Pada zaman Jahiliyah, ada seorang yang bernama Yazid bin Tsarawan. Ia dikenal dengan kelemahan akalnya.

Diantara kejadian yang menunjukkan hal tersebut adalah bahwa ia biasa mengenakan kalung yang tersusun dari tulang-tulang, pecahan keramik dan benda-benda laut seperti kerang dan pecahan batu karang.

Ketika ada seseorang yang menanyakan kepadanya tentang tujuan ia memakai kalung tersebut, ia menjawab, “Saya khawatir jika suatu saat nanti saya tersesat atau hilang, tidak ada orang yang mengenaliku. Oleh karena itu saya memakainya agar saya dapat mengenali diri saya dengan kalung itu dan untuk membedakan diri saya dengan orang lain.”

Suatu malam ketika ia tidur, seseorang memindahkan kalungnya ke leher saudaranya. Maka ketika subuh tiba dan ia terbangun, ia melihat kalungnya melingkar di leher saudaranya, maka ia pun berkata, “Wahai saudaraku! Engkau adalah diriku. Kalau begitu, saya siapa?”

(Dari kitab Akhbarul Hamqaa wal Mughaffalin, karya Ibnul Jauzi)