Akar pemikiran dan akidah

Pendorong mendasar bagi lahirnya gerakan ini secara umum adalah pendidikan Islam yang diajarkan oleh Syaikh Sanusi plus kekuatan ikhlasnya, semangatnya membela Islam dan ketegaran serta kecerdikannya.

Pengaruh pemikiran dan suluk yang terlihat dalam dakwahnya berasal dari pemikiran-pemikiran dan pengajaran-pengajaran Imam Ahmad bin Hanbal, Ibnu Taimiyah dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, khususnya pemikiran mereka yang salafi di bidang akidah.

Pengaruh ini terjadi pada diri Syaikh Sanusi ketika dia berkunjung ke Hejaz untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 1254 H/1837 M, di mana ini merupakan titik awal bagi gerakan Sanuisyah.

Syaikh mengambil dari tasawuf cara-cara baiat dan tingkatan tazkiyah ruhiyah seperti derajat muntasib kemudian derajat ikhwan kemudian derajat khawash.

Markas dan penyebaran

Dataran Jaghbub di padang pasir Libya, di antara Mesir dan Tripoli merupakan markas gerakan ini, di sana ratusan dai belajar setiap tahunnya, kemudian mereka dikirim ke penjuru Afrika sebagai dai-dai Islam.

Gerakan ini mempunyai 121 cabang, seluruhnya menerima instruksi-instruksi dan perintah-perintah dari pusat terkait dengan permasalahan-permasalahan yang menyangkut perluasan dakwah sehingga ia bisa mencakup semua kaum muslimin dari segala jenis.

Gerakan ini mampu menyebarkan Islam kepada suku-suku penyembah berhala di Afrika dan mendirikan sekolah-sekolah pendidikan dan halaqah-halaqah ilmu yang tidak terbatas pada kaum laki-laki saja, akan tetapi meliputi kaum wanita.

Dari keterangan di atas kita mengetahui

Bahwa Sanusiyah merupakan gerakan dakwah Islam yang berdiri untuk ishlah (memperbaiki) dan tajdid yang berpegang kepada al-Qur`an dan sunnah. Gerakan ini muncul di Libya pada abad 13 hijriyah, dari sana ia menyebar ke seluruh Afrika dan negara-negara Arabiyah. Gerakan dakwah ini terpengaruh dengan Imam Ahmad bin hanbal, Ibnu Taimiyah dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dengan gerakan akidah salafiyahnya. Gerakan ini juga terpengaruh oleh gerakan tasawuf tetapi tasawuf yang murni bersih dari penyimpangan.
Pendiri gerakan ini adalah Syaikh Muhammad bin Ali as-Sanusi yang bermadzhab maliki walaupun terkadang menyelisihi madzhabnya jika kebenaran berada di pihak lain, hal ini karena yang bersangkutan menyeru kepada ijtihad dan membuang taklid.

Dalam berdakwah gerakan ini memperhatikan cara kelembutan dan menghindari kekerasan sebagaimana mereka memperhatikan kemandirian melalui pemberdayaan keahlian kedua tangan di berbagai bidang dengan tetap memegang syiar jihad di jalan Allah melawan para penjajah kaum salibis.

Dari al-Mausu’ah al-Muyassarah, isyraf Dr. Mani’ al-Juhani.