TENTANG KALIMAT-KALIMAT YANG MENJELASKAN KEUTAMAAN DZIKIR TANPA TERIKAT DENGAN WAKTU

(31) Kami meriwayatkan di kitab at-Tirmidzi dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya,

أَيُّ الْعِبَادِ أَفْضَلُ دَرَجَةً عِنْدَ اللهِ تَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: اَلذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا. قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَمِنَ الْغَازِيْ فِي سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ: لَوْ ضَرَبَ بِسَيْفِهِ فِي الْكُفَّارِ وَاْلمُشْرِكِيْنَ حَتَّى يَنْكَسِرَ وَيَخْتَضِبَ دَمًا، لَكَانَ الذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا أَفْضَلَ مِنْهُ.

“Siapakah hamba yang paling utama derajatnya di sisi Allah pada Hari Kiamat?” Nabi men-jawab, “Orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, (bahkan lebih utama) dari orang yang berperang di jalan Allah?” Nabi menjawab, “Seandainya dia menga-yunkan pedangnya pada orang-orang kafir dan musyrik sehingga ia patah dan berlumuran darah niscaya orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah lebih utama daripadanya.”

Takhrij Hadits: Hasan: Diriwayatkan oleh Ahmad 3/75; at-Tirmidzi Kitab al-Du’a, Bab 5/458 no.3376; Abu Ya’la 2/530/1401; Ibnu Adi 3/981; al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab no. 589 secara ringkas; al-Baghawi no.1246: dari beberapa jalan dari Ibnu Lahi’ah dari Darraj bin Abus Samh dari Abul Haitsam dari Abu Sa’id dengan hadits tersebut.
At-Tirmidzi berkata, “Gharib, kami hanya mengetahuinya dari hadits Darraj.” Aku berkata, “Haditsnya secara umum adalah dhaif, riwayatnya dari Abul Haisam – seperti yang di sini – adalah lebih lemah daripada selainnya. Adapun per-nyataan bahwa hadits ini memiliki illat karena adanya Ibnu Lahi’ah maka itu tidak beralasan karena yang meriwayatkan darinya di at-Tirmidzi adalah Qutaibah bin Sa’id, dia ini termasuk rawi yang mencermati riwayat dari Ibnu Lahi’ah. Yang jelas hadits ini bukan termasuk riwayat munkar dari Darraj dari Abul Haitsam karena hadits yang hadir setelahnya memberinya kekuatan, jadi dengannya ia menjadi hasan. Ia didhaifkan oleh at-Tirmidzi dan disetujui oleh al-Mundziri dan al-Albani.

(32) Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dan kitab Ibnu Majah dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ؟ قَالُوْا: بَلَى. قَالَ: ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى.

“Maukah kalian aku beritahu amalan kalian yang paling baik, yang paling suci di sisi Raja kalian, yang paling tinggi dalam derajat kalian, lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, lebih baik bagi kalian daripada kalian bertemu musuh kalian lalu kalian menebas leher mereka dan mereka menebas leher kalian?” Mereka menjawab, “Ya.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dzikir kepada Allah Ta’ala.”

