Definisi Tadlis
Al-Mudallas adalah bentuk isim maf’ul dari kata at-Tadlis. Tadlis dari segi bahasa berarti menyembunyikan aib barang dagangan dari pembeli, dan asal dari kata tadlis diambil dari kata ad-dalas yang berarti gelap (remang-remang).
Adapun Tadlis dari segi istilah ilmu musthalah hadits adalah :

“Menyembunyikan aib pada sanad hadits dan menampakkan bagusnya”

Pembagian Tadlis
Tadlis terbagi menjadi dua bagian inti, yaitu : Tadlis Isnad dan Tadlis Syuyukh.

1. Tadlis Isnad
Para ulama hadits telah memberikan definisi dari tadlis macam ini dengan definisi yang berbeda-beda. Namun menurut Syaikh Mahmud Thahhan, definisi yang paling sesuai menurut beliau adalah definisi dari Imam al-Bazzar dan Ibnu Qotthon, yaitu :

“Meriwayatkannya seorang rawi dari syaikh (guru)nya yang ia bertemu dan mengambil hadits darinya suatu hadits yang tidak dia dengar dari gurunya dengan shighat (konteks kalimat) yang mengandung kemungkinan mendengar langsung, seperti‘an (dari), qoola (telah berkata)”

Penjelasan
Maksud dari definisi di atas, Tadlis Isnad adalah meriwayatkannya seorang rawi dari syaikh (guru)nya yang dia mendengar sebagian hadits darinya, namun hadits yang di-tadlis-kannya ini, dia tidak dengar langsung dari syaikhnya tadi. Dia hanya mendengar dari syaikh yang lain, kemudian dia hilangkan syaikh (yang lain) itu dan dia riwayatkan dengan lafadz yang mengandung kemungkinan mendengar dan tidak seperti‘an (dari), qoola (telah berkata) dengan tujuan agar orang lain mengira bahwa dia mendengar langsung dari syaikh (yang pertamanya) tadi. Namun rawi tersebut tidak berani untuk terang-terangan menyatakan bahwa dia mendengar langsung dari syaikh tadi. Dia tidak mengatakan “sami’tu” (saya mendengar) atau “haddatsani”(telah menceritakan kepadaku), agar dia tidak tidak menjadi seorang pembohong dari peruatannya itu. Kemudian rawi yang ia hilangkan terkadang satu atau juga lebih.

Contoh Tadlis Isnad
1. Hadits yang diriwayatkan Imam Hakim (dalam kitab Ma’rifat Ulumil Hadits) dengan sanadnya yang sampai ke Ali bin Khasyram, dia berkata :

قال لنا ابن عيينة ، عن الزهري ، فقيل له : سمعته من الزهري ، فقال : لا ، ولا ممن سمعه من الزهري ، حدثني عبد الرزاق ، عن معمر ، عن الزهري

“Ibnu Uyainah telah berkata kepada kami : dari Zuhri. Kemudian Ibnu Uyainah ditanya : “Apakah anda mendengar langsung dari Zuhri?”. Dia menjawab : “Tidak, bahkan tidak mendengar dari orang yang dia mendengar langsung dari Zuhri, Abdurrozzaq menceritakan padaku dari Ma’mar dai Zuhri”.

Pada contoh ini, Ibnu Uyainah telah menghilangkan (membuang) dua orang rawi antara dia dan Zuhri.

  • Tadlis Taswiyah

Tadlis Taswiyah pada dasarnya adalah termasuk bagian dari Tadlis Isnad. Yang dimaksud Tadlis Taswiyah adalah :

“Meriwayatkanya seorang rawi dari syaikhnya kemudian menghilangkan seorang rawi yang dhaif (lemah) yang berada diantara dua rawi tsiqah (rawi terpercaya) yang kedua-duanya saling bertemu”

Gambarannya adalah : seorang rawi meriwayatkan suatu hadits dari rawi tsiqah (terpercaya), rawi tsiqah tersebut meriwayatkanya dari rawi dhaif dari rawi tsiqah. Dan dua rawi tsiqah tadi sudah saling bertemu. Maka seorang Mudallis (pelaku tadlis) yang telah mendengar hadits dari rawi tsiqah yang pertama, dia menghilangkan rawi yang dhaif dari sanad hadits. Dia jadikan sanad itu dari syaikhnya yang tsiqah dari rawi tsiqah yang kedua dengan lafadz yang muhtamal (mengandung kemungkinan mendengar langsung atau tidak). Dia samaratakan sanad seluruhnya menjadi tsiqat.
Tadlis macam ini adalah bentuk yang paling buruk, karena rawi tsiqah pertama terkadang dia tidak dikenal melakukan tadlis, juga seseorang yang memeriksa sanad menemukan sanad seperti itu setelah diratakan diriwayatkan dari tsiqah lain, diapun menghukuminya shahih, juga di dalamnya terdapat penipuan yang sangat.

2. Tadlis Syuyukh
Definisi dari Tadlis Syuyukh adalah :

“Meriwayatkannya seorang rawi suatu hadits dari syaikh yang langsung ia dengar sendiri darinya, kemudian dia menamakan syaikh atau memberinya kuniah atau menisbatkannya atau memberinya sifat dengan apa yang tidak diketahui agar syaikh tersebut tidak dikenal ”

Contohnya :
Perkataan Abu Bakr bin Mujahid, salah seorang ahli qiro’ah : Abdullah bin Abi Abdillah. Yang dia maksud (dari nama tersebut) adalah Abu Bakr bin Abu Daud as-Sijistani.
Wallahu A’lam (bersambung)

( Abu Maryam Abdusshomad, diambil dari : Taisir Musthalah Hadits oleh Dr. Mahmud Thahhan, dengan sedikit perubahan )