Dianjurkan pada saat memakainya untuk mengucapkan apa yang kami jelaskan di bab sebelumnya.
Kami meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ إِذَا اسْتَجَدَّ ثَوْبًا، سَمَّاهُ بِاسْمِهِ -عِمَامَةً أَوْ قَمِيْصًا أَوْ رِدَاءً-، ثُمَّ يَقُوْلُ: اَللّهُمَّ! لَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ كَسَوْتَنِيْهِ، أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَخَيْرَ مَا صُنِعَ لَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ.

“Apabila Rasulullah memakai pakaian baru, beliau menamakannya dengan namanya – surban atau gamis atau baju- kemudian beliau mengucapkan, ‘Ya Allah bagiMu segala puji, Engkau telah memakaikannya untukku, aku memohon kepadaMu kebaikannya dan kebaikan apa yang ia dijadikan untuknya, dan aku berlindung dari keburukannya dan keburukan apa yang ia dijadikan untuknya’.”

Takhrij Hadits: Shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad 1/225; Ahmad 3/30, 50; Abu Dawud, Kitab al-Libas, Bab Ma Ja’a Fi al-Libas, 2/439, no.4020-4022; at-Tirmidzi, Kitab al-Libas, Bab Ma Yaqulu Idza Labisa Tsauban Jadidan, 4/139, no. 1767, an-Nasa`i dalam Amal al-Yaumi Wa al-Lailah no.311; Abu Ya’la no. 1087; Ibnu Hibban no. 5420 dan 5421; ath-Thabrani dalam ad-Dua’ no.398; Ibn as-Sunni no. 270, al-Hakim 4/19; al-Baihaqi dalam asy-Syuab no. 6284; al-Baghawi no. 3111: dari beberapa jalan dari al-Jariri dari Abu Nadhrah dari Abu Sa’id dengan hadits tersebut.
Al-Jariri adalah rawi tsiqah akan tetapi hafalannya kacau, kebanyakan rawi yang meriwayatkan darinya di sini termasuk rawi yang menyimak darinya setelah hafalannya kacau, kecuali Khalid bin Abdullah al-Wasithi dalam riwayat Abu Ya’la dan Ibnu Hibban, asy-Syaikhain berkenan menerima riwayatnya darinya -meskipun aku tidak menemukan siapa pun yang secara jelas menyatakan bahwa mendengarnya dia terjadi sebelum hafalannya kacau- dan keduanya menurunkan riwayat tersebut di ash-Shahihain. Akan tetapi Abu Dawud mengisyaratkan adanya illat pada hadits tersebut dalam ucapannya, “Abdul Wahab ats-Tsaqafi tidak menyebutkan Abu Sa’id di dalamnya.” Dan Hammad bin Salamah berkata, “Dari al-Jariri dari Abul Ala’ dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,” yakni keduanya meriwayatkannya secara mursal dan keduanya termasuk rawi yang mendengar dari al-Jariri sebelum hafalannya kacau. Oleh karena itu an-Nasa`i memilih riwayat Hammad bin Salamah yang mursal. Hal semacam ini adalah sebuah kegoncangan yang melemahkan hadits, akan tetapi hadits ini diperkuat oleh hadits Anas yang hadir sebelumnya dan hadits Ibnu Amr di Ibnu Majah no. 1618; Abu Dawud no. 2160 dengan sanad hasan. Jadi dengan kedua hadits ini hadits di atas menjadi shahih, ia dishahihkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim, an-Nawawi, Ibnu Hibban, al-Asqalani dan al-Albani, pent.

Ini hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats as-Sijistani dan Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at-Tirmidzi dan Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu’aib an-Nasa`i dalam Sunan mereka. At-Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadits hasan.”

Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ لَبِسَ ثَوْبًا جَدِيْدًا، فَقَالَ: اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ كَسَانِيْ مَا أُوَارِيَ بِهِ عَوْرَتِيْ وَأَتَجَمَّلُ بِهِ فِيْ حَيَاتِيْ، ثُمَّ عَمَدَ إِلَى الثَّوْبِ الَّذِيْ أَخْلَقَ فَتَصَدَّقَ بِهِ، كَانَ فِيْ حِفْظِ اللهِ وَفِيْ كَنَفِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَفِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَيَّا وَمَيِّتًا. وَاللهُ أَعْلَمُ.

“Barangsiapa memakai baju baru lalu dia mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah yang telah memberiku pakaian yang dengannya aku menutup auratku dan dengannya aku berhias dalam hidupku’, lalu dia mengambil pakaiannya yang lama dan menyedekahkannya, niscaya dia berada di dalam perlindungan dan penjagaan Allah dan dia berada di jalan Allah, hidup atau mati.”
Wallahu a’lam.

Sumber: dikutip dari Buku “Ensiklopedia Dzikir dan Do’a Al-Imam An-Nawawi Takhrij & Tahqiq: Amir bin Ali Yasin. Diterbitkan oleh: Pustaka Sahifa Jakarta. Oleh: Abu Nabiel)