عن ابن عباس رضي الله عنهما عن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب لى الله من هذه الأيام -يعني الأيام العشر- قالوا يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء .}روى البخاري في صحيحه{”

“Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia berkata:”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersbda:’ Tidak ada amalan shalih yang lebih dicintai Allah daripada beramal di hari-hari ini .’maksud beliau adalah hari-hari yang sepuluh. Sahabat bertanya:’Wahai Rasulullah, walaupun jihad fi sabililah?’Beliau menjawab:’Ya, walaupun jihad fi sabililah, kecuali seseorang yang yang pergi berjihad dengan jiwa dan hartanya, lalu dari jihad itu dia tidak pulang lagi dengan membawa suatu apapun.”(HR.Al-Bukhari)

Pengesahan hadits:
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (II/457 Fath)

Keutamaan sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah:

1.Allah Ta’ala obersumpah dengannya (sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah), dan bersumpah menggunakan sesuatu menunjukan arti penting dan besarnya manfaat hal tersebut.Allah Ta’ala berfirman:

(والفجر وليال عشر)

“Demi fajar, dan demi malam yang sepuluh (QS.Al-Fajr:1-2)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu dan Ibnu Zubair, Mujahid rahimahullah dan banyak dari kalangan salaf maupun khalaf berkata: Sesungguhnya itu adalah sepuluh hari dzulhijjah. Ibnu katsir berkata :ini adalah pendapat yang benar (tafsir Ibnu katsir)

2.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyaksikan bahwa hari-hari tersebut adalah hari-hari terbaik sebagaimana hadits di atas.

3. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memotivasi untuk beramal shalih di dalamnya, karena kemuliaan waktu tersebut.

4.Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk memperbanyak tasbih, tahmid, dan takbir pada hari-hari tersebut, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad.

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد”. أخرجه أحمد 7/224 وصحّح إسناده أحمد شاكر

“Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau berkata:’Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan tidak juga amalan shalih di dalamnya lebih dicintai-Nya melebihi sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, maka perbanyaklah di dalamnya tahlil (laa ilaha illallahu),takbir, dan tahmid (HR.Ahmad dan sanadnya dishahihkan oleh syaikh Ahmad Syakir)

5.Di dalamnya ada hari Arafah dan itu adalah hari yang disaksikan, di mana Allah menyempurnakan agama itu pada hari itu dan puasanya menghapus dosa dua tahun.

6. Di dalamnya ada hari nahr (menyembelih Qurban) pada tanggal 10 yang itu adalah hari yang paling agung secara mutlak sepanjang tahun

7.Di dalamnya ada haji akbar yang di dalamnya terkumpul berbagai macam ketaatan dan ibadah yang tidak terkumpul pada hari selainnya.

Tugas seorang muslim pada hari-hari tersebut.

Sesungguhnya mendapati hari-hari tersebut adalah salah nikmat yang besar dari sekian banyak nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Dan wajib atas setiap muslim untuk merasakan nikmat besar ini, dan memanfaatkan kesempatan ini. Hal itu dengan cara mengkhususkan sepuluh hari ini dengan perhatian yang lebih dan lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan ketaatan. Dan sesungguhnya yang merupakan kemurahan dari Allah terhadap hambanya adalah banyaknya jalan kebaikan, dan bermacam-macamnya jalan ketaatan, supaya seorang muslim tetap semangat dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Amalan-amalan di hari-hari ini
Adapun amalan-amalan utama yang hendaknya seorang muslim bersemangat untuk melakukannya pada hari-hari tersebut adalah:

1.Berpuasa
Disunahkan bagi seorang muslim untuk berpuasa tanggal 9 pada bulan tersebut. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memotivasi kita untuk memperbanyak amal shalih pada sepuluh hari tersebut dan puasa salah satu amalan yang utama, Allah Ta’ala telah memilihnya untuk diri-Nya sendiri sebagaimana dalam hadits qudsi Allah berfirman:

“كل عمل بني آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به” أخرجه البخاري 1805”.

“Seluruh amalan anak Adam untuk dirinya sendiri kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku Akulah yang akan membalasnya”(HR.al-Bukahri 1805)

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari tersebut, dari Hunaidah bin Khalid dari Istrinya dari sebagian istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mereka berkata:

كان النبي صلى الله عليه وسلم يصوم تسع ذي الحجة ويوم عاشوراء وثلاثة أيام من كل شهر. أول اثنين من الشهر وخميسين”
أخرجه النسائي 4/205 وأبو داود وصححه الألباني في صحيح أبي داود 2/462.

