SEKALI LAGI TENTANG UNTA

Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa unta memiliki kelebihan disbanding hewan-hewan lainnya dalam hal kemampuan menjaga kestabilan suhu tubuh. Unta termasuk hewan berdarah hangat. Ia memiliki cara tersendiri untuk menghidari dingin. Ketika suhu udara dingin, pembuluh-pembuluh yang terdapat dalam kulitnya berkontraksi dan menciut sehingga kulitnya menjadi dingin. Dalam kondisi seperti ini, kulit unta berfungsi sebagai isolator agar hawa panas dalam tubuh tidak keluar. Sehingga, menghindari menurunnya suhu di dalam tubuh unta. Akan tetapi, jika setelah itu ia tetap kedinginan, maka tubuhnya akan mengiggil hingga suhu tubuhnya kembali hangat.

Dibandingkan dengan hewan-hewan lain, unta memiliki daya tahan tubuh dan kemampuan adaptasi yang sangat tinggi terhadap perubahan suhu yang ekstrem seperti di lingkungan padang pasir. Akibatnya, unta mampu mengantisipasi perubahan suhu yang cukup drastis di dalam tubuhnya. Pada siang hari, tubuh unta mengantisipasi temperatur udara yang cenderung panas dengan meningkatkan suhu tubuhnya hingga mencapai 40,5 derajat celcius. Sedangkan, ketika cuaca dingin unta mengantasipasinya dengan mentransfer panas tubuhnya keluar. Tubuh unta dapat bertahan terhadap perubahan suhu yang berkisar antara 35-40,5 derajat celcius.

Jika kita bandingkan dengan tubuh manusia, maka suhu tubuh manusia dalam kondisi normal adalah 37 derajat celcius. Penurunan atau peningkatan suhu tubuhnya, walaupun sedikit, dapat menjadi indikasi bahwa orang tersebut sakit. Manusia mungkin akan mati jika suhu tubuhnya berfluktuasi seperti suhu tubuh unta, yang dapat berubah-ubah antara 35-40,5 derajat celcius tergantung temperatur udara sekotar.

Dis amping itu semua, tubuh unta masih banyak menyisakan misteri yang hingga saat ini belum dapat diungkapkan oleh ilmu pengetahuan modern. Ada beberapa rahasia yang telah terungkap tetapi belum dapat dijelaskan. Misalnya, mengapa sel-sel darah merah (erythrocyte) unta dan Lama berbentuk sembarang (tidak beraturan), tidak berbentuk bulat seperti yang dimiliki hewan-hewan lain? Hingga saat ini belum ada seorang pun yang mengetahui jawabannya. Ini semua menunjukkan mukjizat ilmiah dalam ayat-ayat al-Qur’an.

(Sumber:الإعجاز العلمي في الإسلام والقرآن الكريم oleh Muhammad Kamil ‘Abdush Shomad, edisi Indonesia penerbit Akbar hal. 163-165 dengan sedikit perubahan. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)