Reporter : Binawan Sandhi Kusuma

Rabu pagi (19/01/05), Tim III SIWAKZ ALSOFWA mendapat tugas mengevakuasi 5 jenazah keluarga sanak saudara Bapak Nashir yang terperangkap di bawah reruntuhan rumah mereka di kawasan Simpang Tiga Ulee Lheue. Padahal pada saat yang sama, Tim III bermaksud melakukan evakuasi jenazah di Lhok Nga. Akhirnya 6 anggota tim bergerak menuju Ulee Lheue sedangkan 3 anggota tim ditugaskan berangkat ke Lhok Nga bersama tim relawan dari lembaga lain untuk evakuasi jenazah di sana.

Dipandu oleh penunjuk jalan, 6 anggota tiba di kawasan Simpang Tiga Ulee Lheue sekitar pukul 10.00 WIB. Akibat jalan terhalang oleh Kapal milik PLN yang terdampar menimpa belasan rumah di sana, mobil terpaksa berhenti agak jauh dari lokasi yang dituju dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Agar lebih cepat tiba di lokasi, kami, 6 anggota Tim III SIWAKZ ALSOFWA mencoba memotong jalan dengan melintasi puing-puing rumah yang dipenuhi oleh kayu, seng, paku dan jalan atau kebun yang berlumpur. Tak jarang pula kami melintasi beberapa mayat yang sudah membusuk, bahkan ada di antaranya berada di bawah kami yang melintas di atas puing-puing rumah. Bau anyir yang menyebar membuat kami harus menahan napas beberapa kali dan membuat kami juga merasakan mual-mual di perut.

Medan berat dan berbahaya ini mengingatkan kami akan kejadian beberapa hari sebelumnya, saat itu seorang relawan tertusuk paku dan terkena infeksi sehingga harus di bawa ke rumah sakit di Medan. Untuk itu kami menyempatkan diri memeriksa kembali perlengkapan kami, terutama obat-obatan P3K.

Setengah jam kemudian kami tiba di lokasi sasaran berupa rumah berlantai dua yang rusak akibat gempa dan tsunami sementara garasi rumah tersebut dipenuhi kayu, beton, seng dan puing-puing lainnya. Kami masuk dan naik ke lantai dua untuk mencari lokasi mayat dan kami melihat 5 tubuh membusuk di bawah reruntuhan puing-puing di garasi rumah tersebut.

Evakuasi harus kami lakukan ekstra hati-hati karena tubuh-tubuh tersebut selain menggembung, mudah sekali terkoyak daging atau kulitnya. Bau busuk menusuk hidung menerpa ketika kami menyingkirkan satu-persatu puing-puing yang menimpa tubuh-tubuh tersebut.

Akhirnya kami berhasil mengevakuasi 3 jenazah sementara sisanya harus menunggu exkavator untuk menyingkirkan beton yang menindih tubuh mereka. Lepas tengah hari, kami berhasil mengevakuasi 2 jenazah laki-laki dewasa, 2 jenazah remaja putri dan 1 jenazah balita. Selain itu kami menemukan lagi 3 jenazah laki-laki dewasa di lokasi yang sama.

Setelah diidentifikasi, atas permintaan pihak keluarga, delapan jenazah tersebut kami kuburkan dalam satu lubang . Sementara itu 3 anggota tim lainnya berhasil mengevakuasi 9 jenazah di Lhok Nga, sehingga total pada hari itu kami berhasil mengevakuasi 17 jenazah.