6. Berakhlaq yang mulia dalam bergaul dengan suami
Ketahuilah bahwa akhlaq yang baik adalah penopang kehidupan dan sebagai sumber kebahagiaan anda. Jika anda dikaruniai akhlaq yang mulia, maka anda telah mendapatkan semua kebaikan.
Ketika Rasulullah ditanya tentang kebaikan, beliau bersabda :

البر حسن الخلق

“Kebaikan adalah akhlaq yang baik” (HR. Muslim)

Ketika menjelaskan keutamaan akhlaq yang mulia,Rasulullah juga bersabda :

إن من أحبكم إلي وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai diantara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya nanti di hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaqnya”

Maka jadilah orang yang merendahkan suara, perkataan terjaga, berjiwa baik, berhati ikhlas, cepat tanggap, memahami apa yang dia inginkan tanpa harus banyak berkata, melakukan apa yang dia inginkan tanpa harus banyak diminta. Jadilah orang penyabar, menanggung sesuatu yang tidak anda inginkan, teguh, memberikan maaf kepadanya, diam ketika dia sedang marah hingga dia tenang dan memahamkan kepadanya bila anda di pihak yang benar.

7. Menjaga rahasia
Termasuk urusan privasi yang harus dijaga adalah hubungan khusus yang terjadi antara suami istri. Ia tidak boleh dijadikan topik pembicaraan di dalam majlis atau pembincangan dalam diskusi bersama teman sesama pria atau wanita.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, beliau berkata :
“Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam shalat bersama kami. Setelah salam beliau berbalik menghadap kami dan bersabda :

“Jagalah majlis kalian! Apakah ada diantara kalian seorang laki-laki yang bila mendatangi istrinya ia menutup rapat pintunya dan menurunkan tirainya, setelah itu dia keluar dan berkata : “Aku telah melakukan ini dengan istriku, aku telah melakukan ini dengan istriku”.Para Shahabat terdiam, Rasulullah menghadapkan wajahnya kepada para wanita dan bersabda :
“Apakah ada diantara kalian yang melakukan hal ini ?” Salah seorang gadis berpangku pada salah satu lututnya dan mengangkat kepalanya agar dilihat oleh Rasulullah dan beliau bisa mendengar perkataannya. Dia berkata : “Iya, demi Allah, mereka para pria melakukan yang demikian dan para wanita juga melakukan yang sama”. Rasulullah bersabda :
“Apakah kalian mengetahui bagaimana perumpamaan orang yang melakukan hal tersebut? Sesungguhnya perumpamaannya seperti setan pria dan setan wanita bertemu di sebuah gang dan menyalurkan hasratnya dan orang-orang melihat kepadanya”(HR. Abu Daud)

8. Memperlakukan keluarga suami dengan baik
Anda harus memperlakukan keluarga suami dengan baik. Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, melakukan silaturrahim dengannya, maka janganlah anda menjadi penyebab dia durhaka kepada kedua orang tua atau memutuskan silaturrahimunya. Tetapi bantulah dia untuk taat kepada Allah dalam hal ini. Mendekatlah anda dengan mereka, jadilah orang-orang yang berbuat baik, terdidik dan memberi maaf. Balaslah kekasaran dan kekerasan mereka dengan lemah lembut dan kasih sayang.
Sebagaimana anda harus membantu mereka dalam pekerjaan rumah, jangan anda santai padahal orang lain bekerja. Hendaklah mendahulukan mereka daripada diri anda sendiri, karena Itsar (mendahulukan kepentingan orang lain) termasuk akhlaq orang-orang shalih dan sifat orang-orang yang beriman.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan mereka (orang-orang Anshar) mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri.Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.(Al-Hasyr : 9)

Hak suami atas diri anda sangatlah besar. Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda :

لو كنت آمرا أحدا أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها

“Seandainya boleh seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkanstriuntuk sujud kepada suaminya” (HR. Tirmidzi, beliau berkata hadits hasan shahih)

Dan juga sabda Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam :
“Apabila suami mengajak istrinya ke tempat tidur (untuk berhubungan), namun istri tidak menyambutnya, kemudian suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka dia akan dilaknat oleh malaikat hingga pagi”(HR. Bukhari dan Muslim)

9. Tidak puasa sunnah dan bersedekah dengan hartanya kecuali dengan izinnya
Dar Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda :

لا يحل للمرأة أن تصوم وزوجها شاهد إلا بإذنه ولا تأذن في بيته إلا بإذنه

“Tidak boleh bagi seorang istri untuk puasa sementara suami bersamanya kecuali dengan izinnya, dan tidak boleh mengizinkan seseorang di rumahnya kecuali dengan izin suaminya” (Hr. Bukhari dan Muslim)

10. Menjauhi tuntutan-tuntutan yang memberatkan
Setiap pasangan suami istri hendaknya segera menjadikan ridha yang lainnya ketika ia marah dan berusaha meninggalkan hal-hal yang bisa menimbulkan masalah.
Abul Aswad berkata kepada istrinya :
“Apabila kamu melihat aku marah, maka buatlah aku ridha, dan bila aku melihat kamu marah aku akan menjadikan kamu ridha. Kalau tidak demikian kita tidak bisa bersama.”
Untuk menyelesaikan percekcokan, hendaknya melakukan sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu Wata’ala :

وَالاَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَتَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلاً إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا . وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِّنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِّنْ أَهْلِهَآإِن يُرِيدَآإِصْلاَحًا يُوَفِّقِ اللهُ بَيْنَهُمَآإِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا

“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta’atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. 4:35)

11. Tidak sombong dengan kecantikan
Diantara etika istri adalah tidak menyombongkan diri di hadapan suaminya dengan kecantikannya dan tidak menghina suaminya karena dia kurang tampan.
Diriwayatkan oleh al-Ashma’i ia berkata :
“Aku masuk ke sebuah perkampungan, aku mendapatkan seorang wanita yang paling cantik parasnya diantara wanita yang lainnya menjadi istri seorang laki-laki yang paling jelek parasnya. Aku berkata kepadanya : “Apakah kamu rela untuk menjadi istri orang seperti dia?”
Dia menjawab : “Diam! Perkataanmu sangat menyakitkan, mungkin hubungan dia dengan Penciptanya baik dan menjadikan aku sebagai balasannya atau mungkin hubunganku dengan Penciptaku buruk sehingga menjadikan dia hukuman bagiku”.

