Dalam surat ThaahaaAllah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِذْ تَمْشِي أُخْتُكَ فَتَقُولُ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَن يَكْفُلُهُ فَرَجَعْنَاكَ إِلَى أُمِّكَ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلاَتَحْزَنَ وَقَتَلْتَ نَفْسًا فَنَجَّيْنَاكَ مِنَ الْغَمِّ وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا فَلَبِثْتَ سِنِينَ فِي أَهْلِ مَدْيَنَ ثُمَّ جِئْتَ عَلَى قَدَرٍ يَامُوسَى {40} وَاصْطَنَعْتُكَ لِنَفْسِى {41} اذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِئَايَاتِي وَلاَتَنِيَا فِي ذِكْرِي {42} اذْهَبَآ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى {43} فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى {44} قَالاَ رَبَّنَآ إِنَّنَا نَخَافُ أَن يَفْرُطَ عَلَيْنَآ أَوْ أَن يَطْغَى {45} قَالَ لاَتَخَافَآ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَى {46}

(Yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir’aun):”Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?”. Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa, dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku.Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah malampaui batas; maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut”. Berkatalah mereka berdua:”Ya Rabb kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas” Allah berfirman:”Jangan kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (QS.Thaahaa:40-46)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Musa ‘alaihissalam pada malam diturunkannya wahyu kepadanya serta dianugerahkannya kenabian kepadanya. Di antara kalimat ang disampaikan kepadanya adalah: ” aku telah menyaksikan apayang kamu alami ketika berada di rumah Fir’aun. Dan kamu selalu berada di bawah pemiliharaan, perlindungan, dan kelembutan-Ku. Kemudaian Aku keluarkan kamudari negeri Mesir ke negri Madiyan atas kehendak, kuasa, dan kebijakan-Ku sendiri. Lalu engkau di san selama beberapa tahun.

.… ثُمَّ جِئْتَ عَلَى قَدَرٍ … {40}

”…kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan…” (QS.Thaahaa:40)

Yakni, ketetapan dari-Ku untuk itu.

وَاصْطَنَعْتُكَ لِنَفْسِى {41}

”Dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku ” (QS.Thaahaa:41)

Maksudnya, Aku telah memilihmu untuk diri-Ku sendiri untuk mengemban risalah-Ku dan melalui firman-firman-Ku.

اذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِئَايَاتِي وَلاَتَنِيَا فِي ذِكْرِي {42}

” Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku ” (QS.Thaahaa:42)

Maksudnya, janganlah kalian berdua lupa mengingat-Ku ketika kalian menghadapinya, karena dzikir itu akan membantu kalian berdua untuk berbicara, menjawab, memberikan nasehat, serta mengemukakan dalil dan bukti. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ {45}

”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS.al-Anfaal: 45)

Lebih lanjut Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اذْهَبَآ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى {43} فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى {44}

”Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah malampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS.Thaahaa:43-44)

Yang demikian itu merupakan salah satu bentuk kelembutan, kemurahan, kebaikan, dan kasih saying Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada makhluk-Nya. Meskipun Dia telah mengetahui kekufuran, keingkaran, dan kesombongan Fir’aun, Dia tetap mengirimkan orang-orang terbaik pada saat itu kepadanya untuk mengingatkan dan menyelamatkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman seraya memerintahkan Musa dan Harun ‘alaihimassalam untuk menyeru dan mengajak Fir’aun dengan cara terbaik, lemah lembut, dan bermuamalah dengannya seperti bermuamalah dengan orang-orang yang diharapkan ingat atau takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

اُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ … {125}

”Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik…”(QS.an-Nahl: 125)

Dia juga berfirman:

وَلاَتُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلاَّ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلاَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ…{46}

”Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahlul Kitab melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zhalim di antara mereka…(QS.al-‘Ankabuut:46)

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, firman Allah:

فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيِّنًا … {44}

”Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut ….” (QS.Thaahaa: 44)

Yakni, sampaikanlah alasannya, lalu katakana kepadanya:”Sesungguhnya kamu mempunyai Rabb dan juga tempat kembali (akhirat), dan sesungguhnya di hadapanmu terdapat Surga dan Neraka.”

Wahab bin Munabbih rahimahullah mengatakan:”Maksudnya, katakanlah,’Sesungguhnya maaf dan ampunan lebih dekat kepada-Ku (Allah) daripada siksaan-Nya.”

Karena Fir’aun adalah seorang yang sangat sombing, ingkar dan sewenang-wenang. Dia mempunyai kekuasaan yang luas di Mesir, kehormatan, bala tentara, dan kekuatan militer yang tangguh. Sehingga sebagai manusia biasa, Musa dan Harun ‘alaihimassalam merasa takut kepadanya, takut jika saja Fir’aun bertindak kasar kepada mereka pada permulaannya. Tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala meneguhkan keduanya seraya berfirman:

قَالَ لاَتَخَافَآ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَى {46} َأْتِيَاهُ فَقُولآ إِنَّا رَسُولاَ رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَاءِيلَ وَلاَتُعَذِّبْهُمْ قَدْ جِئْنَاكَ بِئَايَةٍ مِّن رَّبِّكَ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى {47} إِنَّا قَدْ أُوحِيَ إِلَيْنَآ أَنَّ الْعَذَابَ عَلَى مَن كَذَّبَ وَتَوَلَّى {48}

Allah berfirman:”Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dan katakanlah:”Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Rabbmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan Kami) dari Rabbmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling”.(QS.Thaahaa: 46-48)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan bahwa Dia telah memerintahkan Musa dan Haru ‘alaihimassalam untuk pergi menemui Fir’aun guna mengajaknya ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan meminta agar melepaskan Bani Israil pergi bersama keduanya dan tidak menyiksa mereka.

