TENTANG KALIMAT-KALIMAT YANG MENJELASKAN KEUTAMAAN DZIKIR TANPA TERIKAT DENGAN WAKTU

( 21) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari [Kitab ad-Da’awat, Bab Fadhl Dzikrillah, 11/208, no. 6407. Dan hadits senada juga diriwayatkan Muslim, Kitab al-Musafirin, Bab Istihbab an-Nafilah Fi Baitihi, 1/539, no. 779, pent.], dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam,

مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُهُ مَثَلُ اْلحَيِّ وَاْلمَيِّتِ

“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabbnya dan yang tidak berdzikir padaNya adalah seperti orang hidup dan orang mati.”

( 22) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim [Kitab adz-Dzikr, Bab Fadhl at-Tahlil Wa at-Tasbih, 4/2072, no. 2696, pent.], dari Sa’ad bin Abu Waqqash Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

جَاءَ أَعْرَبِيٌّ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ ، وَقَالَ: عَلِّمْنِيْ كَلاَمًا أَقُوْلُهُ. قَالَ: لاَ إِلهَ اللهُ وَحْدَهُ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَاْلحَمْدُ لله كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ. قَالَ: فَهؤُلاَءِ لِرَبِّيْ، فَمَا لِيْ؟ قَالَ: قُلْ، اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ.

“Seorang Arab badui datang kepada Rasulullah dan berkata, ‘Ajarkan kepadaku ucapan yang dapat aku katakan.’ Nabi menjawab, ‘Katakanlah, ‘Tiada tuhan yang haq kecuali Allah semata, tiada sekutu bagiNya, Allah Mahabesar, segala puji yang banyak bagi Allah, Mahasuci Allah Tuhan alam semesta, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.’ Badui itu berkata, ‘Itu semua adalah untuk Tuhanku lalu mana yang untukku?’ Beliau a bersabda, ‘Katakanlah, ‘Ya Allah ampunilah aku, berilah rahmat, hidayah dan rizki kepadaku’.”

( 23) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim [Shahih Muslim [Kitab adz-Dzikr, Bab Fadhl at-Tahlil Wa at-Tasbih, 4/2073, no. 2698, pent.], dari Sa’ad bin Abu Waqqash Radhiyallahu ‘anhu berkata,

كُنَّا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ، فَقَالَ: أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ فِي كُلِّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ: كَيْفَ يَكْسِبُ أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: يُسَبِّحُ مِئَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ، أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيْئَةٍ.

“Kami sedang berada di sisi Rasulullah a lalu beliau bertanya, ‘Apakah seorang dari kalian tidak mampu mendapatkan seribu kebaikan dalam sehari?’ Salah seorang hadirin di ma-jelis beliau tersebut bertanya, ‘Bagaimana dia mendapatkan seribu kebaikan?’ Nabi menjawab, ‘Dia bertasbih seratus kali maka ditulis untuknya seribu kebaikan atau dilebur darinya seribu dosa’.”

Imam al-Hafizh Abu Abdullah al-Humaidi berkata, “Seperti itulah dalam kitab Muslim, dalam seluruh riwayat dengan lafazh, أَوْ يُحَطُّ(‘atau dilebur’).” Al-Barqani berkata, “Syu’bah, Abu Awanah dan Yahya al-Qaththan meriwayatkan dari Musa, di mana Muslim meriwayatkan dari arahnya, mereka berkata, وَيُحَطًّ (‘Dan dilebur’) bukan أَوْ(‘atau’).” [Yang tercantum di kitab-kitab induk adalah تُكْتَبُ dan تُحَطُّ dengan ta’, baik pada matan hadits atau ucapan al-Humaidi, koreksinya dari Shahih Muslim, pent.]

( 24) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim [Kitab al-Musafirin, Bab Istihbab Shalat adh-Dhuha, 1/498, no. 720, pent.], dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ: فَكُلُّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِاْلمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ اْلمُنْكَرِ صَدَقَةٌ. وَيُجْزِئُ مِنْ ذلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى.

“Setiap persendian anggota tubuh salah seorang di antara kalian menanggung kewajiban bersedekah setiap paginya; maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dari semua itu bisa dicukupkan dengan dua rakaat Shalat Dhuha.”

Saya berkata: السُّلاَمَى dengan sin dibaca dhammah dan lam tanpa tasydid, berarti, anggota, jamaknya adalahسُلاَمَيَات dengan sin dibaca dhammah dan ya’ tanpa tasydid.

( 25) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu , dia berkata, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadaku,

أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوْزِ اْلجَنَّةَ؟ فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ! قَالَ: قُلْ: لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.

“Maukah kamu aku tunjukkan kepada suatu harta dari kekayaan surga?” Aku menjawab, “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau a bersabda, “Katakanlah, ‘Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah’.” [Diriwayatkan al-Bukhari, Kitab ad-Da’awat, Bab ad-Du’a` Idza Ala, 11/187, no. 6384; dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Istihbab Khafdhi ash-Shaut, 4/2076, no. 2704, pent.].
Bersambung…
Sumber: dikutip dari Buku “Ensiklopedia Dzikir dan Do’a Al-Imam An-Nawawi Takhrij & Tahqiq: Amir bin Ali Yasin. Diterbitkan oleh: Pustaka Sahifa Jakarta. Oleh: Abu Nabiel)