Muqaddimah

Segala puji bagi Allah Subhaanahu wa Ta’ala, kami memuji-Nya, mohon pertolongan-Nya dan minta ampunan-Nya, kamipun berlindung kepada-Nya dari kejelekan diri dan keburukan amal kami.

Barangsiapa yang Allah Subhaanahu wa Ta’ala berikan petunjuk kepadanya, niscaya tak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang telah Allah Subhaanahu wa Ta’ala sesatkan, niscaya tak akan ada seorangpun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.

Dan saya bersaksi bahwa tiada ilaah yang berhak untuk disembah melainkan Allah Subhaanahu wa Ta’ala semata tiada sekutu bagi-Nya, dan saya berkasi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan utusan-Nya.

Selanjutnya, pada dasarnya shalat memiliki kedudukan yang agung dalam Islam karena dia merupakan tiang agama, perkara pertama yang akan dihitung dari amalan seorang hamba pada hari kiamat, terdapat perintah untuk menjaganya dan menegakkannya sebagaimana yang termaktub di dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Namun demikian, sungguh kebanyakan kaum Muslimin tidak mengetahui hukum-hukum dan kewajiban yang berhubungan dengan tata cara melakukan shalat sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam khususnya masalah yang berkaitan dengan Sutrah (Pembatas) Dalam Shalat, baik manakala shalat sendiri ataupun berjama’ah. Padahal perkara ini berkaitan erat dengan syah dan sempurnanya shalat seseorang.

Melihat urgensnya sutrah di dalam shalat, maka perlu kiranya dalam rubik ini kami angkat dengan harapan perkara sunnah tetap tegak dan perkara bid’ah teresolisir, tidak justru sebaliknya bahkan yang nampak adalah perkara sunnah terkesan bid’ah dan yang perkara bid’ah terkesan sunnah.

Akhirnya, apa kedudukan sebenarnya sutrah dalam perspektif fiqh Islam, apakah yang demikian hukumnya wajib bagi setiap orang yang shalat, apakah pada setiap tempat, dan apa hukumnya bagi orang yang berjalan di depan orang shalat..??? kami akan berusaha mengupasnya dengan jelas sesuai dengan dalil-dalil yang mendukungnya.

Kami bedo’a semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufiq dan ‘inayah-Nya kepada kita sebagaimana kami memohon agar analisa yang sederhana ini bermanfa’at bagi yang membaca-nya sebagai sarana amar ma’ruf dan nahi mungkar di antara kita. Amin ya Rabbal ‘Alamin.(Husnul Yaqin Ibnu Arba’in)