Husain bin Ali Al-Ju’fi adalah seorang ulama yang tidak pernah menikah. Lahir pada tahun 119 H dan wafat tahun 203 H. dalam kitab Tadzkirat Al-Huffazh karangan Imam Adz-Dzahabi hal. 349 dan kitab Tahdzibu At-Tahdzib karangan Ibnu Hajar jilid 2 hal 358 dijelaskan tentang biografi Husain bin Ali Al-Ju’fi sebagai berikut:

Syaikhul Islam, Abu Ali Al-Ju’fi lahir di Kufah. Beliau adalah seorang yang hafal Al Qur’an, zuhud (meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat bagi akhiratnya) dan menjadi tauladan bagi kaum muslimin. Beliau pernah membaca Al-Qur’an dihadapan Hamzah Az-Ziyat dan mendengarkannya dari Amr bin Al-Ala’, Al-A’masy, Ja’far bin Burqan, Sufyan dan lain sebagainya.

Tidak sedikit ulama yang meriwayatkan bacaan Al-Qur’an darinya seperti Ahmad, Ishaq, Yahya, Ibnu Al-Furat, Abd. Bin Humaid, Abbas Ad-Duri, Muhammad bin Ashim dan lain-lain.

Menurut Yahya bin Ma’in dan ulama-ulama lainnya, Husain bin Ali ini termasuk orang yang tsiqah (terpercaya). Muhammad bin Rafi’ berkata, “Beliau adalah seorang ulama Kufah.” Yahya bin Yahya An-Naisaburi berkata, “Jika ada orang yang termasyhur maka ia adalah Husain Al-Ju’fi.”

Hajjaj bin Hamzah berkata, “Aku tidak pernah melihat Husain Al-Ju’fi tertawa atau tersenyum. Aku tidak pernah mendengar satu kata pun dari lisannya yang menyinggung masalah kehidupan duniawi.”

Ahmad Al-‘Ijli juga berkata, “Beliau adalah orang yang tsiqah, aku tidak pernah melihat orang yang lebih utama darinya. Beliau adalah orang yang selalu berpakaian menarik.”

Humaid bin Rabi’ Al-Khazzaz berkata, “Kami telah menulis sekitar 10.000 hadits lebih dari Husain bin Ali Al-Ju’fi.”

Dalam kitab Tarikh Baghdad karangan Khatib Al-Baghdadai jilid 13 hal. 473 pada pembahasan tentang biografi Waki’ Al-Jarrah, disebutkan bahwa Ibrahim bin Syammas berkata, “Aku sering berharap ingin memiliki kecerdasan dan sifat wara’ (menghindari hal-hal yang memudharatkan akhiratnya) seperti Ibnu Mubarak, serta sifat sabar seperti yang dimiliki Husain Al Ju’fi.

Beliau adalah orang yang sangat sabar, tidak pernah menikah dan tidak pernah memikirkan kehidupan duniawi.”

Sumber : Al-Ulama Al-‘Uzzaab, karya Abdul Fatah Abu Ghadah
Dinukil oleh : Abu Thalhah Andri Abd. Halim