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa sembilan dzulhijjah, hari Asy-Syura, dan tiga hari setiap bulan. Senin pertama setiap bulan dan dua kamis.(HR.an-Nasaai dan Abu dawud dan dishahihkan oleh al-Albani dalam shahih sunan Abi Dawud)

2.Takbir
Disunnahkan memperbanyak takbir, tahmid, tahlil dan tasbih. Dan mengeraskan suara dengan hal tersebut di majid-masjid, rumah-rumah, jalan-jalan, dan tempat-tempat yang diperbolehkan di situ disebut nama Allah dalam rangka menunjukkan ibadah, dan mengumumkan pengagungan terhadap Allah Ta’ala. Akan tetapi yang mengeraskan suara adalah laki-laki, adapunn wanita maka mereka melirihkan suaranya. Allah berfirman:

ليشهدوا منافع لهم ويذكروا اسم الله في أيام معلومات على ما رزقهم من بهيمة الأنعام) (الحج: 28(

“Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfa’at bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak” (QS.Al-Hajj:28)

Dan jumhur ulama mengatakan bahwa hari yang ditentukan adalah hari yang sepuluh (dzulhijjah) sebagaimana telah datang keterangan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma {hari-hari yang ditentukan: hari yang sepuluh}.Adapun bentuk takbir adalah:

الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله، والله أكبر ولله الحمد

Akan tetapi masih ada bentuk-bentuk takbir yang lain.

Dan takbir pada hari-hari itu pada zaman kita sekarang menjadi salah satu sunah yang ditinggalkan, lebih-lebih di sepuluh hari pertama, hampir-hampir kita tidak bisa mendengar takbir itu kecuali dari sedikit orang. Maka hendaknya mengeraskan suara dengan takbir ini dalam rangkamenghidupkan sunah dan mengingatkan orang-orang yang lalai. Dan telah datang riwayat dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu anhuma bahwa keduanya keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah dengan bertakbir sehingga manusia bertakbir dengan sebab takbir beliau berdua. Maksudnya adalah bahwa manusia teringat takbir sehingga masing-masing mereka mulai bertakbir sendiri-sendiri, dan bukan dengan takbir bersam-sama (jama’i) dengan satu suara yang hal itu tidak disyariatkan.

Sesungguhnya menghidupkan sunnah yang hilang atau hampir hilang terdapat pahala yang besar, sebagaimana sbda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

(من أحيا سنة من سنتي قد أميتت بعدي فإن له من الأجر مثل من عمل بها من غير أن ينقص من أجورهم شيئا) أخرجه الترمذي 7/443 وهو حديث حسن لشواه

“Barang siapa yang menghidupkan sunah dari sunah-sunahku yang telah mati maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala mereka”(HR.tirmidzi, hadits hasan karena syawahidnya)

3.Memperbanyak amal shalih secara umum
Karena amal shalih dicintai oleh Allah dan ini mengharuskan besarnya pahala di sisi Allah. Maka siapa saja yang tjdak mampu untuk haji maka hendaklah memakmurkan waktu-waktu yang mulia ini dengan memperbanyak ketaatan kepada Allah Ta’ala seperti shalat, membaca Al-Quran, dzikir, berdo’a, sedekah, berbakti kepada kedua orang tua, silaturahmi, amar ma’ruf nahi munkar dan lain-lain dari jalan-jalan kebaikan dan ketaatan.

5.Berkurban
Salah satu amal shalih sepuluh hari ini adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih binatang kurban, dan membagikannya kepada orang lain.

6.Taubat nasuha
Yang ditekankan untuk dilakukan pada sepuluh hari ini adalah bertaubat kepada Allah dan meninggalkan maksiat dan seluruh dosa. Taubat adalah kembali kepada Allah dan meninggalkan hal-hal yang dibenci Allah secara lahir dan batin, menyesal terhadap dosa yang telah lalu dan bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut serta istiqamah di atas kebenaran dengan melakukan hal-hal yang dicintai Allah.

Dan wajib bagi seorang muslim jika berlumuran maksiat untuk segera bertaubat seketika itu juga tanpa menunda, karena:
1.Dia tidak tahu kapan dia mati
2.Kemaksiatan menyebabkan/mengundang saudaranya (kemaksiatan-kemaksiatan) yang lain.

Maka hendaklah seorang muslim bersemangat pada waktu-waktu yang baik karena waktu tersebut cepat sekali berlalu, dan hendaklah mempersembahkan untuk dirinya sendiri amal shalih yang akan dia dapatkan pahalanya adalah hal yang paling dibutuhkan olehnya (di akherat)

[فإن الثواب قليل، والرحيل قريب، والطريق مُخْوِف، والاغترار غالب، والخطر عظيم، والله تعالى بالمرصاد وإليه المرجع والمآب

“Maka sesungguhnya pahala itu sedikit, kiamat itu dekat, jalannya menakutkan, tipu daya setan kuat dan bahayanya besar. Dan Allah Maha Mengawasi dan kepada-Nya lah tempat kembali

(فمن يعمل مثقال ذرة خيراً يره، ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره).الزلزلة:8-7)

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. ِAz-Zalzalah:7-8)

Dan keuntungan yang besar adalah dengan memanfaatkan kesempatan di sepuluh hari yang agung ini, yang tidak ada gantinya an tidak bisa dinilai dengan harga. Bersegeralah beramal sebelum datangnya ajal/kematian, sebelum menyesal orang-orang yang lalai terhadap apa yang dia lakukan sebelum dia meminta untuk di kembalikan (ke dunia saat dia telah mati) tetapi tidak dikabulkan, sebelum kematian menghalangi dia dengan cita-cita dan tujuannya nya dan sebelum kita tertahan dilubang kuburan oleh amalan-amalan yang kita lakukan di dunia.

(fadhlu al’asyr min dzulhijjah, syaikh shalih al-munajid, terjemah oleh abu yusuf sujono)