Mukadimah

Dalam agama Yahudi dan Nasrani aliran-aliran perusak berjumlah besar, aliran-aliran ini berhasil merongrong dua agama yang memiliki dasar wahyu langit ini, puas dengan keberhasilannya melakukan apa yang ia lakukan pada dua agama ini, mereka dengan didukung oleh para perusak Islam dari kalangan orang-orang zindik, munafik, Yahudi, Nasrani dan lainnya menoleh kepada Islam, mereka mulai menjadikan Islam sebagai sasaran bidikan selanjutnya, mereka melepaskan anak panah perpecahan di dalam tubuh Islam, mereka mencetak boneka-boneka dari kaum muslimin demi kepentingan mereka, melalui boneka-boneka ini mereka mulai menyusupkan makar dan tipu daya ke dalam agama yang mulia ini, berkedok berpegang kepada Islam padahal batinnya menghancurkan dasar-dasarnya, mereka melakukan tafsir-tafsir batini yang merusak dan takwil-takwil yang tidak berdasar dalam Islam.

Demikianlah aliran-aliran dan gerakan-gerakan perusak dan penghancur yang memusuhi Islam tumbuh, ia menyusupkan semangat perpecahan dan benih perselisihan di dalam tubuh Islam setelah sebelumnya dalam rentang waktu yang panjang kaum muslimin tidak memberi peluang bagi aliran-aliran perusak ini untuk bergerak di dalam barisan mereka.

Aliran-aliran perusak ini terbagi menjadi dua. Aliran-aliran yang menampakkan diri dan aliran-aliran yang menyembunyikan diri. Keduanya bertujuan menghalangi dan merusak jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah, mengacaukan perkara-perkara mendasar dalam agama, memutarbalik akidah yang lurus dan merusak kemurnian syariat yang bersih.

Aliran-aliran ini akan terus menjadi alat perusak bagi akidah tauhid karena unsur kemunafikan dan kezindikan yang berada di balik semuanya, dari dulu sampai sekarang dan akan terus berputar demikian dalam poros seruan Yahudi dan Nasrani yang ingin menjadikan Islam terpecah menjadi sekte-sekte seperti yang ada pada keduanya, demi mewujudkan target dan tujuan orang-orang sekuler, ahli ilhad dan kaum komunis yang tidak pernah berhenti memusuhi Islam dan senantiasa ingin menghancurkannya.

1-Qaramithah

Qaramithah adalah aliran kebatinan perusak yang dinisbatkan kepada seorang laki-laki bernama Hamdan bin al-Asy’ats yang bergelar Qarmath karena postur dan kedua kakinya yang pendek, berasal dari Khuzastan di Ahwaz kemudian pindah ke Kufah. Aliran ini menggunakan metode militer yang bersifat rahasia, menampakkan diri mendukung keluarga Rasulullah saw dan mengaku bernasab kepada Muhammad bin Ismail bin Ja’far ash-Shadiq, padahal hakikat sebenarnya dari aliran ini adalah ilhad, akidah permisif, merusak moral luhur dan memadamkan daulah Islamiyah.

Tokoh dan Sejarah

Sejarah perkembangan aliran ini bisa dibaca melalui sepak terjang tokoh-tokohnya yang menampakkan Islam dan menyembunyikan Majusi, diawali dengan Abdullah bin Maemun al-Qaddah, kepala bagi ular berbisa Qaramithah yang menyebarkan pemikiran-pemikiran Ismailiyah di selatan Persia tahun 260 H. Dia mempunyai seorang boneka di Irak bernama al-Faraj bin Usman al-Qasyani yang dikenal dengan Dzikrawaih yang mulai menyebarkan aliran ini secara rahasia. Dia menyebarkan anak-anaknya ke berbagai penjuru negeri untuk menyeru manusia kepada aliran ini. Dzikrawaih wafat di Baghdad tahun 294 H. Perjuangannya diteruskan oleh Ahmad bin Qasim yang bekerja membegal kafilah-kafilah dagang dan jamaah haji.

Pada tahun 278 H Hamdan bin al-Asy’ats al-Qarmath hadir, dia berani menyuarakan dan menyerukan aliran ini secara terbuka di dekat kota Kufah, di sana dia membangun markas yang dia beri nama Darul Hijrah dan dia merubah shalat menjadi lima puluh shalat.

Orang-orang Qaramithah bersatu di Bahrain di bawah kepemimpinan al-Hasan bin Bahram yang dikenal dengan Abu Said al-Jinani. Dia membawa orang-orangnya ke Bashrah untuk melawan Abbasiyin, namun dia kalah. Perjuangannya diteruskan oleh anaknya Sulaiman bin al-Hasan yang dikenal dengan Abu Thahir. Sulaiman ini berhasil menguasai beberapa kota di Jazirah Arabiyah dan kekuasaannya berlangsung selama tiga puluh tahun. Dia ini dianggap sebagai pendiri negara Qaramithah yang sebenarnya dan peletak tatanan sosial dan politik mereka. Pengaruhnya sangat besar, sampai-sampai pemerintahan Baghdad bersedia membayar upeti kepadanya.

Di antara pekerjaan Sulaiman yang mengerikan:

1- Dia dan orang-orangnya membegal jamaah haji pada saat mereka pulang dari Makkah, para jamaah dibiarkan di padang pasir setelah harta mereka dirampas habis sehingga mereka mati semuanya.

2- Mengusai Kufah selama enam hari pada zaman al-Muqtadir, selama itu dia dan orang-orangnya menghalalkan apa pun yang ada di sana.

3- Pada tahun 319 H mereka menyerbu Makkah dan membantai jamaah haji, merusak Zamzam dan memenuhi masjid dengan bangkai manusia, mereka mencopot kiswah, mempreteli pintu Ka’bah dan mencongkel Hajar Aswad lalu melarikannya ke Ahsa`, Hajar Aswad ini bermukim di sana selama dua puluh tahun sampai tahun 339 H.

Setelah Sulaiman wafat hadir saudaranya al-Hasan al-A’sham, al-Hasan ini memiliki kekuatan sehingga dia berhasil menguasai Damaskus tahun 360 H. Kemudian dia berangkat ke Mesir dan terjadi peperangan antara dia dan orang-orangnya dengan orang-orang Fatimiyin di Mesir yang dimenangkan oleh orang-orang Fatimiyin. Hal ini memaksa orang-orang Qaramithah pulang mundur ke Ahsa`.

Setelah kekalahan ini al-Hasan murtad dari aliran, dia berubah menjadi propaganda dan pendukung Abbasiyin, maka orang-orang Qaramithah mencopotnya dan menyerahkan urusan mereka kepada dua orang, Ja’far dan Ishaq yang pada akhirnya keduanya berselisih di antara mereka sendiri sehingga al-Ashfar at-Taghlibi yang mengusai Bahrain berhasil memerangi mereka dan menghentikan gerakan mereka.

Dari al-Mausu’ah al-Muyassarah, isyraf Dr. Mani’ al-Juhani.