Akhir hidup yang baik idaman setiap muslim, karena ia memberi harapan bahagia kepada yang bersangkutan di samping amal perbuatan adalah dengan penutupnya, dan akhir hidup yang baik memiliki tanda-tanda, yang paling kentara adalah la ilaha illallah sebagai ucapan paling akhir sebelum ajal menjemput.

Di antara sunnah Allah adalah bahwa siapa yang hidup di atas sesuatu, maka dia akan mati di atasnya pula, maka siapa yang hidup di atas kebaikan dan istiqamah menjalaninya, niscaya di atas kebaikanlah dia akan mati, sebaliknya adalah sebaliknya, dan sunnah Allah tidak berganti atau berubah.

Di antara kisah unik dalam husnul khatimah adalah apa yang disebutkan oleh Abdurrahman bin Abu Hatim bahwa dia dan bapaknya Abu Hatim ar-Razi datang kepada Abu Zur’ah ar-Razi yang sedang menghadapi sakaratul maut, maka mereka mengingat hadits, “Barangsiapa perkataan terakhirnya adalah laa ilaha illallah niscaya dia masuk surga.

Abu Zur’ah yang sedang sakit masih sempat menyebutkan sanadnya sampai kepada Muadz bin Jabal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Barangsiapa perkataan terakhirnya adalah la ilaha illallah niscaya dia masuk surga.

Selesai mengucapkan hadits ini, Abu Zur’ah wafat.

Ayat terakhir yang dibaca oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang berkuasa.” (Al-Qamar: 54-55), setelahnya beliau meninggal.

Ayat terakhir yang ditafsirkan oleh Sayyid Muhammad Rasyid Ridha dalam al-Manar adalah firman Allah Ta’ala, “Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shalih.” (Yusuf: 101), lalu beliau berdoa agar Dia mewafatkannya sebagai muslim dan setelahnya beliau tidak menulis apa pun dari tafsir.

Semoga Allah Ta’ala mewafatkan kita semua di atas Islam dan kalimat la ilaha illallah. Wallahu a’lam.