Daya kekebalan tubuh anak belum sebaik orang dewasa, dia masih rentan terhadap serangan berbagai bentuk penyakit berbahaya, maka diperlukan upaya pembentengan terhadap anak dari penyakit-penyakit tersebut, upaya ini lazim disebut dengan imunisasi dan ia berlaku untuk penyakit-penyakit lahir atau penyakit pada umumnya.

Tetapi perlu diingat bahwa penyakit yang mengancam anak tidak hanya penyakit lahir, akan tetapi ada penyakit batin yang datang dari arah lain yaitu arah jin dan setan. Benar, anak tidak luput dari gangguan penyakit yang satu ini dan kenyataan membuktikan bahwa penyakit dari arah ini tidak kalah berbahaya daripada penyakit lahir. Jadi anak disamping dia memerlukan imunisasi dari penyakit yang pertama, dia juga membutuhkan imunisasi dari penyakit yang kedua.

Berdoa pada saat mendatangi istri

بِسْمِ اللهِ، اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا.

Dengan menyebut Nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa (anak) yang Engkau karuniakan kepada kami.”

Hikmah doa ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, “Jika salah seorang di antara kalian mendatangi iterinya dan membaca, ‘Dengan menyebut Nama Allah, ya Allah jauhkan-lah aku dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa (anak) yang Engkau karuniakan kepada kami,’ kemudian Allah menetapkan atau mentakdirkan seorang anak di antara keduanya, maka anaknya itu tidak akan dapat dicelakakan oleh setan selamanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Semoga para suami tidak melupakan doa ini manakala dia hendak mendatangi istrinya agar anaknya yang mungkin tercipta dari hubungan tersebut sudah mendapatkan imunisasi dini dan hendaknya para istri mengingatkan suami dengan doa ini.

Apa pada saat hamil?

Tidak ada tuntunan khusus dari Rasulullah saw sebatas ilmu penulis, Rasulullah saw tidak menganjurkan selamatan pada tiga bulan atau tujuh bulan dengan makanan tertentu, Rasulullah saw juga tidak mengajarkan ibu hamil menggantungkan gunting atau silet di bajunya sebagai pelindung anak dari roh jahat. Semua itu hanya akal-akalan orang belaka.

Cukup bagi seorang muslimah manakala dia sedang hamil mendekatkan dirinya kepada Allah dengan rajin-rajin beribadah kepadanya, berdzikir dengan dzikir-dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah saw sebagai perlindungan bagi dirinya dan kehamilannya, memohon kepadanya agar anak yang dia kandung menjadi anak yang shalih, dimudahkan selama kehamilan dan kelahiran.

Apa pada saat lahir?

Memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala untuk anak seperti yang dilakukan oleh istri Imran manakala melahirkan Maryam, “Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan.’ Dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. ‘Sesungguhnya aku telah menamakannya Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepadaMu dari setan yang terkutuk.” (Ali Imran: 36).

Jangan lupa melakukan apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw yaitu tahnik, mengunyah kurma sampai lembut dan menyuapkannya pada mulut anak, mendoakannya agar dilimpahi berkah, aqiqah, satu kambing untuk anak perempuan dan dua untuk anak laki, memberinya nama dengan nama-nama yang baik, nama-nama para nabi dan orang-orang shalih.

Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah berkata, “Beberapa bayi dibawa kepada Rasulullah saw, beliau mendoakan mereka agar dilimpahi berkah dan mentahnik mereka.”

Selalu memohon perlindungan untuk anak

Karena ain, tatapan mata jahat dari orang-orang yang hasad memang ada dan berpengaruh tidak baik kepada anak. Terkadang seorang anak terkena ‘ain yang disebabkan oleh mata orang-orang yang dengki. Anda telah membawa anak itu berkeliling kepada dokter, akan tetapi semua resep yang ditulis oleh dokter sama sekali tidak berpengaruh, segala obat sudah dicoba namun hasilnya nihil, karena kenyataannya anak itu memang terkena penyakit berbeda yang hanya dapat diobati dengan obat yang berbeda pula, yaitu ruqyah.

Pada satu kesempatan Nabi saw datang ke rumah Ja’far dan beliau melihat anak-anaknya dalam keadaan lemah dengan badan yang kurus, lalu beliau menanyakan hal itu kepada sang ibu. Ibu menjelaskan bahwa mereka terkena ain, maka beliau memintanya meruqyah mereka.

Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah berkata, “Rasulullah memberikan keringanan bagi keluarga Hazm untuk meruqyah karena patukan ular, dan beliau berkata kepada Asma’ binti ‘Umais, ‘Kenapa badan anak-anak saudaraku kurus, apakah mereka sakit?’ Asma’ menjawab, ‘Ain telah menimpa mereka.’ Rasulullah berkata, ‘Ruqyahlah mereka’ Asma’ berkata, ‘Lalu aku menyodorkannya kepada beliau, tetapi beliau berkata, ‘Ruqyahlah mereka.”

Dasi sini maka disunnahkan bagi Anda memperbanyak memohon perlindungan kepada Allah untuk anak pada pagi dan sore hari atau dari waktu ke waktu, dengan membacakan al-Mu’awwidzaat (al-Ikhlash, al-Falaq, dan an-Naas) lalu meniup ditelapak tangan dan setelah itu mengusapkannya ke anak. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali, inilah yang dilakukan oleh Nabi saw, ketika beliau mengeluh karena merasakan sesuatu, maka beliau melakukannya dan mengusapkannya ke kepala dan seluruh badan. Beliau melakukan pula hal itu menjelang tidur.

Nabi saw memohon perlindungan bagi al-Hasan dan al-Husain dengan doa,

أَعُوذُ بِكَلِمَـاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ.

Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari setiap gangguan syaitan, binatang berbisa dan setiap mata orang yang dengki.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Alangkah baiknya jika Anda mengajarkan anak-anak Anda bagaimana melindungi diri dengan doa-doa yang ma`tsur.

Sebuah tuntunan yang dilupakan

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Jabir bin ‘Abdullah dari Nabi saw, beliau bersabda:

إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَـاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَحُلُّوهُمْ، فَأَغْلِقُوا اْلأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا، وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا وَأَطْفِئُوا مَصَابِيْحَكُمْ.

Jika waktu malam atau waktu sore tiba, tahanlah anak-anak kalian agar mereka tidak keluar, karena sesungguhnya syaitan bertebaran pada waktu itu. Dan ketika waktu malam itu pergi, lepaskanlah mereka, kuncilah pintu dengan menyebut Nama Allah karena sesungguhnya syaitan tidak akan membuka pintu yang tertutup. Tutuplah wadah-wadah dengan menyebut Nama Allah dan tutuplah segala macam tempat air dengan menyebut Nama Allah walaupun hanya dengan meletakkan sesuatu di atasnya dan padamkanlah lampu-lampu.” (Izzudin Karimi)