Takziyah adalah menghibur orang yang sedang kesusahan karena musibah. Banyak kalimat untuk mengucapkan takziyah dan turut berduka atas musibah. Yang terbaik adalah ucapan Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam kepada putrinya, “Sesungguhnya milik Allah apa yang Dia ambil, milkNya juga apa yang Dia berikan, segala sesuatu di sisiNya mempunyai ajal yang ditetapkan, bersabarlah dan berharaplah pahala kepada Allah.”

Ash-Shiddiq Abu Bakar berkata, “Tidak ada musibah bersama takziyah, tidak ada faidah bersama kesedihan, kematian lebih berat dari apa yang sebelumnya namun lebih ringan dari apa yang sesudahnya. Ingatlah kematian Rasulullah niscaya musibahmu akan terasa ringan.”

Khalid bin Abdullah al-Qasri gubernur Irak, anaknya wafat, seseorang mengucapkan bela sungkawa kepadanya, “Wahai gubernur, bila engkau mampu menyegerakan kesabaran yang engkau tunda dan menunda kesedihan yang engkau segerakan maka lakukanlah.”

Umar bin Abdul Aziz, anaknya wafat, salah seorang saudaranya menulis bela sungkawa kepadanya, maka Umar menjawab, “Perkara ini sudah kami ketahui, maka saat ia terjadi, kami tidak mengingkarinya.”

Ibnu Abbas mengucapkan takziyah kepada Ibnu Ja’far, “Allah tidak menahan pahalamu atas musibah, tidak menghalangi pengganti yang sudah pergi dan semoga Dia memberatakan timbangan kebaikanmu karenanya.”

Umar bin Abdul Aziz berkata, “Betapa bagus takziyah orang-orang Yaman, mereka berkata, ‘Allah tidak membuat kalian bersedih dan menimpakan fitnah kepada kalian, semoga Dia memberikan pahala kepada kalian seperti pahala kepada orang-orang yang bertakwa, melimpahkan shalat dan rahmatNya kepada kalian.”

Az-Zubair bin al-Awwam mengucapkan takziyah untuk Abdurrahman bin Auf atas kematian salah seorang istrinya, “Allah tidak mengosongkan halamanmu, tidak membuat rumahmu sunyi, tidak menyia-nyiakan pahalamu, semoga Dia merahmati keluargamu yang wafat dan memberikan ganti dengan baik bagimu.”

Seorang laki-laki ditinggal wafat anak-anaknya, dia bersedih dan menjadi pendiam, namun beberapa waktu, dia kembali gembira dan tersenyum. Seseorang bertanya kepadanya, “Ada apa dengan dirimu?” Dia menjawab, “Lukanya sudah sembuh.”

Shalih bin Abdul Quddus berkata,

Bila apa yang menimpamu memang berat
Maka tidak adanya takziyah lebih berat lagi.

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam ditanya tentang laki-laki muslim yang beribu Nasrani, ibunya tersebut wafat, bagaimana taziyahnya? Dia menjawab, “Dengan mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah atas apa yang Dia putuskan. Kami berharap ibunya wafat di atas Islam dan semoga Allah memudahkannya bagimu.”

Dia juga ditanya tentang takziyah kepada tetangga Nasrani, dia menjawab, “Sesungguhnya Allah menetapkan kematian atas makhlukNya dan kematian adalah keharusan atas setiap yang hidup.”

Urwah bin az-Zubair, kakinya harus diamputasi dan beberapa saat setelahnya, salah seorang anaknya wafat, dia berkata, “Ya Allah, Engkau mengambil satu anggota dan meninggalkan beberapa anggota. Engkau mengambil seorang anak dan meninggalkan beberapa anak.”

Isa bin Thalhah bin Ubaidullah datang kepadanya, dia berkata kepada sebagian anaknya, “Angkat kainku ini, biar pamanmu melihat kakiku.” Isa bin Thalhah menjawab, “Wahai Abu Abdullah, kamu bukan untuk berkelahi dan bukan untuk balapan lari, alhamdulillah, Allah masih menyisakan untuk kami pada dirimu apa yang kami butuhkan, akal dan ilmumu.” Urwah berkata, “Tidak ada yang mengucapkan takziyah kepadaku sepertinya.”

Bahjatul Majalis, Hafizh Ibnu Abdul Bar. (Izzudin Karimi)