AL-QUR’AN BERBICARA TENTANG AL-QUR’AN

1. Al-Qur’an Merupakan Obat dan Rahmat

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. 17:82)

2. Al-Qur’an adalah Petunjuk dan Cahaya.

“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”. (QS. 5:16)

3. Al-Qur’an Merupakan Kabar Gembira bagi Orang-Orang Beriman, bahwa Mereka Memperoleh Pahala yang Besar.

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS. 17:9)

4. Al-Qur’an Merupakan Hikmah yang Amat Agung.

“Demikianlah (kisah ‘Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al-Qur’an yang penuh hikmah”. (QS. 3:58)

5. Al-Qur’an Merupakan Peringatan dan Pelajaran.

“Maka beri peringatanlah dengan Al-Qur’an orang yang takut kepada anca-man-Ku”. (QS. 50:45)
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. 10:57)

6. Al-Qur’an adalah Ruh dan Kehidupan

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh/wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami”.

7. Al-Qur’an Merupakan Samudra Ilmu Pengetahuan dan Penjelasan

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Rabblah mereka dihimpunkan”. (QS. 6:38)

“Dan sesungguhnya Kami telah meng-ulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Qur’an ini bermacam-macam perumpa-maan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” (QS. 18:54)
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. 16:89)

8. Allah Telah Bersumpah dengan Al-Qur’an dan Menyifatinya dengan Kemuliaan.

“Qaaf Demi Al-Qur’an yang sangat mulia”. (QS. 50:1)
Selanjutnya Allah memerintahkan hambaNya untuk mempelajari Al-Qur’an, dan Dia menyifati orang yang tidak mau mempelajari Al-Qur’an sebagai orang yang gelap hatinya dan buta nuraninya.
“Maka apakah mereka tidak memper-hatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci” (QS. 47:24)
Apa yang telah disebutkan di atas merupakan penjelasan tentang betapa agung dan mulianya keberadaan Al-Qur’an, serta besarnya keutamaan orang yang menaruh perhatian terha-dapnya, baik itu dengan membaca, menghafal, mempelajari, memahami serta mengamalkan serta mengajar-kannya.

Keutamaan Mempelajari Al-Qur’an dan Mengajarkannya

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman,
“Berkatalah orang-orang kafir, “Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul”. Katakanlah, “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu dan antara orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab”. (QS. 13:43)
Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda,
“Orang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”(HR. Al-Bukhari)

Keutamaan Membaca Al-Qur’an

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,” (QS. 35:29)
Nabi telah bersabda,
“Bacalah oleh kalian Al-Qur’an, sesung-guhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi yang membacanya.” (HR. Muslim)
Dan sabdanya yang lain,
“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka dia bersama para malaikat yang mulia dan baik-baik dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata serta ia mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih)

Tentang pahala kebaikan yang diberikan kepada orang yang membaca Al-Qur’an, Nabi juga telah menjelaskan dengan sabdanya,
[ii]“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kali lipat. Tidaklah aku mengatakan bahwa alif laam miim satu huruf, tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR.At-Tirmidzi ia mangatakan, “Hasan shahih”)

Beliau juga bersabda tentang orang yang tidak pernah membaca Al-Qur’an,
“Sesungguhnya orang yang di dalam hatinya tidak terdapat sesuatu dari Al-Qur’an, ibarat rumah kosong dan rusak.” (HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, “Hasan Shahih”)

Adab-Adab Membaca Al-Qur’an

  • Mengikhlaskan niat dalam membaca Al-Qur’an semata-mata karena Allah, sebagaimana juga yang dituntut dalam ibadah-ibadah yang lain.

  • Bersuci dan bersiwak sebelum membaca Al-Qur’an.

  • Jangan membaca Al-Qur’an di tempat-tempat kotor, seperti kamar mandi/tempat wudhu dan jangan membacanya dalam keadaan junub.

  • Berlindung kepada Allah dari syetan ketika memulai membaca-nya yaitu mengucap ta’awudz atau isti’adzah.

