Apabila selesai dari dzikir i’tidal, maka dia bertakbir dan turun bersujud (Di sebagian naskah, “Bertakbir sementara dia sujud.” Ini jelas salah), dia memanjangkan takbir sampai dia meletakkan keningnya di lantai. Telah kami jelaskan hukum takbir ini bahwa ia adalah sunnah. Seandainya dia meninggalkannya, maka shalat-nya tidak batal dan tidak perlu sujud sahwi (Aku telah menjelaskan bahwa ia wajib dan hendaknya dia tidak memanjangkan sepanjang itu). Apabila dia sujud, maka dia mengucapkan dzikir-dzikir sujud, dan itu berjumlah banyak:

Di antaranya adalah hadits yang kami riwayatkan dalam Shahih Muslim dari riwayat Hudzaifah yang telah berlalu dalam masalah ruku’ tentang tata cara shalat Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu ketika beliau membaca al-Baqarah, an-Nisa` dan Ali Imran dalam satu rakaat, beliau tidak membaca ayat rahmat, kecuali beliau memohon dan tidak membaca ayat azab, kecuali beliau memohon perlindungan.
Kata Hudzaifah, “… kemudian beliau bersujud dan mengucapkan :

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى.

“Mahasuci Tuhanku, yang Mahatinggi (dari segala kekurangan dan hal yang tidak layak).” Dan sujud Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam mendekati panjang berdirinya (Takhrijnya telah berlalu nomor 138).

Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata :

كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُكْثِرُ أَنْ يَقُوْلَ فِي رُكُوْعِهِ وَسُجُوْدِهِ: سُبْحَانَكَ اللهم رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللهم اغْفِرْ لِيْ.

“Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam banyak mengucapkan pada ruku’ dan sujudnya, ‘Mahasuci Engkau Ya Allah, Rabb kami, aku memujiMu. Ya Allah, ampunilah dosaku!” (Takhrijnya telah berlalu nomor 141).

Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Aisyah radhiallahu ‘anha, sebagaimana telah kami cantumkan dalam masalah ruku’ bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan pada ruku’ dan sujudnya :

سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ.

“Engkau Yang Mahasuci dari sekutu dan Mahasuci dari kekurangan, Rabb malaikat dan Jibril.” (Takhrijnya telah berlalu nomor 143).

Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim (Kitab al-Musafirin, Bab Ad-Du’a` Fi Shalat al-Lail, 1/535, no. 771) dari Ali radhiallahu ‘anhu bahwa apabila Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam sujud, beliau mengucapkan :

اَللّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ.

“Ya Allah kepadaMu-lah aku bersujud, kepadaMu-lah aku beriman, kepadaMu-lah aku ber-serah diri, wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuk rupanya, yang memberikan pendengarannya, penglihatannya; Mahasuci Allah sebaik-baik Pencipta.”. Bersambung……….!!!

Sumber: Ensiklopedia Dziikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Wandy Hazar Z.