BAB DOA YANG DIUCAPKAN SETELAH DUA RAKAAT SUNNAH SHUBUH

Kami meriwayatkan dalam kitab Ibn as-Sunni dari Abul Malih (namanya adalah, Amir bin Usamah), dari bapaknya ,

أَنَّهُ صَلَّى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، وَأَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى قَرِيْبًا مِنْهُ رَكْعَتَيْنِ خَفِيْفَتَيْنِ، ثُمَّ سَمِعَهُ يَقُوْلُ وَهُوَ جَالِسٌ: اَللّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيْلَ وَإِسْرَافِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ وَمُحَمَّدٍ النَّبِيِّ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ؛ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ.

“Bahwa dia shalat dua rakaat fajar, dan bahwa Rasulullah shalat dua rakaat yang pendek di dekatnya, kemudian dia mendengarnya mengucapkan dalam keadaan duduk, ‘Ya Allah Rabb Jibril, Israfil, Mikail dan Muhammad seorang Nabi , aku berlindung kepadaMu dari neraka.,’ tiga kali

(Takhrij Hadits: Hasan tanpa pembatasan dengan dua rakaat fajar: Diriwayatkan oleh al-Bazzar no. 92114 – Mukhtashar az-Zawa`id; ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir 1/195 no. 520; Ibn as-Sunni no. 103; ad-Daruquthni dalam al-Afrad 2/139-Futuhat; al-Hakim 3/622: dari jalan Abdul Wahab bin Isa, Yahya bin Abu Zakariya al-Ghassani menyampaikan kepada kami, dari Abbad bin Sa’id, dari Mubasysyir bin Abul Malih bin Usamah bin Umar, dari bapaknya, dari kakek-nya dengan hadits tersebut.


Kami meriwayatkan dalam kitab Ibn as-Sunni dari Anas Radhiyallahu’anhu dari Nabishalllahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

مَنْ قَالَ صَبِيْحَةَ يَوْمِ الْجُمُعَةِ قَبْلَ صَلاَةِ اْلغَدَاةِ. أَسْتَغفِرُ اللهَ الَّذِيْ لاَ إِلـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ؛ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ؛ غَفَرَ اللهُ تَعَالَى ذُنُوْبَهُ، وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ. وَاللهُ أَعْلَمُ.

“Barangsiapa mengucapkan di pagi hari Jum’at sebelum shalat Shubuh, ‘Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia yang Mahahidup dan senantiasa mengurusi makhlukNya dan aku bertaubat kepadaNya,’ Tiga kali. Niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya meskipun ia seperti buih lautan.
(takhrij haditsMaudhu’: Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath no. 7713 dan Ibn as-Sunni no. 83 dari dua jalan, dari Abdul Aziz bin Abdurrahman al-Qurasyi al-Balisi, dari Anas dengan hadits tersebut.
Ath-Thabrani berkata, “Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari Khushaif kecuali Abdul Aziz bin Abdurrahman.” Aku berkata, “Dia adalah rawi yang dhaif sekali dan tertuduh, sedangkan riwayat-riwayatnya dari Khushaif adalah batil dan mereka sendiri berbeda pendapat tentang Khushaif. Paling-paling dia hanya layak dengan syahid kemudian dia tidak mendengar dari Anas. Oleh karena itu al-Asqalani rahimahullah berkata tentang hadits ini, “Sangat lemah.” Dan sebenarnya ia lebih rendah dari itu.)
. Wallahu a’lam.(Sumber:Ensiklopedia Dzikir dan Do’a,pustaka Sahifa hal 138-139)