Takhrij Hadits: Shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad 5/195; Ibnu Majah, Kitab al-Adab, Bab Fadhl adz-Dzikr, 2/1245, no. 3790; at-Tirmidzi: Kitab ad-Du’a’, Bab, 5/459, no. 3377; ath-Thabrani di dalam ad-Du’a’ no. 1872; al-Hakim 1/496; Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah 2/12, al-Baihaqi di dalam asy-Syu’ab no. 519; dan al-Baghawi no. 1544; dari beberapa jalan, dari Abdullah bin Sa’id bin Abi Hind, dari Ziyad bin Abi Ziyad, dari Abu Bahriyah, dari Abu Darda’, dengan hadits tersebut.
Ini adalah sanad yang kuat, rawi-rawinya dijadikan hujjah di ash-Shahih kecuali Abu Bahriyah, dia adalah rawi tsiqah, hanya saja atas Ziyad, Ahmad 6/447 meriwayatkannya dari jalan Musa bin Uqbah, darinya, dari Abu ad-Darda’ dengan hadits tersebut tanpa Abu Bahriyah. Malik 1/211 meriwayatkannya, darinya, dari Abu ad-Darda’ dengan hadits tersebut secara mauquf. Ahmad 5/240 meriwayatkannya dari jalan Abdul Aziz bin Abu Salamah, darinya, bahwa hadits tersebut sampai kepadanya dari Mu’adz dengan hadits tersebut secara marfu’.
Al-Asqalani dalam Amali al-Adzkar 1/264-Futuhat, berkata, “Hadits ini diperselisihkan tentang apakah ia marfu’ atau mauquf, mursal atau maushul.” Aku berkata, “Kalau ia mauquf dan shahih maka hukumnya marfu’ karena ia adalah tambahan dari rawi tsiqah yang mesti diterima, lalu bagaimana kalau yang mauquf itu adalah dhaif karena ia munqathi? Dan demikianlah maka hukumnya mashul bukan mursal dengan alasan yang sama.
Adapun perselisihan pada sahabat, maka ia tidak berpengaruh apa pun dan yang zahir adalah bahwa ia berasal dari musnad keduanya, sekaligus. Hal itu karena di akhir hadits Abu ad-Darda’ terdapat tambahan dari ucapan Mu’adz.
Kemudian ia memiliki jalan-jalan periwayatan yang lain dari Mu’adz dalam Ath-Thabrani dan al-Bazzar dengan riwayat senada. Dan hadits ini memiliki Syahid dari Mu’adz bin Anas di Ahmad 3/438 dengan sanad dhaif, juga syahid lain dari hadits Jabir di ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir 209 dengan sanad dhaif juga. Hadits ini dihasankan oleh al-Baghawi, al-Mundziri, dishahihkan oleh al-Hakim, disetujui oleh an-Nawawi, Ibnu Hibban dan al-Albani.

Al-Hakim Abu Abdullah di kitabnya al-Mustadrak ala ash-Sha-hihain berkata, “Ini adalah hadits dengan sanad yang shahih.”

(33) Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَقِيْتُ إِبْرَاهِيْمَ j: لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِيْ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ! أَقْرِئْ أُمَّتَكَ (مِنِّيْ) السَّلاَمَ، وَأَخْبِرْهُمْ: أَنَّ الْجَنَّةَ طَيِّبَةُ التُّرْبَةِ، عَذْبَةُ الْمَاءِ، وَأَنَّهَا قِيْعَانٌ، وَأَنَّ غِرَاسَهَا: سُبْحَانَ اللهِ، وَاْلحَمْدُ لله، وَلاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ.

“Pada malam isra’ aku bertemu Ibrahim j, dia berkata, ‘Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku untuk umatmu dan katakan kepada mereka bahwa surga itu bertanah bagus, berair sejuk dan bahwa ia adalah dataran yang landai, bahwa tanamannya adalah: ‘Mahasuci Allah,’ ‘segala puji bagi Allah, ‘Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah’ dan ‘Allah Mahabesar’.”

