Kemaksiatan merupakan sebab turunnya adzab

Kemungkaran dan kemaksiatan memang sangat sulit untuk dihilangkan bahkan boleh dibilang tidak bisa untuk dimusnahkan dari muka bumi ini.Sebab selagi makhluk yang bernama syetan baik dari jenis jin maupun manusia masih bercokol dimuka bumi maka kemungkaran sudah pasti ada dan senantiasa mengintai kita.Hal ini memang sudah menjadi sunnatullah yang berlaku bagi manusia bahwa setiap kebaikan pasti akan berhadapan dengan kejahatan.Sejarahpun telah mencatat bahwa setiap nabi selalu mempunyai musuh dan penentang, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Al An’am ayat 112, artinya: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).

Percakapan panjang antara kebaikan dengan kejahatan ini sudah dimulai sejak diciptakannya Nabi Adam yang ditempatkan disorga bersama istrinya Hawa.Permusuhan ini mencapai puncaknya ketika iblis diperintah oleh Allah untuk sujud(hormat) kepada Adam, maka dengan congkak ia menolak perintah tersebut dan sekaligus memproklamirkan permusuhan abadi dengan Nabi Adam dan anak cucunya.Dengan berkedok sebagai pemberi nasehat akhirnya iblis berhasil membujuk Adam dan istrinya agar memakan buah khuldi yang terlarang, sehingga mereka berdua diturunkan oleh Allah dari surga dan menjadi penghuni bumi. Hingga kini permusuhan itu masih terus berlanjut dan akan terus berlaku hingga nanti hari kiamat.

Seiring dengan kemajuan tehnologi, komunikasi dan infrastruktur maka cara syetan dalam menjebak dan menjeru-muskan manusia juga semakin canggih. Namun bukan berarti cara-cara lama terus mereka tinggalkan, karena terbukti kemaksiatan selalu saja tampil dengan berbagai model mulai dari yang sangat sederhana sampai yang super canggih.Sebagai contoh misalnya minuman keras (khamar) tersedia dari yang jenis sederhana dan tradisional seperti tuak atau arak sampai kelas wiski dan jenis-jenis lain yang hanya bisa dikonsumsi oleh orang-orang tertentu. Pelacuran juga tampil dengan berbagai macam kedok dan bahkan merambah ke hotel-hotel berbintang, ditambah lagi dengan arena perjudian dengan sekian banyak macam dan bentuknya.

Sementara itu disisi lain putra-putri kita diserbu dengan berbagai tontonan dan pemandangan yang tidak semestinya, mulai dari sticker, tabloid dan majalah hingga kelas parabola dan internet. Bahkan dikalangan remaja dan kaum muda kini mereka punya cara yang sangat mudah untuk bisa mabuk tanpa harus banyak menenggak minuman keras yakni cukup dengan menelan pil saja. Ini semua benar-benar merupakan kemudahan yang ditawarkan oleh syetan untuk memperdaya anak cucu musuh bebuyutannya Adam ‘Alaihissalaam.

Dengan tanpa pandang bulu syetan menawarkan apa saja yang bisa menjauhkan manusia dari Allah dan surgaNya, dan hampir seluruh sisi kehidupan ini disentuhnya sampai-sampai orang tidak mengerti bahwa yang disebut-sebut sebagai paranormal dan astrologi belakangan ini ternyata kebanyakan dari semua itu tidak lain adalah praktek perdukunan yang sangat dilarang oleh Islam.

Seluruh bentuk kemaksiatan diatas meskipun secara teori merupakan pelanggaran baik terhadap syari’at maupun undang-undang negara namun pada kenyataanya tetap saja dilakukan dan bahkan cenderung makin luas dan terang-terangan.Kondisi seperti ini sangat patut untuk kita waspadai, sebab berdasarkan sunnah atau ketentuan Allah yang telah berlaku, sungguh jika suatu kaum sudah berani terbuka dan terang-terangan dalam melakukan kemungkaran dan kemaksiatan maka Allah akan mendatangkan adzab dan siksaNya.Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang diluluhlantakkan sehingga negeri yang tadinya ramai dan makmur berubah menjadi lengang tak berpenghuni rata dengan tanah, seperti inilah balasan bagi orang-orang yang bersikap demonstratif terhadap kemaksiatan yang mereka lakukan. Sudah tidak ada lagi dalam benak mereka rasa takut dosa dan malu, bahkan tidak jarang yang justru merasa bangga dengan kemaksiatan yang telah diperbuatnya. Ini benar-benar mengkha-watirkan karena dalam sebuah hadits Nabi Sholallahu alaihi was salam pernah bersabda, artinya: “Tidaklah nampak kekejian pada suatu kaum hingga mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan menyebar dikalangan mereka wabah tha’un (pes) atau penyakit ganas yang belum pernah menimpa pendahulu mereka.” (HR Ibnu Majah, Al-Hakim dengan mengatakan bahwa sanadnya shahih dan disetujui imam Adz Dzahabi).