12. Memuliakan tamunya
Anda harus memuliakan tamu dihadapan suami, dengan tetap menutup aurat, karena ia merupakan keutamaan yang agung. Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda :

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه

“Barangsiapa beriman kepada allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya” (HR.Bukhari-Muslim)

13. Mensyukuri kebaikan
Sesungguhnya mensyukuri kebaikannya dan anda mengucapkan jazakallahu Khaironakan menambah keutamaan dan kebaikan. Ihsan (berbuat baik) adalah sarana kasih sayang dan ikatan hati.
Rasulullah bersabda :

خير النساء التي تسره إذا نظر و تطيعه إذا أمر و لا تخالفه في نفسها و لامالها بما يكره

“Sebaik-baik wanita adalah yang menggenbirakan suami apabila dia memandangnya, taat kepadanya bila diperintah dan tidak melawan suaminya terkait dengan dirinya dan hartanya tidak menimbulkan apa yang tidak disukai” (Hasan, riwayat Ahmad dan Nasa’i)

Terima kasih anda atas kebaikan suami baik yang besar maupun yang kecil akan menambah kedudukan anda di hatinya dan memotivasi dirinya untuk banyak melakukan kebiakan dan itu akan menyenangkan dirinya.

14. Menghargai perasaan suami
Anda harus patuh dengan semua etika islam yang diwajibkan kepada seorang wanita. Juga harus menjaga perasaan suami jangan sampai membebaninya dengan sesuatu yang tidak ia mampu, karena ini membuat dirinya merasa lemah dan tertekan. Anda harus mendukungnya dalam senang dan susah, bersabar, berakal dan bijaksana.

15. Iffah (menjaga diri) dan amanah
Wanita yang bisa menjaga diri dan amanah dicintai Allah Subhanahu Wata’ala dan dibanggakan oleh suaminya.
Dalam suatu atsar disebutkan :

“Barangsiapa yang bisa menjaga dua lubang (mulut dan kemaluan) maka akan masuk surga”

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat,dan orang-orang yang menjaga kemaluannya”(Al-Mukminun : 3-5)

16. Mendidik anak dengan pendidikan yang baik
Mengajari anak dengan yang bermanfaat bagi mereka seperti membiasakan mereka untuk shalat, taat kepada kedua orangtua, berkata baik dan jujur, menghafal Alqur’an dan hadits Rasulullah yang berkaitan dengan keutamaan dan akhlaq yang baik dan sebagainya.

17. Baik terhadap tetangga suami
Berbuat baik kepada tetangga termasuk bagian dari ketaatan kepada Allah, sebagaimana sabda Rasulullah :

“Jibril senantiasa berwasiat kepadaku tentang tetangga, hingga saya menyangka dia mewariskannya” (HR. Muslim)

Anda harus berbuat baik kepada tetangga anda agar suami tidak menjadi orang yang dibenci dan terisolasi di tengah masyarakat.
Ketika Rasulullah ditanya tentang seorang wanita yang shalat malam dan puasa siang, namun menyakiti tetangganya, beliau bersabda :

لا خير فيها هي في النار

“Tidak ada kebaikan padanya, dia di neraka” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad)

18. Tidak ikhtilath ketika bertamu
Apabila suami anda kedatangan tamu dan tamu itu bersama istrinya, maka berusahalah untuk tidak terjadi ikhtilath. Anda bersama istri tamu tadi dan biarlah suami dengan tamunya. Adapun bila datang tamu dan suami anda tidak ada di rumah, maka dari balik tabir anda mengatakan bahwa suami tidak ada di rumah.

19. Tidak memasukkan pria lain ke rumah ketika suami tidak ada
Tidak mengizinkan kepada kerabat atau keluarga yang lain yang bukan mahram untuk masuk ke rumah ketika tidak ada suami. Beritahulah bahwa suamu anda sedang tidak ada di rumah.

20. Hak ihdad (masa menunggu bagi istri)
Al-Ghazali berkata :
“Diantara kewajiban istri dari hak-hak pernikahan adalah bila suaminya meninggal untuk tidak menunggu lebih dari empat bulan sepuluh hari. Sebagaimana dia tidak ihdad lebih dari tiga hari. Jika ditinggal mati oleh selain suami dia menjauhi wewangian dan perhiasan selama masa tersebut”.
Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda :

لاَ يَحِلُّ لاِمْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ أَنْ تُحِدَّ فَوْقَ ثَلاَثٍ إِلاَّ عَلَى زَوْجٍ فَإِنَّهَا تُحِدُّ عَلَيْهِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا

“Tidak boleh bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan RasunNya untuk berkabung dari mayit lebih dari tiga hari kecuali ditinggalkan mati suami yaitu empat bulan sepuluh hari” (HR. Bukhari dan Muslim)

Waallahu A’lam

(Abu Maryam Abdusshomad, diambil dari terjemahan kitab Suluk Al-Ukhtil Muslimah Fi Baitiha Al-Huquuq Wallahu A’lam Waajibaat oleh Ummu Mahmud al-Asymuni, pustaka elba)