Takhrij Hadits: Hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Kitab ad-Da’awat, Bab, 5/510, no. 3462; ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir 10/173 no. 10363, juga dalam al-Mu’jam al-Ausath no. 4182, dan juga dalam al-Mu’jam ash-Shaghir no. 540; dan al-Khathib di dalam Tarikh Baghdad 2/292; dari jalan Saiyar bin Hatim, dari Abdul Wahid bin Ziyad, dari Abdurrahman bin Ishaq, dari al-Qasim bin Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud, dari bapaknya, dari Ibnu Mas’ud, dengan hadits tersebut.
Ini adalah sanad dhaif karena adanya Abdurrahman bin Ishaq, ia juga dinyatakan memiliki illat karena Abdurrahman bin Abdullah tidak mendengar riwayat dari bapaknya, padahal yang benar adalah bahwa dia mendengar darinya. Ia juga dinyatakan memiliki illat karena ia diriwayatkan oleh beberapa orang dari al-Qasim dari Ibnu Mas’ud tanpa bapaknya. Akan tetapi yang jelas ia menjadi kuat dengan dikuatkan oleh hadits Abu Ayyub di Ahmad 5/418 dengan sanad yang padanya terdapat kelemahan, juga dengan hadits Ibnu Umar dalam riwayat ath-Thabrani dalam ad-Dua’ no.1658 dengan sanad dhaif dan (dikuatkan pula) oleh hadits Jabir yang akan hadir serta syahid-syahidnya. Dengan kumpulan-kumpulan jalan periwayatannya ini maka ia tidak kurang dari derajat hasan, ia dihasankan oleh at-Tirmidzi, disetujui oleh an-Nawawi dan al-Albani.
At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan.”

(34) Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ، وَبِحَمْدِهِ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ.

“Barangsiapa mengucapkan, ‘Mahasuci Allah dan dengan memujiNya’ niscaya ditanam untuknya sebatang pohon kurma di surga.” At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan.”

Takhrij Hadits: Shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no. 29407; at-Tirmidzi Kitab ad-Da’awat Bab, 5/511 no. 3464 dan 3465; an-Nasa`i di Amal al-Yaumi Wa al-Lailah no. 833; Abu Ya’la no.2233; Ibnu Hibban no. 826 dan 827; ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shagir no. 288, ad-Dua’ no.1675; al-Hakim 1/501 dan 512); al-Baghawi no. 1265; al-Ashbahani di at-Targhib no. 706 dari beberapa jalan dari Abu Zubair dari Jabir dengan hadits tersebut.
Abu Zubair adalah rawi mudallis dia meriwayatkannya dengan, ‘dari’. Akan tetapi ia memiliki syahid dari hadits Ibnu Amr di Ibnu Abi Syaibah no. 29429, al-Bazzar no. 2097 dengan sanad yang padanya terdapat kedhaifan, syahid lain dari hadits Mu’adz bin Anas al-Juhani di Ahmad 3/440 dengan sanad dhaif. Syahid ketiga dari hadits Abu Hurairah di Ibnu Majah no. 3807, al-Hakim 1/512 juga dengan sanad dhaif, syahid keempat dari hadits Ibnu Abbas di al-Bukhari dalam at-Tarikh 6/427; ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath no. 8470 dengan sanad yang layak untuk ukuran syahid, jadi tanpa bimbang hadits ini adalah shahih dengan syahid-syahid tersebut, ia dishahihkan oleh at-Tirmidzi, al-Hakim, an-Nawawi, adz-Dzahabi, al-Mundziri dan al-Albani.

(35) Kami meriwayatkan di dalamnya juga dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! أَيُّ الْكَلاَمِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ تَعَالىَ؟ قَالَ: مَا اصْطَفَى اللهُ تَعَالَى لِمَلاَئِكَتِهِ: سُبْحَانَ رَبِّيْ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ رَبِّيْ وَبِحَمْدِهِ.

“Aku berkata, ‘Ya Rasulullah, ucapan apakah yang paling dicintai oleh Allah?’ Nabi men-jawab, ‘Apa yang Allah pilih untuk para malaikatNya, yaitu: Mahasuci Tuhanku dan dengan memuji-Nya, Mahasuci Tuhanku dan dengan memujiNya’.” [Penulis luput bahwa hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Fadhl Subhanallah Wa Bihamdihi, 4/2093, no. 2731, pent.]
At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”

Sumber: dikutip dari Buku “Ensiklopedia Dzikir dan Do’a Al-Imam An-Nawawi Takhrij & Tahqiq: Amir bin Ali Yasin. Diterbitkan oleh: Pustaka Sahifa Jakarta. Oleh: Abu Nabiel)