Hadits Syadz

Syadz adalah bentuk isim fa’il dari kata kerja Syadzdza yang berarti yang menyendiri, menjauh dari orang banyak.
Adapun dalam istilah ilmu hadits adalah :

“Hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang maqbul (diterima) yang menyelisihi riwayat rawi yang lebih utama darinya”

Itulah yang didefinisikan oleh Ibnu Hajar al-Asqolani.Hadits Syadz bisa terjadi pada sanad hadits dan juga pada matannya.

Contoh Hadits Syadz
Adapun contoh dari Syadz pada sanad hadits adalah :
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah dari jalan Ibnu Uyainah dari Amr bin Dinar dari ‘Ausajah dari Ibnu Abbas :

أن رجلا توفي على عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم و لم يدع وارثا إلا مولى هو أعتقه

“Bahwa ada seseorang pada zaman Rasulullah meninggal dan tidak meninggalkan warisan kecuali satu budaknya yang telah ia merdekakan” (HR. Abu Daud)

Ibnu Juraij dan yang lainnya juga meriwayatkan hadits ini secara maushul (tersambung). Adapun Hammad bin Zaid meriwayatkan dengan menyelisihi mereka. Dia meriwayatkan dari Amr bin Dinar dari ‘Ausajah dan tidak menyebutkan Ibnu Abbas.
Oleh karena itu Abu Hatim menjelaskan : “Yang mahfudz adalah hadits Ibnu Uyainah”
Hammad bin Zaid adalah termasuk orang yang adil dan dhabit (hafalannya kuat) namun walaupun begitu Abu Hatim lebih menguatkan riwayat yang disebutkan oleh kebanyakan rawi yang lain.

Adapun contoh dari Syadz pada matan hadits adalah :
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi dari hadits Abdul Wahid bin Ziyad dari A’masy dari Abu Shaleh dari Abu Abu Hurairah secara marfu’ (disandarkan kepada Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam):

إذا صلى أحدكم الفجر فليضطجع عن يمينه

“Apabila salah satu diantara kalian shalat fajar, maka hendaklah ia berbaring ke samping kanannya”

Imam Baihaqi menjelaskan bahwa dalam hadits ini, Abdul Wahid menyelisihi riwayat orang banyak, karena orang-orang hanya meriwayatkan dari perbuatan Nabi Sallallahu ‘Alahi Wasallam dan bukan dari perkataan beliau. Abdul Wahid menyendiri dengan lafadz ini dibanding para rawi tsiqat dari para shabat A’masy.

Hadits Mahfudz
Al-Mahfudz adalah lawan dari Syadz, dimana Al-Mahfudz adalah :

“Hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang lebih tsiqah (al-autsaq) yang menyelisihi riwayat rawi yang tsiqah”

Adapun contoh dari hadits Mahfudz adalah dua contoh yang disebutkan pada hadits Syadz namun dari jalan rawi yang lebih tsiqah, yaitu riwayat yang menyelisihi riwayat yang syadz.

Dengan ini diketahui bahwa hadits Syadz adalah termasuk hadits yang tertolak dan adapun hadits Mahfudz, maka dia termasuk hadits yang maqbul.
Wallahu A’lam

(Abu Maryam Abdusshomad, diambil dari : Taisir Musthalah Hadits oleh Dr. Mahmud Thahhan)