Apa yang kita saksikan dan kita dengar belakangan ini tentang menyebarnya penyakit Aids, siphilis, dan GO (kencing nanah) tiada lain adalah merupakan bukti nyata dan saksi atas kebenaran sabda Nabi SAW. Penyakit-penyakit ganas ini belum pernah menimpa para pendahulu kita,dan cukuplah itu semua menjadi nama-nama penyakit ganas terakhir yang kita dengar. Kemudian jangan sampai anak cucu kita mengetahui adanya penyakit lain yang lebih ganas dari itu semua.

Mewaspadai makar Allah

Kita patut bersyukur bahwa dalam kondisi seperti ini Allah masih memberikan kesempatan dan waktu untuk memperbaiki diri, namun ini bukan berarti bahwa kita bisa terus menerus merasa aman dan tenang dari makar Allah. Akan tetapi hendaknya setiap kita harus waspada dan takut jikalau sewaktu-waktu adzab dan siksa Allah diturunkan sedangkan kita dalam keadaan bermaksiat kepadaNya.

Janganlah kita sangka bahwa pepohonan dan taman-taman yang hijau itu akan abadi, jangan kita kira bahwa rumah yang kita tempati dengan aman dan nyaman bisa menyelamatkan kita dari adzab Allah. Jika Allah menghendaki maka keadaan bisa saja berubah dalam sekejap, Dia bisa mendatangkan siksaNya sewaktu-waktu dan kapan saja, waktu malam ketika kita lelap tertidur, ataupun dipagi yang cerah ketika kita sedang bermain dan bercanda ria dengan anak dan keluarga, sebagaimana difirmankan dalam surat Al A’raf ayat 97-99, artinya: “Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?” (QS. 7:97)
“Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?” (QS. 7:98)
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga) Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. 7:99)

Sesungguhnya jika Allah sudah berkehendak untuk menyiksa suatu kaum maka tak seorangpun yang mampu membendung kemaha perkasaan-Nya. Tak ada gunanya rencana dan makar manusia dihadapan Allah, begitu pula kekuatan, iptek dan harta benda. Oleh karena itu hendaknya orang-orang yang melakukan makar jahat dan kekejian berhati-hati jika Allah menurunkan siksa yang pedih akibat perbuatan mungkar yang telah mereka lakukan,

Allah telah berfirman: Surat An-Nahl: 45-47, Al An’am 50-52, artinya: “Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu), atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa).Maka sesungguhnya Rabbmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. 16: 45-47)

Dalam ayat lain disebutkan, yang artinya: “Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesung-guhnya pada demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui.” (QS. 27:50-52)

Seruan dan himbauan

Tak ada yang bisa kita lakukan selain menyeru dan mengajak para pelaku kemungkaran dan kemaksiatan agar segera kembali ke jalan Allah yang lurus. Juga kepada para penguasa dan pemegang urusan rakyat hendaknya mencurahkan perhatian dan kemam-puan secara sungguh-sungguh untuk menyelamatkan kondisi umat. Bukan-kah kita semua adalah rakyat yang tidak ingin melihat kehancuran bangsanya, orang tua yang tak menginginkan masa depan anak cucu mereka suram dan tak menentu arah.

Salah satu cara yang paling efektif ialah dengan mencegah dan melarang segala sarana yang bisa menyeret kepada perbuatan mungkar dan maksiat seperti beredarnya film-film yang berbau pornografi, majalah atau tabloid fulgar dan poster-poster seronok, juga nyanyian yang mengumbar nafsu dan syahwat, yang semua itu bisa memancing orang, terutama para pemuda dan pemudi untuk berlaku keji dan akhirnya menjerumuskan kelem-bah dosa, yang akibatnya sungguh berbahaya. Mari kita renungi semua ini!

Janganlah kita sambut uluran tangan berlumur dosa yang akan menarik kita ke jurang kebinasaan, tapi pegang erat tangan penyeru kebaikan dan pencegah kemungkaran yakni para rijalul Islam , merekalah para pengemban dakwah dan risalah agung di alam ini. Mendampingi dan membantu mereka sungguh merupakan jaminan –atas izin Allah- dari merajalelanya keburukan dan kerusakan, jaminan untuk turunnya kebaikan dan rahmat serta tertahannya siksa dan cobaan. Dan sebaliknya memerangi para penyeru dan penegak kebajikan adalah sebab dari kehancuran dan hilangnya berkah karena para da’i adalah penjaga agama, penolong syariat. Dengan demikian membantu mereka berarti membantu agama dan memerangi mereka sama saja dengan memerangi agama.

Sumber: Ilal Aminin min Makrillah, Abdul Hamid bin Abdur Rahman As-Suhaibany.
(Dept. Ilmiah)