Bukankah Allah telah menciptakan hidup ini berpasang-pasangan? Bukankah manusia, ada laki-laki dan ada wanita, dan keduanya hidup berpasangan? Bukankah jodoh seseorang telah ditetapkan oleh Allah? Jawaban darinya adalah memang demikian, namun pertanyaan selanjutnya, tetapi mengapa aku sulit jodoh? Umur semakin tua, usaha dan ikhtiar telah dilakukan, tapi mengapa jodoh kok masih sulit?

Sulit jodoh, memang sebuah problem, tetapi perlu disadari bahwa segala problem pasti memiliki jalan keluar dan bahwa seorang muslim atau muslimah tidak patut berputus asa dari rahmat Allah. Sebagaimana setiap problem pasti memiliki pemicunya, cobalah, sebelum mencari jalan keluarnya, untuk mencari sebab pemicunya, karena dari sinilah problem tersebut lahir, kalau pemicunya tidak ada, maka problemnya juga tidak ada bukan?

Banyak sebab seseorang sulit jodoh, bisa dari diri Anda sendiri, misalnya Anda sangat selektif, pilih-pilih, banyak kriteria, harus ini, harus itu dan seabrek syarat lainnya, Anda ingin meraih pasangan yang sempurna atau mendekati sempurna, akibatnya calon dengan kriteria yang Anda patok jarang ditemukan, selanjutnya peluang jodoh pun menyempit dan Anda pun jadi sulit jodoh.

Bisa juga karena faktor keluarga yang belum kunjung menyetujui dengan berbagai alasan, misalnya harus membantu keluarga dulu, harus menyekolahkan adik-adik, harus menunggu kakak yang belum laku dan sebagainya, sehingga hal itu memperlambat hadirnya pasangan bagi Anda.

Bisa juga kembali kepada fisik, jujur kita harus mengakui, secara umum masyarakat, anak-anak muda, para gadis dan para pemuda, masih menjadikan kecantikan dan ketampanan sebagai standar utama, padahal mungkin menurut Anda, kecantikan atau ketampanan tidak berpihak kepada Anda.

Bisa juga kembali kepada faktor kemapanan alias kekayaan, bila seseorang, lebih-lebih anak muda, sudah terlihat mapan, pekerjaannya menjanjikan duit gede, kantongnya tebal, ditunjang dengan kendaraan dan lainnya, maka daya jualnya semakin tinggi, peluang jodohnya lebar. Kepintaran juga bisa menjadi sebab dalam masalah ini, karena dalam batas-batas tertentu bisa dimaklumi, yang namanya bodoh tidak disukai oleh banyak orang.

Sekarang, cobalah menengok kepada diri Anda, barang kali salah satu sebab di atas ada pada diri Anda, bila ada, maka cobalah untuk mengatasinya terlebih dulu, karena sumber api harus dipadamkan bila Anda ingin api itu mati, jendela harus ditutup rapat bila Anda tidak ingin angin itu masuk.

Bila Anda terlalu selektif, pilih-pilih, maka cobalah ngalah sedikit, menurunkan standar, jangan tinggi-tinggi-lah, biar peluangnya terbuka lebih lebar, bukankah Agama mengajarkan untuk mengedepankan agama dibandingkan dengan kriteria lainnya? Ini satu sisi. Sisi lainnya, bila Anda mematok kriteria tinggi, maka cobalah untuk ngaca, melihat diri sendiri, pantaskah Anda menuntut kriteria itu? Dalam arti apakah Anda juga selevel? Kalau Anda menuntut kecantikan atau ketampanan, sementara Anda miskin di bidang kecantikan atau ketampanan, bukankah dengan itu Anda memposisikan diri sebagai pangeran kodok yang ingin mempersunting putri raja? Tahu diri sedikit lah.

Bila kendalanya adalah keluarga, maka atasilah kendala ini, coba berbicara kepada mereka, berusaha meyakinkan mereka, dan secara umum Anda lebih tahu situasi dan keadaan keluarga Anda, maka mestinya Anda lebih tahu bagaimana cara menghadapinya.

Untuk kendala penampilan, kurang cantik atau kurang tampan, maka tidak perlu berkecil hati, karena tidak semua orang berpandangan demikian, di samping itu kecantikan atau ketampanan adalah relatif, percaya diri saja, tidak perlu berkecil hati karena ini, karena masing-masing telah diberi kadar oleh Allah dan itulah yang terbaik, tidak ada salahnya bila Anda berupaya menutup ‘kekurangan’ di sisi ini dengan kelebihan di sisi lain, boleh jadi penampilan Anda kurang menarik, tetapi ketika misalnya Anda pandai, pintar atau memiliki sisi lain yang positif, tentu kekurangan tersebut akan tertutpi bukan?

Bila kendalanya adalah kemapanan, maka percayalah bahwa rizki ada di tangan Allah, Anda cukup berusaha semaksimal mungkin sebatas yang Anda mampu, selebihnya biar Allah yang mengatur, siapa tahu Allah menggantungkan kelapangan rizki Anda dengan menikah? Tidak sedikit orang yang rizkinya sempit sebelum menikah, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya begitu dia menikah. Intinya tiada masalah yang tidak ada solusinya, termasuk masalah di mana jodoh Anda? Wallahu a’lam.