… قَدْ جِئْنَاكَ بِئَايَةٍ مِّن رَّبِّكَ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى {47}

”… Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan Kami) dari Rabbmu… “.(QS.Thaahaa: 47)

Yaitu, bukti yang sangat agung pada tongkat dan tangan

… وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى {47}

”…Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. “.(QS.Thaahaa: 47)

Yang demikian itu (keselamatan kepada yang mengikuti petunjuk) merupakan pembatasan yang sangat bermanfaat dan menyntuh. Kemudian Musa dan Harun ‘alaihimassalam memberikan ancaman atas perbuatan dusta, dengan berkata:

إِنَّا قَدْ أُوحِيَ إِلَيْنَآ أَنَّ الْعَذَابَ عَلَى مَن كَذَّبَ وَتَوَلَّى {48}

”… Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling”.(QS.Thaahaa: 48)

Maksudnya, mendustakan kebenaran dalam hatinya dan berpaling dari beramal shalih secara lahiriyah. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan tentang Fir’aun dengan firman-Nya:

فقَالَ فَمَن رَّبُّكُمَا يَامُوسَى {49} قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَىْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى {50} قَالَ فَمَابَالُ الْقُرُونِ اْلأُولَى {51} قَالَ عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي فِي كِتَابٍ لاَّيَضِلُّ رَبِّي وَلاَيَنسَى {52} الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اْلأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلاً وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّن نَّبَاتٍ شَتَّى {53} كُلُوا وَارْعَوْا أَنْعَامَكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لأُوْلِي النُّهَى {54} مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى {55}

”Berkata Fir’aun:”Maka siapakah Rabbmu berdua, hai Musa?” Musa berkata:”Rabb kami ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk”. Berkata Fir’aun:”Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?” Musa menjawab:”Pengetahuan tetang itu ada di sisi Rabbku, di dalam sebuah kitab, Rabb kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa; Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain. “.(QS.Thaahaa: 49-55)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فقَالَ فَمَن رَّبُّكُمَا يَامُوسَى {49} قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَىْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى {50}

”Berkata Fir’aun:”Maka siapakah Rabbmu berdua, hai Musa?” Musa berkata:”Rabb kami ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk”. .(QS.Thaahaa: 49)

Maksudnya, Dialah yang telah menciptakan seluruh makhluk dan menetapkan bagi mereka amal, rizki, dan ajal, serta menuliskan semuanya itu di dalam kitab-Nya, al-Lauhul Mahfuzh.selanjutnya Dia memberikan petunjuk kepada setiap makhluk sesuai dengan apa yang telah ditetapkan-Nya itu. Dia menyesuaikan amal mereka dengan apa yang ditetapkan dalam dalam jangkauan ilmu-Nya. Hal itu, karena kesempurnaan ilmu, kekuasaan, dan ketetapan-Nya. Ayat tersebut serupa dengan firman Allah yang lain (yang artinya):

Sucikanlah nama Rabbmu Yang Paling Tinggi, yang menciptakan,dan menyempurnakan (penciptaan-Nya).dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. (QS. Ql-A’laa:1-3)

Maksudnya, menetapkan ketetapan-Nya bagi masing-masing makhluk dan kemudian memberi petunjuk.

قَالَ فَمَابَالُ الْقُرُونِ اْلأُولَى {51}

”Berkata Fir’aun:”Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?” .(QS.Thaahaa: 49)

Fir’aun berkata kepada Musa ‘alaihissalam :”Jika Rabbmu itu adalah pencipta, penentu segala sesuatu, dan pemberi petunjuk kepada semua makhluk-Nya, sebenarnya hanya Dia yang berhak diibadahi, lalu mengapa orang-orang terdahulu beribadah kepada selain-Nya, menyekutukan-Nya dengan bintang-bintang dan sekutu lainnya, sebagaimana yang telah engkau ketahui? Apakah berarti Dia tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang terdahulu tersebut? Menjawab pertanyaan Fir’aun tersebut, Musa ‘alaihissalam berkata:

قَالَ عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي فِي كِتَابٍ لاَّيَضِلُّ رَبِّي وَلاَيَنسَى {52}

”Musa menjawab:”Pengetahuan tetang itu ada di sisi Rabbku, di dalam sebuah kitab, Rabb kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa” .(QS.Thaahaa: 49)

(Sumber: Kisah Shahih Para Nabi, Pustaka Imam Syafi’i, disadur oleh Abu Yusuf Sujono )