Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَفِي الأرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الأكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (4)

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan (mengunggulkan) sebagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain dalam hal rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ra’d: 4)

Para ahli geologi menegaskan bahwa tanah lapisan atas bumi yang hancur atau pecah akibat berbagai faktor erosi menjadikan unsur-unsurnya tidak sama. Tetapi, masing-masing tanah akan mempunyai karakterisik tersendiri.

Ini adalah sebuah pernyataan ilmiah yang diindikasikan oleh ayat di atas. Yaitu, bahwa suatu lokasi tanah terdiri dari beberapa bagian yang saling berdekatan dan saling menempel. Namun, ia mengandung beberapa materi logami, unsur, atau bakteri pengurai yang berbeda-beda. Ketika sebuah lokasi tanah menerima air, ia akan menghasilkan beragam buah-buahan. Karena, padanya terdapat bagian-bagian Lumpur, liat, kerikil, dan kapur yang tidak sama. Ia akan tetap menghasilkan bermacam buah-buahan, walaupun disirami dengan air yang sama.

(Sumber:الإعجاز العلمي في الإسلام والقرآن الكريم oleh Muhammad Kamil ‘Abdush Shomad, edisi Indonesia penerbit Akbar hal.79 dengan sedikit perubahan. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)