apa yang dilakukan fulan.â€‌

أ‌أ³أ¥أµأ¦أ³ أˆأ¶أ¤أ¶أ­أ¸أ³أٹأ¶أ¥أ¶ أ‌أ³أ¦أ¶أ’أ؛أ‘أµأ¥أµأ£أ³أ‡ أ“أ³أ¦أ³أ‡أپأ± .

Nabi bersabda, “Dia dengan niatnya dosa keduanya sama.â€‌

Seandainya dia menginginkan keburukan tetapi dia meninggalkannya, maka hal ini memiliki tiga kemungkinan:

1 – Dia meninggalkannya karena tidak mampu maka dia sama dengan pelaku jika telah berusaha melakukannya.
2 – Dia meninggalkannya karena Allah, ini berpahala.
3 – Dia meninggalkannya karena dirinya berpaling darinya atau tidak terlintas di benaknya. Ini tidak ada dosa atasnya dan tidak ada pahala untuknya.

Allah membalas kebaikan lebih banyak daripada amal perbuatan dan membalas keburukan sama dengan perbuatan saja. “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).â€‌ (Al-An’am: 160). Ini adalah kemurahan Allah dan karena rahmatNya mendahului murkaNya.

Dalam menerima buku catatan amal manusia terbagi menjadi dua golongan, ada yang menerima buku catatannya dengan tangan kanannya, mereka adalah orang-orang Mukmin, ini adalah isyarat bahwa tangan kanan adalah untuk sesuatu yang mulia. Oleh karena itu orang yang beriman menerima bukunya dengannya sementara orang kafir menerima buku catatannya dengan tangan kirinya atau dari balik punggungnya.

Firman Allah, “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak, â€کCelakalah aku.’ Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).â€‌ (Al-Insyiqaq: 7-12).

Orang yang menerima buku catatannya dari balik punggungnya adalah orang yang menerimanya dengan tangan kirinya, dia menerimanya dengan tangan kirinya dengan mengulurkannya dari belakang, dia menerimanya dengan tangan kiri karena dia termasuk ashabus syimal(golongan kiri). Dia menerimanya dari belakang punggungnya karena di dunia dulu dia memunggungi kitab Allah dan berpaling darinya maka termasuk keadilan jika buku catatan amalnya diterimanya dari balik punggungnya, dari sini maka tangan kirinya terlepas sehingga ia menerima dari belakang. Wallahu a’lam.