Keyakinan dan pemikiran

1- Aliran ini adalah aliran sufi yang berpemikiran sama dengan aliran-aliran sufi lainnya secara umum, meyakini akidah wihdatul wujud yang sebelumnya disuarakan oleh Muhyiddin bin Arabi dan murid-muridnya serta akidah-akidah sufi lainnya.

2- Memberikan sifat-sifat kepada Rasulullah saw yang hanya patut diberikan kepada Allah swt, mereka mengatakan bahwa hakikat beliau saw tidak diketahui, kata-kata tidak mampu mengungkapkan dan menjelaskan dzatnya, dari sini mereka menjadikan beliau saw sebagai tujuan fana` dan terminal perjalanan mereka. Sebagaimana mereka menghadap kepada beliau dengan doa, pengaduan dan istighatsah, mereka meminta kepada beliau agar mengangkat kesulitan dan memenangkan mereka atas musuh-musuh, karena mereka meyakini beliau mampu melakukan itu.

3- Pendiri terekat mengaku meletakkan wirid-wirid dengan izin Rasulullah saw, beliau mengizinkannya mengadakan perayaan maulid dan membaca wirid-wirid tersebut, beliau menyampaikan kepadanya bahwa beliau menghadiri perayaan itu dan memberi berita gembira bahwa doa pada saat itu adalah mustajab.

Pendiri terekat ini mengaku bahwa Rasulullah saw telah berwasiat kepada malaikat penjaga surga Ridhwan agar mengisi surga dengan anak-anak pendiri tarekat, sahabat-sahabatnya, para pengikutnya, pengikut-pengikutnya sampai Hari Kiamat. Pendiri tarekat juga mengaku bahwa Rasulullah saw telah berpesan kepada Malik penjaga neraka agar menjejali neraka dengan para musuhnya.

Pendiri terekat mengaku bahwa dirinya adalah penutup para wali, bahwa dia adalah wali teragung yang tidak tertandingi, kedudukannya hanya satu tingkat di bawah Rasulullah saw. Dia berkata, “Barangsiapa melihatku atau melihat orang yang melihatku –sampai lima orang- maka dia tidak disentuh oleh api neraka.”

Dia juga mengklaim bahwa Rasulullah saw bersabda kepadanya, “Barangsiapa menyertaimu selama tiga hari maka dia tidak mati kecuali sebagai wali.”

4- Para syaikh tarekat ini mengklaim bertemu langsung dengan Rasulullah saw dan melihat beliau dengan mata kepala, bahwa beliau hadir pada perayaan-perayaan mereka, bahwa beliau memberi mereka wirid-wirid dan dzikir-dzikir khusus kepada mereka.

Para syaikh tarekat ini mengaku bahwa mereka merupakan pintu masuk ke hadirat ilahiyah, bahwa kedudukan mereka di antara kenabian dan kewalian, bahwa mereka memegang hak mengatur alam, bahwa mereka memberi pertolongan kepada orang yang berlindung kepada mereka, mengangkat kesulitan dan kesengsaraan manusia dan bahwa mereka adalah wasilah kebahagiaan dunia dan keselamatan akhirat.

5- Terekat ini menaruh perhatian besar terhadap perayaan-perayaan tertentu dalam momen-momen tertentu, seperti perayaan maulid Nabi saw, perayaan maulid dan wafat pendiri tarekat, perayaan hauliyah atau pesta dzikir pada malam tertentu. Dalam perayaan-perayaan ini mereka mempunyai ritual khusus, seragam khusus, dzikir khusus dan pujian-pujian khusus.

6- Tarekat ini mempunyai wirid-wirid tertentu dan doa-doa khusus, mereka sangat fokus kepadanya dan dengannya mereka membedakan diri.

Wirid dan doa mereka sangat jauh dari wirid dan doa yang tertera di dalam al-Qur`an dan yang ma`tsur dari Rasulullah saw, mereka membacanya pada waktu-waktu dan hari-hari tertentu tanpa sandaran dalil syar’i, berisi lafazh-lafazh asing dan nama-nama aneh yang kata mereka adalah nama-nama rohani yang mereka panggil, mereka memanggilnya untuk menundukkannya sehingga bisa membantu mereka dalam menghadapi musuh-musuh mereka.

Dari al-Mausu’ah al-Muyassarah, isyraf Dr. Mani’ al-Juhani.