  • Membaca basmallah pada setiap permulaan surat, kecuali surat At-Taubah.

  • Membaguskan bacaan Al-Qur’an sesuai kemampuan, juga hendak-nya membaca dengan memelas, khusyu’ dan disertai tangisan.

  • Bersujud ketika melewati ayat-ayat Sajadah.

  • Menghentikan bacaan ketika ke luar angin, menguap dan merasa ngantuk.

  • Membaca Al-Qur’an dengan tartil dengan memperhatikan hukum-hukum dalam ilmu tajwid.

  • Membaca Al-Qur’an dengan niat untuk mengamalkannya dan meng-gambarkan seolah-olah Allah sedang berfirman dengan bacaan tersebut.

  • Disunnahkan bagi yang membaca Al-Qur’an, ketika melewati ayat-ayat tentang rahmat supaya memohonnya kepada Allah, dan berlindung kepada-Nya tatkala melewati ayat-ayat adzab.

Sikap Muslim terhadap Al-Qur’an

Apabila kita mau memperhatikan keadaan kita saat ini, maka akan di dapati bahwa masih banyak di antara kita yang amat jauh dari Al-Qur’an, bahkan ada yang begitu amat jauh dari petunjuk dan pengajaran yang ada di dalamnya.

Masih amat banyak di antara mereka yang tidak mau membaca Al-Qur’an seluruhnya, sebagian lagi ada yang membacanya hanya ketika waktu shalat saja, ada pula yang membacanya hanya ketika dalam kondisi kepepet atau kesulitan. Tak jarang pula di anta-ranya ada yang membaca, namun tidak mau mentadaburi dan memperhatikan isinya, atau membacanya tapi tidak mau mangamalkannya.

Bahkan yang paling parah adalah ada di antaranya yang mendustakan sebagian ayat-ayatnya dan selalu mempermasalahkannya. Ia katakan bahwa ayat-ayat tersebut sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan masa kini, ketinggalan zaman dan tidak cocok untuk diterapkan. Tidak diragukan lagi bahwa sikap semacam ini adalah kekufuran yang nyata, dan bukan merupakan jalannya orang-orang Mukmin.

Ada beberapa bentuk sikap menjauhi Al-Qur’an, di antaranya sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayim adalah sebagai berikut:

  • Tidak mau mendengarkan, meng-imani dan perhatian terhadapnya.

  • Tidak mau mengamalkannya, dan tidak menerima apa yang dihalalkan dan apa yang diharamkan, meskipun ia membaca dan percaya kepada-nya.

  • Tidak mau berhukum dan memu-tuskan perkara dengannya, baik dalam masalah ushul (pokok) agama maupun cabang-cabangnya.

  • Tidak mau mentadaburi, memahami serta mempelajari apa yang dike-hendaki oleh Allah dalam firman tersebut.

  • Tidak mau mempergunakannya sebagai penyembuh dan obat bagi berbagi penyakit hati.
    Keseluruhan yang telah tersebut di atas, masuk pada kategori firman Allah,
    “Berkatalah Rasul, “Ya Rabbku, sesung-guhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuh-kan”. (QS. 25:30)

Dan bentuk-bentuk hajr (ketidakpe-dulian) tersebut antara satu dengan yang lain berbeda-beda tingkatannya.

Demikian semoga Allah memasukkan kita semua sebagai ahli Al-Qur’an, orang suka membacanya, mendengar-kan dan mentadaburinya untuk kemu-dian mengamalkannya, amin ya Rabbal ‘alamain.

Sumber : Buletin, “Haluna Ma’al Qur’an, Al-Qism, Al-Ilmi Darul Wathan.
Abu Abdillah Tata)

Netter Muslim yang dimuliakan Allah.
Setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah sesuai dengan kemampuannya. Kesempatan kita saat ini untuk turut berdakwah adalah menyampaikan Buletin ini kepada rekan, keluarga dan saudara kita yang belum mengetahuinya.