Bila akal seseorang itu sempurna maka sedikit perkataannya, keunggulan akal atas perkataan adalah kebijaksanaan sedangkan keunggulan perkataan atas akal adalah kerancuan.

Amru bin al-Ash berkata, “Terpelesetnya kaki adalah tulang retak yang sembuh kembali, sedangkan terpelesetnya lidah tidak membiarkan dan menyisakan.”

لِسانُ الفَتىَ حَتْفُهُ حِينَ يَجْهَلُ كُلُّ امْرِئٍ مَا بَيْنَ فَكَّيْهِ مَقْتَلُ
وَكَمْ فَاتِحٍ أَبْوَابَ شَرٍّ لِنَفْسِهِ إِذَا لَمْ يَكُنْ قُفْلٌ عَلىَ فِيْهِ مُقْفَلُ
إِذاَ مَا لِسَانُ المَرْءِ أَكْثَرَ هَذَرَهُ فَذَاكَ لِسَانٌ بِالبَلاءِ مُوَكَّلُ
إذَا شِئْتَ أَنْ تَحْيَا سَعِيدًا مُسَلَّمًا فَدَبٍّرْ وَمّيٍّزْ مَا تَقُولُ وَتَفْعَلُ

Lidah orang adalah kematiannya saat dia berkata bodoh
Setiap orang bisa terbunuh karena apa yang ada di antara dua bibirnya
Berapa banyak orang membuka pintu keburukan bagi dirinya
Bila dia tidak meletakkan gembok kokoh di mulutnya
Bila lidah seseorang mengumbar perkataannya maka
Itulah lidah yang sangat beresiko ditimpa kesulitan
Bila kamu ingin hidup berbahagia dan selamat
Maka atur dan bedakanlah apa yang kamu ucapkan dan lakukan.

Manakala Yunus keluar dari perut hiu, dia banyak diam, dia ditanya, “Mengapa engkau tidak berbicara?” Dia menjawab, “Berbicara membuatku masuk ke perut hiu.”

Seseorang berkata kepada Bakr bin Abdullah al-Muzani, “Engkau lebih banyak diam.” Dia menjawab, “Lidahku adalah harimauku, bila aku melepaskannya maka ia memangsaku.”

Abu Bakar ash-Shiddiq suatu hari memegang lidahnya dan berkata, “Sesungguhnya ini telah menjemusukanku ke dalam masalah-masalah.”

فاَلعِيُّ لَيْسَ بِقَاتِلٍ وَلَرُبَّمَا فَتَلَ اللِّسَانُ

Ketidakmampuan berbicara tidak membunuh
Dan terkadang lidahlah yang membunuh.

Dari Bahjatul Majalis, Hafizhul Maghrib Abu Umar Ibnu Abdul Barr.