• 54. BERDUSTA DALAM SOAL MIMPI

    Sebagian orang ada yang sengaja membikin-bikin cerita mimpi yang tidak dialaminya, untuk tujuan tertentu. Misalnya, untuk mendapatkan keistimewaan, popularitas, menumpuk materi, atau menakut-nakuti orang yang sedang bermusuhan dengannya.

    Banyak orang awam memiliki kepercayaan tertentu terhadap mimpi, sehingga mereka amat tergantung dengannya. Orang-orang macam inilah yang banyak menjadi korban penipuan soal mimpi.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi ancaman keras kepada orang yang suka mengada-adakan mimpi yang tak pernah mereka lihat. Beliau bersabda,

    إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ الْفَرَى أَنْ يَدَّعِيَ الرَّجُلُ إِلَى غَيْرِ أَبِيْهِ، أَوْ يُرِيَ عَيْنَهُ مَا لَمْ تَرَ، وَيَقُوْلَ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ n مَا لَمْ يَقُلْ.

    “Sesungguhnya di antara kebohongan terbesar adalah seseorang yang mengaku (bernasab) kepada selain bapaknya, atau bercerita tentang mimpi yang tak pernah ia lihat, dan meriwayatkan atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesuatu yang tidak pernah beliau katakan.”( HR. Al-Bukhari, lihat Fathul Bahri’, 6/540.)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

    مَنْ تَحَلَّمَ بِحُلْمٍ لَمْ يَرَهُ كُلِّفَ أَنْ يَعْقِدَ بَيْنَ شَعِيْرَتَيْنِ وَلَنْ يَفْعَلَ.

    “Barangsiapa (menceritakan) mimpi yang ia tidak lihat, ia dibebani mengikat dua biji gandum dan tentu ia tidak akan mampu melakukannya…”( HR. Al-Bukhari, lihat Fathul Bari’, 12/427.)

    Mengikat biji gandum adalah sesuatu yang mustahil. Tetapi, balasan itu setimpal dengan perbuatannya.