Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِئَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعاً(25)

“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sem- bilan tahun (lagi).”(QS.Al-Kahfi: 25)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia bahwa kisah beberapa orang yang tinggal di dalam goa itu (ashabul kahfi) menetap di dalamnya selama tiga ratus tagun ditambah sembilan tahun lagi. Setelah orang-orang Nashrani di Najran mendengar cerita itu, mereka berkata:“Kalau yang tiga ratus tahun sudah kami ketahui, sedangkan yang sembilan tahun lagi tidak kami ketahui.” Maka turunlah ayat wahyu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا (26) …

“Katakanlah: “Allah lebih mengetahui berapa lamanya ….”(QS.Al-Kahfi: 26)

Sesungguhnya ayat ini telah disebutkan 14 abad (bahkan lebih) yang lalu. Sekarang kita akan mendengarkan apa yang dituturkan oleh ilmuwan pengetahuan modern:“Sebenarnya setiap 100 tahun syamsiyah (tahun matahari/masehi) sama dengan 103 tahun qomariyah (tahun bulan/hijriyah), atau 300 tahun syamsiyah sama dengan 309 tahun qomariyah.” (al-Islamu Yad’u ilaa al-‘Ilmu /Islam mengajak untuk berilmu)

Inilah ketetapan yang terlambat yang dituturkan oleh ilmu pengetahuan modern zaman ini, setelah sebelumnya al-Qur’an menyebutkannya sejak 14 abad silam.

(Sumber:الإعجاز العلمي في الإسلام والقرآن الكريم oleh Muhammad Kamil ‘AbdushShomad, edisi Indonesia penerbit Akbar hal.116-117. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)